Kopi TIMES

Bulan Syawal Bulan Keberkahan

Minggu, 20 April 2025 - 05:50 | 14.09k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Kita bersyukur kepada allah swt hari ini kita berada di Bulan yang mulia dan Istimewa yaitu bulan syawal,  bulan yang menjadi momentum dan kesempatan bagi kita untuk melanjutkan dan meningkatkan semangat beribadah yang telah kita peroleh selama bulan Ramadan. makna dalam Bahasa arab, kata “Syawal” (شَوَّالُ) berasal dari kata “Syala” (شَالَ) yang berarti “irtafaá” (اِرْتَفَعَ) yang dalam bahasa Indonesia memiliki makna “meningkatkan”.

Oleh karena itu, kita terus diingatkan untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan yang penuh kebahagiaan berupa Hari Raya Idul Fitri ini. Makna ini seharusnya menjadi inspirasi kita untuk tetap mempertahankan grafik kualitas dan kuantitas ibadah pasca-Ramadan.

Advertisement

Bulan syawal adalah bulan keberkahan. Marilah kita berusaha dan berdoa supaya hidup kita berkah, ilmu kita berkah, keluarga kita berkah, rezeki kita berkah, dan amal kita juga berkah. Sebab, keberkahan sangatlah penting, umur yang berkah bisa meninggalkan jasa yang besar, meskipun tidak terlalu banyak.

Imam Syafii umurnya 54 tahun Imam Nawawi umurnya hanya sekitar 45 tahun tetapi umurnya berkah, dakwahnya luar biasa, muridnya banyak, dan bisa mengarang kitab dalam jumlah besar. Itulah contoh umur yang berkah, namun bisa meninggalkan karya yang luar biasa dan kitab-kitab besar yang menjadi pegangan mayoritas umat Islam di seluruh dunia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Rezeki yang berkah halalan thayyibah bisa menjadi perantara untuk keluarga sakinah mawaddah warahmah,putra putri shaleh shalehah.. maka Bertakwalah kepada Allah Swt, lakukan perintah-Nya, serta jauhi larangan-Nya. Insyaallah hidup kita di dunia menjadi berkah. Allah berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُواْ وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ *

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Selain beribadah kepada Allah (habluminallah), seperti menegak-kan salat, kita juga Aharus menjalin hubungan kepada sesama manusia (habluminannas). Jangan durhaka kepada orang tua, jangan terlalu keras kepada murid dan santri, jangan zalim kepada keluarga maupun tetangga, bersikap baiklah kepada sesama manusia, utamanya orang tua. Allah Swt. memberi nyawa kita melalui orang tua dan akhirnya Allah membuat ketentuan bahwa rida Allah Swt. turun lantaran kedua orang tua. Sebagaimana sabda nabi :

رِضَا اللهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللَّهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ.

"Asal orang tua rida, Allah juga rida. Kalau orang tua murka, Allah juga murka."

Allah akan memberkahi rezeki asal kita berbaik-baik mendoakan orang tua. Jika anak sudah tidak mau lagi mendoakan orang tua, maka berkah rezekinya dicabut Allah Swt. Dalam hal ini, Nabi bersabda:

إِذَا تَرَكَ العَبْدُ الدُّعَاءَ لِلْوَالِدَيْنِ فَإِنَّهُ يَنْقَطِعُ عَنْهُ الرِّزْقُ.

"Jika anak tidak mau lagi mendoakan orang tua, tidak mau berbaik-baik pada orang tua, maka putuslah berkah rezekinya."

Penyebab Allah menurunkan musibah, malapetaka, cobaan, bahkan kesempitan rezeki bisa jadi karena kita tidak bersatu dan justru berpecah belah. Padahal, sesama muslim, sesama anak bangsa, dan sesama manu-sia, kita tidak boleh saling mengolok-olok, saling menjatuhkan, saling menyindir, dan saling berpecah-belah. Sebab, hal itulah yang menjadi sebab musabab berkah dicabut Allah Swt., rahmat dicabut Allah Swt. Nabi bersabda:

عليكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ الْبَرَكَةَ مَعَ الْجَمَاعَةِ

"Bersatulah kamu, berkumpulah kamu, bergotong royonglah kamu, karena di sana ada keberkahan

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Selanjutnya, jagalah persatuan. Memang ada banyak aliran di antara umat Islam, banyak mazhab, banyak partai, dan banyak kepentingan. Namun, atas nama Islam dan atas nama anak bangsa, sesama warga NKRI harus tetap bersatu, jangan saling mengafirkan, jangan saling menzalimi, jangan saling mengkhianati, jangan saling mencurangi, dan jangan saling memusuhi karena musuh kita yang sejati adalah setan. Melalui momentum bulan syawal ini marilah kita tingkatkan ukhuwah islamiyah kita, ukhuwah wathoniyah kita, ukhuwah basyariyah dan nahdhliyah kita dalam konsep

 وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟

Bulan Syawal adalah anugerah bagi umat Islam untuk terus melangkah menuju kebaikan. Dengan berbagai amalan mulia, seperti puasa sunnah, silaturahmi, sedekah, dan menjaga akhlak, Syawal menjadi waktu yang penuh berkah dan ampunan.

Bulan ini mengajarkan kita untuk tidak hanya berhenti pada kemenangan Idulfitri, tetapi juga melanjutkan perjuangan spiritual sepanjang tahun. Mari jadikan Syawal sebagai titik awal untuk memperbaiki diri, mempererat hubungan dengan sesama, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dengan semangat Syawal, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan penuh keberkahan. Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan Syawal dengan sebaik-baiknya dan meraih rahmat serta ridha dari Allah SWT. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES