
TIMESINDONESIA, MALANG – Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) pada tahun 2022, mencatat Indonesia sebagai penghasil sampak plastik terbesar kedua di dunia. Terdapat 3,2 juta ton sampah plastik setiap tahun yang tidak dikelola dengan baik, bahkan 1,29 juta ton sampah tersebut berakhir di perairan laut dan TPA.
Sumber sampah tersebut mayoritas adalah bekas dari kemasan kosmetik. Cosmetic Packaging Market-Growth, Trends and Forecasts (2020-2025) melaporkan terdapat kurang lebih 50% kemasak produk kosmetik terbuat dari plastik.
Advertisement
Kita ketahui bersama bahwa sampah plastik sangat berdampak buruk terhadap lingkungan dan Kesehatan manusia. Plastik yang tidak terkelola dengan tepat akan mencemari tanah, air, dan udara sehingga menyebabkan kerusakan ekosistem dan ancaman bagi satwa liar.
Di berbagai negara bahkan di Indonesia penggunaan plastik semakin meningkat. Plastik menjadi pilihan utama masyarakat karena lebih ringan, praktis, dan mudah digunakan kapanpun. Namun penanganan sampah plastik belum menemukan titik terang.
Pemerintah telah melakukan beberapa upaya salah satunya dengan proses daur ulang sampah, menyediakan tempat sampah yang telah dipisah (sampah kering dan sampah basah), strategi ini belum berdampak secara signifikan dalam reduksi jumlah sampah plastik.
Masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya, hal ini yang menjadi faktor pemicu gagalnya pemerintah dalam menjalankan programnya.
Indonesia pernah melakukan uji coba kantong plastik berbayar yang diuraikan dalam Surat Edaran Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jendral Pengelolaan Sampah LImbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun Nomor : S.1230/PSLB3-PS/206 tentang harga dan mekanisme penerapan kantong plastik berbayar.
Strategi ini menunjukkan perubahan yang signifikan, rata-rata pengurangan kantong plastik dalam skala nasional mencapai 55,1%. Akan tetapi adanya uji coba tersebut menimbulkan pro dan kontra pada masyarakat, hingga akhirnya uji coba tersebut dihentikan, kantong plastik kembali digratiskan yang mengakibatkan penggunaan kantong plastik semakin tinggi.
Sampah plastik sangat erat hubungannya dengan perempuan, seiring dengan fungsi domestik yang dijalankan dalam rumah tangga. Contohnya belanja kebutuhan sehari-hari di mall/warung yang dibungkus oleh plastik, pembalut, breats pad hingga popok untuk anak.
Perempuan masih saja dijadikan sebagai obyek karena menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak. Sedangkan edukasi terkait bahaya dari bahan-bahan tersebut terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan masih sangat minim.
Menjaga alam dan lingkungan merupakan tanggung jawab semua orang. Bagi perempuan sudah saatnya menentukan pilihan apakah akan tetap menggunakan produk sekali pakai atau beralih ke produk yang ramah lingkungan.
Hemat penulis, memperingati hari bumi bukan hanya dengan menanam 1000 pohon, bersih-bersih pantai, dan atau kegiatan lainnya tapi juga bisa dimulai dengan kebiasaan kecil yang berdampak panjang pada kehidupan serta generasi kita.
Jika kalian termasuk dalam perempuan yang masih memiliki kebiasaan menggunakan pembalut sekali pakai, kapas untuk membersihkan make-up, tissue untuk membersihkan wajah, belanja di warung/mall menggunakan plastik, membeli makanan/minuman yang menggunakan bahan plastik, membuang sampah tidak pada tempatnya, kita harus segera “Peduli” dengan diri kita dan generasi kita.
Bangun pemahaman bahwa sampah plastik mengakibatkan hal buruk bagi perempuan, khususnya terkait kesehatan hormonal dan reproduksi. Mikroplastik yang masuk dalam tubuh melalui berbagai jalur seperti makanan dan minuman dapat mengganggu sistem hormone, meningkatkan risiko gangguan menstruasi, hingga masalah kesuburan.
Peringatan hari bumi yang jatuh tanggal 22 April 2025 menyadarkan saya secara pribadi bahwa saya telah menyumbangkan sampah plastik yang cukup banyak untuk bumi, apakah kalian juga merasa begitu?
Jika ia untuk menebusnya mari kita bersama-sama membiasakan diri dengan menerapkan kebiasaan kecil namun berdampak signifikan pada keberlanjutan kehidupan. Kita boleh menerima dengan sebutan penyumbang sampah plastik terbanyak, namun kita juga harus bisa menangkis dengan tindakan yang berdampak pada bumi kita.
Tindakan konkrit yang bisa kita mulai saat ini adalah kebiasaan mengurangi penggunaan kantong plastik dimanapun berada khususnya ketika berbelanja baik makanan maupun minuman. Sebisa mungkin membawa wadah/tas belanja sendiri mall/warung.
Kedua, mengganti pembalut sekali pakai dengan pembalut kain dan menstural cup (bagi yang sudah menikah, karena masih menuai pro kontra dalam penggunaannya).
Untuk penggunaan popok sekali pakai pada anak bisa diganti dengan popok kain yang penggunaanya mirip dengan popok biasa hanya saja bisa dicuci dan dipakai kembali ketika sudah kering dan lebih aman bagi anak/bayi kalian.
Selanjutnya jika kalian termasuk perempuan yang sering membersihkan wajah dengan tissue, kurangi penggunaannya sebaiknya menunggu wajah kering atau bisa langsung di lap dengan handuk wajah.
Kelima, jangan buang wadah skincare dan kosmetik ke tempat sampah, tapi kalian bisa mengumpulkannya dan mengikuti program dari waste4change. Waste4change ini mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah skincare dalam kemasan bekas pakai untuk di daur ulang serta menawarkan diri untuk mengolah sampah-sampah skincare yang sudah tidak terpakai.
Jika penasaran bisa langsung cek Instagram mereka ‘waste4change’. Lima Tindakan ini merupakan strategi versi saya yang bisa dibiasakan untuk mulai mencintai bumi. Jika dirasa tidak mudah, maka beranilah untuk memulai kebiasaan tersebut.
Tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi sampah plastik, dan sebisa mungkin melakukan penghijauan merupakan wujud nyata dari mencintai bumi. Selamat Hari Bumi, mari selamatkan bumi dengan tindakan kecil kita.
***
*) Oleh : Putri Yusi Lailatul Musyarofah, Aktivis Perempuan.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |