Kopi TIMES

Ittiba' Rasulullah SAW

Jumat, 09 Mei 2025 - 13:20 | 5.98k
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Sebagai utusan Allah menjadi nabi dan rasul Allah yang terakhir, Nabi Muhammad SAW. memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh para Nabi lainnya. Satu diantara banyak keistimewaannya adalah kewajibannya dalam menyampaikan ajaran yang diterima dari Allah kepada manusia yang tidak terpaku pada umat (bangsa) tertentu, melainkan terhadap semua umat manusia (rahmatan lil'alamin).

Wajib bagi seluruh umat manusia yang hidup pada masa Nabi Muhammad sampai hari akhir kelak untuk mengikuti ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Kalau kehidupan ini mau selamat dan bahagia harus mengikuti Rasulullah, ketika Rasulullah menjadi pemimpin agama, pemimpin Negara dan menjadi manusia yang sama dengan yang lainnya.

Advertisement

Ketika melihat kondisi sekarang yang banyak manusia semaunya sendiri, merasa paling benar dan sangat berhak masuk surga, seharusnya sadar bahwa dia itu mengikuti Rasulullah atau mengikuti orang jahiliyah. Teladan yang ada dalam diri Rasulullah itu dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةً لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah".

Didalam meneladani Rasulullah SAW harus memahami sifat kepribadian yang dimiliki Nabi Muhammad dan bagaimana perilaku sehari-harinya. Harus dipahami pula bahwa Rasul adalah manusia biasa yang mempunyai sifat kemanusian sebagaimana manusia lainya. Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an:

Rasulullah memiliki sifat yang sama dengan manusia yang lain

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَى أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهَ وُحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِّلْ مُشْرِكِينَ

Artinya: Katakanlah. "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya, dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya." (QS. Fushshilat: 6)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Seorang Rasul memiliki tugas yang amat berat karena harus membawa risalah untuk disampaikan kepada umatnya. Maka dari itu para rasul memiliki sifat-sifat khusus. Salah satunya adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. serta para nabi dan rasul yang lain adalah:

1. Shiddiq, yang artinya jujur. Nabi dan rasul setiap perkataan dan perilakunya selalu bersikap jujur dan mustahil berbuat dusta, dan berbohong.

2. Amanah, yang artinya dapat dipercaya dalam kata dan perbuatannya. Nabi dan rasul selalu dapat dipercaya perkataan dan perbuatannya dalam segala tindakannya. Seperti dalam mengadili, mengambil keputusan atas suatu permasalahan, menerima serta menyampaikan wahyu, serta mustahil akan berperilaku munafik.

3. Tabligh, yang artinya menyampaikan. Wahyu yang diterima Nabi dan rasul dari Allah, selalu disampaikan kepada umat manusia. Mustahil bagi nabi dan rasul menyembunyikan wahyu yang diterimanya.

4. Fathanah, yang artinya cerdas atau pandai. Para Nabi dan Rasul tentunya memiliki sifat cerdas dan selalu berpikir jernih, sehingga dapat menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya. Mustahil bagi Nabi dan Rasul bersikap bodoh, mengingat tugasnya yang begitu berat dan penuh tantangan.

Selain 4 sifat tersebut, nabi dan rasul tidak pernah berbuat ma shum, yakni tidak berbuat dosa atau bermaksiat kepada Allah. Nabi juga manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan dan lupa, namun lupa dan kesalahan Nabi selalu mendapat teguran dari Allah, sehingga akhirnya dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah.

Selain sifat-sifat tersebut, Nabi Muhammad SAW. memiliki gelar Al-amin. yang artinya selalu dapat dipercaya. Nabi Muhammad mendapatkan gelar ini sejak beliau masih usia dini. Nabi Muhammad dalam kehidupannya belum pernah berbohong dan merugikan orang-orang disekitarnya. Sa'id Hawwa menguraikan keluhuran budi Rasulullah SAW. yang sangat patut diteladani oleh umat Islam dalam salah satu bukunya (2002: 164-186). Sa'id Hawwa menjabarkan kebaikan Nabi dalam hal kesabarannya, kasih sayangnya, sikap baik kepada keluarga maupun umatnya, kedermawanannya, kesa-hajaannya, kemurahan hatinya, serta kerendahan hatinya. Kebaikan Nabi tersebut yang patut diteladani dan diimplementasikan dalam kehidupan umat Islam sehari-hari.

Tidaklah mudah untuk mencontoh sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. tersebut. Butuh kesabaran dan proses yang tidak pendek. Dengan bekal cinta dan taat kepada Nabi, seseorang dapat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Jelas tidak mungkin untuk meneladani sifat Nabi secara sempurna, karena beliau digambarkan sebagai insan kamil (manusia sempurna) yang tidak ada bandingnya. Sebagai umatnya tetap harus berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani sifat dan perilaku beliau, apapun hasilnya. ***

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*) Penulis: Dr. Kukuh Santoso, M.Pd, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES