GMFKPPI Ingatkan: Inilah Momen Krusial Pancasila, Siapkah Kita?

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GMFKPPI)
1 Juni 2025, genap 80 tahun Pancasila lahir sebagai ideologi fundamental bangsa kita. Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengusung tema "Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya". Namun, di tengah hiruk pikuk perayaan, saya, sebagai Ketua Umum Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (GMFKPPI), merasa perlu mengingatkan: inilah momen krusial bagi Pancasila. Pertanyaannya, siapkah kita sebagai bangsa menghadapi ujian ini?
Advertisement
Kita tak bisa lagi sekadar merayakan Pancasila sebagai ritual tahunan. Tantangan yang membentang di depan mata sungguh nyata dan mengancam sendi-sendi kebangsaan.
Dari disintegrasi sosial akibat polarisasi politik ekstrem, serangan hoaks yang merusak nalar publik, hingga ancaman ideologi transnasional yang perlahan menggerogoti nilai-nilai luhur kita.
Belum lagi disrupsi teknologi yang mengubah lanskap kehidupan, serta tantangan ekonomi global yang menuntut ketahanan.
Pancasila: Kompas di Tengah Badai
Di sinilah Pancasila hadir sebagai satu-satunya kompas kita. Bayangkan:
* Ketuhanan Yang Maha Esa: Pondasi moral dan etika yang membimbing kita di tengah arus informasi liar, agar tidak terjerumus pada ujaran kebencian atau perpecahan.
* Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Mengajarkan kita untuk saling menghargai, menolak diskriminasi, dan berjuang demi keadilan sosial, terutama bagi mereka yang rentan.
* Persatuan Indonesia: Tameng utama kita melawan segala bentuk upaya adu domba dan intoleransi yang terus mencoba memecah belah bangsa. Bhinneka Tunggal Ika bukan lagi slogan, tapi napas.
* Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Menuntun kita pada dialog, musyawarah, dan partisipasi aktif dalam membangun demokrasi yang sehat, jauh dari anarkisme dan provokasi.
* Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Tujuan akhir kita. Sebuah janji untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, tanpa ada yang tertinggal.
Peran GMFKPPI: Garda Terdepan Penjaga Pancasila
Sebagai organisasi yang mewadahi putra-putri purnawirawan TNI-Polri, GMFKPPI memiliki panggilan sejarah untuk berada di garda terdepan. Kami bukanlah penonton. Kami adalah prajurit ideologi yang siap membentengi Pancasila:
* Menggembleng Karakter Pancasilais: Kami terus-menerus mengadakan pendidikan, seminar, dan diskusi untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila pada generasi muda. Ini adalah investasi jangka panjang untuk membentengi mereka dari ideologi-ideologi berbahaya.
* Melawan Hoaks dan Disinformasi: Di era digital, pertempuran ada di lini informasi. GMFKPPI aktif menyebarkan narasi positif dan edukasi literasi digital Pancasila untuk melawan banjir berita palsu yang memecah belah.
* Memperkuat Kohesi Sosial: Dengan jaringan yang kuat di seluruh Indonesia, kami menjadi jembatan antarberbagai elemen masyarakat, merajut kembali persatuan yang mungkin sempat terkoyak oleh polarisasi.
* Aksi Nyata untuk Keadilan Sosial: Kami tidak hanya bicara. Melalui bakti sosial, program pemberdayaan UMKM, dan kegiatan lingkungan, kami mengamalkan Pancasila dalam tindakan nyata, mendekatkan diri pada cita-cita keadilan sosial.
* Membangun Kesadaran Bela Negara: Dengan latar belakang keluarga besar TNI-Polri, kami terus menyuarakan pentingnya bela negara dan kesadaran kolektif untuk menjaga kedaulatan dan keamanan bangsa.
Siapkah Kita?
Momen krusial ini menuntut lebih dari sekadar perayaan. Ini menuntut komitmen, tindakan, dan persatuan. GMFKPPI telah memilih jalannya: menjadi penjaga dan pengamal Pancasila. Sekarang pertanyaannya untuk kita semua: siapkah Anda bersama kami memperkokoh Pancasila menuju Indonesia Raya? Mari jadikan Harlah Pancasila ke-80 ini sebagai titik balik, bukan hanya perayaan. (*)
***
*) Oleh : Dwi Rianta Soerbakti, MBA,
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |