Kopi TIMES

Inisiatif dan Prakarsa Prabowo atas Konflik India-Pakistan

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:23 | 9.38k
M Sholeh Basyari, Wasekjen PB IKA PMII, Aktivis NU dan Direktur Ekskutif Center Strategy on Islamic and International Studies (CSIIS), Jakarta
M Sholeh Basyari, Wasekjen PB IKA PMII, Aktivis NU dan Direktur Ekskutif Center Strategy on Islamic and International Studies (CSIIS), Jakarta
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – India dan Pakistan terjebak oleh provokasi militan yang membantai 26 turis pada Selasa 22 April 2025, di Kashmir. India, Pakistan dan Bangladesh (IPB) awalnya adalah "negeri serumpun". IPB ketika kurang lebih 2 abad dalam kendali imperialisme Inggris, lebih dikenal sebagai anak benua: India.

India Paska Imperialisme Inggris 

Berakhirnya penjajahan Inggris di India tahun 1947, sekaligus pembelahan anak benua ini menjadi: India dan Pakistan. Belakangan Pakistan Timur juga lepas dari Islamabad membentuk Bangladesh dengan kontrol yang berpusat di Dhaka.

Advertisement

Bermunculannya tiga negara hasil "Gono gini" Inggris ini, awalnya didasarkan pada pengelompokan (fusi) berbasis agama. India dibangun dan disatukan atas dasar keyakinan Hindu Budha. Sementara Pakistan dan Bangladesh disemangati oleh spirit Islam.

Belakangan persoalan tidak selesai dengan model fusi berbasis agama. Jammu dan Kashmir (JK), merujuk "aljazeera" dan "Syarqul Awsad" ( dua koran paling berpengaruh di timur tengah dan di belahan teritori Islam), JK telah memicu gelombang konflik, conflic wave, persis empat kali pada April 2025 ini. Keempat gelombang konflik tersebut adalah: 1947-1948, 1965, 1989 dan 2025 ini.

JK yang wilayahnya hampir sepadan dengan Jawa timur, yakni 42.241Km, dengan mayoritas muslim, dikaruniai view yang indah, tetapi selalu memicu vibe India Pakistan plus China "bersumbu pendek".

Di samping itu, penyelesaian konflik JK bisa disebut tidak permanen. Perjanjian bilateral India dan Pakistan, maupun upaya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), secara umum bersifat normatif dan karikatif.

Baik India maupun Pakistan secara karikatif mencoba merayu dan menjinakkan warga JK dengan beragam infrastruktur mulai listrik, pendidikan, fasilitas kesehatan dan tentu saja tourisme.

Islamabad menuntut referendum atas JK. Sementara Komisi pemilihan umum (KPU) India selalu menyertakan warga JK, berpartisipasi dalam Pemilu India.

Padahal, mayoritas warga JK menghendaki tidak sekedar pemerintahan yang otonom yang berporos pada Islamabad dan lebih-lebih New Delhi. Alih alih menghendaki provinsi otonom, JK menghendaki menjadi negara sendiri, yang independen dari India dan Pakistan.

Campur tangan PBB ditolak India. perjanjian Simla 1972, menyebut bahwa konflik JK adalah urusan bilateral India Pakistan.

Prakarsa Prabowo 

Untuk mengurai konflik estafet India Pakistan itu, Prakarsa Prabowo dihajatjan. Hal ini karena sejumlah hal. Pertama, Januari lalu, Prabowo berkunjung ke India dan disambut luar biasa. Presiden kedelapan kita ini, diposisikan sebagai tamu utama chief guest. 

Hal ini sedikit berbeda dengan kunjungan Gus Dur ataupun Jokowi. Pada kunjungan Januari 2025 itu, Prabowo di samping sebagai muhibah sejarah sekaligus juga penandatangan 5 perjanjian kerjasama. 

Lebih dari itu, kunjungan ini mengusung makna legendaris: membangkitkan kembali kepemimpinan Indonesia dan India, sebagai pemimpin kawasan. Untuk yang terakhir ini, Prabowo- Narendra Modi merefresh memori publik tentang persahabatan "Bung Karno-Nehru".

Kedua, Prabowo-Modi sama-sama berada di New Non-blok: G20 dan BRICS. Peran Prabowo (Indonesia) dan Modi (India) paralel dengan peran  Bung Karno dan Nehru. 

Kala itu India, mesir, Yugoslavia dan Ghana, menggalang aliansi negara antar kawasan dalam gerakan Non-blok. Aiansi ini bertujuan untuk menghindari jebakan dan perangkap akibat dua blok utama kekuatan dunia: Timur dan Barat.

Sementara di era geopolitik kontemporer, India dan Indonesia, secara kreatif masuk dalam aliansi ekonomi baru yang diarsiteki baik oleh Rusia (representasi blok Timur klasik ) maupun Amerika (representasi kekuatan utama kontemporer). Aliansi tersebut adalah Brics dan G20.

India lebih dulu masuk dalam aliansi Brasil, India, China dan South Africa (BRICS). Di era jokowi, Indonesia, tampak wait and see untuk masuk Brics. Meski agak "terlambat", Prabowo mendorong Menlu Sugiyono, untuk segera "mendaftarkan" Indonesia sebagai anggota penuh Brics.

Dengan masuk Brics, dan sebelumnya sama-sama sebagai members G20, Indonesia dan India, canggih bermanuver, menari Poco-Poco dan kuch kuch hota hai, dalam lentur balet maupun gerakan-gerakan "tak beraturan" rock n roll.

Secara seiring, posisi Indonesia dan India, baik dalam G20 maupun Brics, bisa disebut sebagai "new non-blok". New non-blok sebagai bentuk aliansi baru, yang dibingkai oleh Prabowo dan Narendra Modi. Aliansi ini, tampaknya terbingkai "secara tidak sengaja". 

Meski secara tidak sengaja, karena adanya chemistry historis antara Indonesia dan India yang kuat, aliansi ini bisa langsung tune in. Chemistry tersebut sejatinya adalah warisan dari bung Karno dan Nehru: Indonesia dan India adalah mitra lama, mitra sejati.

Ketiga, Pemimpin Kawasan. Ketika China dan Korea Utara, pada era perang dingin, berkiblat ke (almarhum) Uni Soviet, sementara Korea Selatan dan Jepang, makmum ke imam besar: Amerika, Indonesia dan India, secara original membentuk aliansi non-blok. 

Dengan aliansi tersebut, Indonesia dan India, menjadi negara yang disegani, pemimpin kawasan sekaligus secara geopolitik internasional, sejajar dengan Amerika dan Soviet. 

Ketika itu, selain Indonesia, negara-negara di kawasan  Asia tenggara, jauh tertinggal. Thailand, Vietnam, Malaysia bahkan Singapura, sangat hormat pada Indonesia. Tak beda dengan India. Bangladesh, Maladewa dan Srilanka, segan dengan wibawa India. 

Dengan reasoning ini prakarsa Prabowo untuk mengatasi dan menghentikan konflik India Pakistan menemukan momentum sekaligus dihajatkan. Wibawa Prabowo bagi India serta kedekatan pribadinya dengan perdana Modi, adalah pintu untuk meredakan ketegangan.

prakarsa Prabowo menjadi niscaya dan mendesak untuk diambil, demi merespon isu liar kehadiran "tamu tak diundang" seperti Turki, Azerbaijan serta Tiongkok yang memberi dukungan pada Islamabad. 

Juga, adanya informasi yang menyebut bahwa Rusia juga aktif atau setidaknya membekali India dengan sistem pertahanan udaranya. 

Sejumlah laporan menyebut, india menggunakan sistem pertahanan udara rudal jarak jauh canggih S-400 buatan Rusia dalam Operasi Sindoor dengan target jet-jet tempur Pakistan.

Penggunaan ini terkonfirmasi dengan ditemukannya puing-puing rudal S-400 Triumf oleh pasukan Pakistan. Puing rudal ditemukan di dekat Kota Dinga di Provinsi Punjab, Pakistan. 

Konflik India Pakistan dengan eskalasi dan efek yang dahsyat di 2025 ini, adalah "kesempatan" bagi Presiden Prabowo mempresentasikan dirinya sebagai pemimpin kawasan. Wibawa Prabowo bagi India serta hubungan luar biasa Indonesia Pakistan, bisa dimanfaatkan sebagai kunci utama, di samping faktor stabilitas dan ekonomi: jika Pakistan dan India terus konflik, Indonesia bisa saja memutus kran impor daging kerbau dari keduanya. 

***

*) Oleh : M Sholeh Basyari, Wasekjen PB IKA PMII, Aktivis NU dan Direktur Ekskutif Center Strategy on Islamic and International Studies (CSIIS), Jakarta.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES