Harlah GP Ansor dan Strategi Kolaborasi Kemendes PDT

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gerakan Pemuda Ansor adalah organisasi kepemudaan yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), ormas Islam terbesar di Indonesia. Data spesifik tentang sebaran anggota memang sulit ditemukan, namun mereka memiliki basis massa yang solid dan jaringan yang terstruktur di seluruh wilayah Indonesia.
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengemukakan data bahwa terdapat total 20 persen warga Indonesia yang mengaku sebagai anggota Nahdlatul Ulama (NU) Jika mengacu pada organisasi induknya yaitu Nahdlatul Ulama, maka anggota GP Ansor berada di kisaran tersebut atau bahkan lebih, karena data dari riset Deny JA, mengatakan anggota Nahdliyin terus bertambah.
Advertisement
Didirikan pada 24 April 1934, GP Ansor lahir dari semangat pemuda Nahdliyin untuk menjaga NKRI dan memperkuat ukhuwah Islamiyah serta kebangsaan. Organisasi ini memiliki jaringan kuat hingga tingkat desa melalui struktur Banser (Barisan Ansor Serbaguna) dan kaderisasi yang berjenjang.
GP Ansor memainkan peran aktif dalam pemberdayaan masyarakat, penguatan ideologi Pancasila, serta penanggulangan radikalisme. Dengan modal sosial ini, GP Ansor adalah mitra strategis dalam pembangunan desa yang inklusif dan berkelanjutan.
Puncak peringatan Hari Lahir ke-91 GP Ansor akan digelar pada 24 April 2025 di Stadion Banyumas, Jawa Tengah. Tema besar yang diangkat adalah soal Penguatan Ketahanan Pangan Nasional, yang dinilai sejalan dengan program prioritas pemerintah. Dalam portal resminya, GP Ansor menyadari pentingnya partisipasi aktif dalam berbangsa menjaga kedaulatan negara, dan perwujudan Asta Cita pemerintah.
Dengan mengusung tema "Patriot Ketahanan Pangan," GP Ansor menunjukkan komitmennya untuk menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan hak atas pangan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. "Right to foods for a better life and a better future" menyoroti pentingnya akses pangan yang beragam, bergizi, aman, dan terjangkau bagi semua orang.
Tema ini juga menekankan perlunya mengatasi masalah kelaparan, kekurangan gizi, dan kemiskinan, serta mempromosikan pertanian dan sistem pangan yang berkelanjutan.
Hal ini sejalan dengan program Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto yang telah mengeluarkan Kepmendesa Nomor 3 Tahun 2025 tentang Panduan Penggunaan Dana Desa Untuk Ketahanan Pangan dalam Mendukung Swasembada Pangan.
Berdasar semangat yang sama, Kemendes PDT menyambut baik kolaborasi GP Ansor dalam menjalankan 12 rencana aksi demi mewujudkan Astacita ke-6 Presiden Prabowo Subianto.
Diketahui, Kemendes tengah menjalankan 12 rencana aksi di antaranya peningkatan swasembada pangan, air, dan energi, pengembangan desa ekspor, pemuda dan pemudi pelopor desa, sinkronisasi dan konsolidasi program kementerian/lembaga masuk desa, dan lain sebagainya
Secara terbuka Mendes PDT, Yandri Susanto mengatakan bahwa Kemendes tidak bisa sendirian mewujudkan program-program mendukung visi misi Pak Presiden, dibutuhkan kolaborasi dengan elemen bangsa yang lain, karena kita bukan superman tapi kita super tim.
Kolaborasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, (Kemendes PDT) menjadi langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian pangan di tingkat desa, yang pada gilirannya akan memperkuat ketahanan nasional secara keseluruhan.
Strategi Kolaborasi: Sinergi yang Dibutuhkan
Di sinilah posisi GP Ansor menjadi sangat vital. Sebagai organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama yang memiliki jaringan luas hingga ke tingkat desa, GP Ansor memiliki kekuatan sosial, spiritual, dan kultural yang mampu menyentuh masyarakat secara langsung.
Para kader Ansor dikenal aktif, militan, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu sosial. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat legitimasi program ketahanan pangan, tetapi juga memperluas daya jangkau serta mempercepat pelaksanaannya di lapangan.
Sinergi antara Kemendes PDT dan GP Ansor merepresentasikan pertemuan antara kekuatan negara dan gerakan sosial berbasis nilai. Dari satu sisi, Kemendes memberikan arah dan dukungan struktural; dari sisi lain, GP Ansor menggerakkan masyarakat dengan pendekatan partisipatif dan nilai-nilai keislaman yang mengakar kuat.
Model kolaboratif ini memungkinkan pendekatan pembangunan yang lebih humanis dan kontekstual, di mana kebijakan tidak datang dari atas saja, melainkan dijalankan dan dijaga oleh masyarakat sendiri.
Selain itu, pemuda desa yang menjadi tulang punggung GP Ansor dapat didorong menjadi pelaku utama dalam sektor pertanian, peternakan, agrobisnis, dan inovasi pangan lokal. Dengan pelatihan dan pendampingan yang tepat, para pemuda ini dapat mengembangkan potensi desa menjadi kekuatan ekonomi berbasis komunitas. Ini sekaligus menjadi solusi terhadap masalah klasik seperti urbanisasi dan pengangguran.
Membangun Desa, Membangun Indonesia
Momentum Harlah GP Ansor bukan sekadar seremonial, melainkan menjadi panggilan untuk memperkuat peran pemuda dalam membangun bangsa dari desa. Kolaborasi dengan Kemendes PDT bukan hanya memungkinkan, tetapi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pembangunan desa yang partisipatif dan berkelanjutan.
Sinergi ini merupakan bagian dari ikhtiar besar untuk menjaga Indonesia dari pinggiran melalui pemberdayaan, persatuan, dan keteladanan. Tentu ini bukan perayaan semata, tetapi juga mengingatkan kita semua akan pentingnya peran pemuda dalam menjaga dan memperkuat ketahanan pangan sebagai bagian integral dari kedaulatan bangsa.
Selamat berharlah yang ke 91 tahun, GP Ansor dan mari bersama mewujudkan Desa Terdepan untuk Indonesia Emas 2045.
***
*) Oleh : Dr. H. M. Afif Zamroni, Lc., M.E.I., Staf Khusus Menteri Desa & PDT.
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hainorrahman |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |