Kopi TIMES

Strategi Masa Depan Ekonomi Rakyat

Rabu, 02 Juli 2025 - 08:18 | 13.17k
Heri Cahyo Bagus Setiawan, Dosen Pengajar MSDM di FEB Universitas Negeri Surabaya & Direktur Utama PT Riset Manajemen Indonesia.
Heri Cahyo Bagus Setiawan, Dosen Pengajar MSDM di FEB Universitas Negeri Surabaya & Direktur Utama PT Riset Manajemen Indonesia.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di tengah panen raya kopi di Bondowoso beberapa waktu lalu, memberi pesan yang kuat bahwa negara hadir bukan hanya di pusat pasar, tetapi juga di hulu pangan. 

Di lereng Ijen, tempat kopi arabika Jawa Timur bertumbuh dengan cita rasa khas, negara menyapa petani, pemetik, hingga pelaku UMKM. Dan sejak momen itu, perhatian terhadap kopi Jawa Timur terasa menguat; baik dari sisi kualitas, alat produksi, maupun arah pemasaran global.

Advertisement

Namun sebuah momen, agar tidak menjadi sekadar seremonial, perlu dipadukan dengan arah strategis yang lebih besar. Di sinilah konsep brand komunal, yang tengah dikembangkan secara konsisten oleh kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Emil Dardak, perlu mendapat ruang lebih luas sebagai pendekatan pembangunan ekonomi rakyat.

Dari Identitas Kolektif ke Daya Saing

Brand komunal bukan hanya nama bersama, melainkan ikhtiar untuk mengangkat kekuatan lokal dalam satu identitas yang terjaga. Java Ijen Coffee adalah salah satu contoh sukses: ia bukan sekadar produk, tapi wajah kolektif dari desa-desa kopi di Bondowoso dan sekitarnya. 

Dalam khazanah pemikiran brand strategy, pendekatan ini dikenal sebagai umbrella brand; satu merek utama yang melindungi dan mengangkat banyak pelaku sekaligus.

Namun merek bersama akan lemah bila tidak ada sistem yang menjaga kualitas dan narasi. Merek bukan sekadar logo, melainkan reputasi yang dibangun oleh kepercayaan, pengalaman, dan kontinuitas. 

Di sinilah pentingnya kolaborasi antara kelompok tani, koperasi, dan BUMDes agar tidak hanya menjadi pelaku ekonomi, tapi juga penjaga nilai. Mereka memegang peran dalam memastikan mutu, merangkai cerita, dan menghubungkan produk dengan pasar digital.

Agar lebih berdaya, model brand komunal perlu dilengkapi dengan inkubator merek local; sebuah pusat pelatihan branding, kemasan, digital marketing, hingga standar halal dan ekspor. 

Desa kopi bukan hanya menyuplai produk, tetapi juga merawat cerita, membentuk pengalaman, dan memperluas makna. Inilah nilai tambah yang tak bisa dibeli mesin.

Dari Kopi Desa ke Ketahanan Nasional

Branding yang kuat akan menjadi pintu masuk untuk memperluas dampak. Dalam konteks kopi desa, dampaknya tidak hanya pada harga jual, tetapi pada ketahanan. 

Ketahanan pangan tidak cukup dengan produksi, tetapi juga dengan daya beli, nilai tambah, dan keberlanjutan. Di sinilah brand komunal berperan sebagai penghubung antara ekonomi desa dengan pasar global, antara akar dengan langit.

Untuk mengokohkan brand komunal sebagai strategi masa depan ekonomi rakyat, berikut beberapa langkah strategis yang dapat digerakkan bersama, melibatkan negara, komunitas desa, pelaku UMKM, dan kampus-kampus inovatif:

Pertama, Replikasi brand komunal ke komoditas unggulan lainnya. Seperti halnya Java Ijen Coffee, pendekatan serupa dapat diterapkan pada garam Madura, beras organik Blitar, atau porang Madiun; membangun identitas kolektif berbasis keunggulan lokal.

Kedua, Konsolidasi legalitas dan sertifikasi halal secara kolektif. UMKM perlu dikumpulkan dalam klaster administratif bersama agar lebih efisien mengurus izin usaha, sertifikasi halal, hingga NIB dan PIRT, sehingga mereka siap masuk pasar modern dan ekspor.

Ketiga, Inovasi kemasan dan narasi digital berbasis komunitas. Produk bukan sekadar barang, melainkan cerita yang hidup. Pendekatan storytelling; baik dalam bentuk video pendek, label, atau kampanye daring, harus menjadi bagian dari strategi brand.

Keempat, Kemitraan berbasis nilai antara koperasi desa, perguruan tinggi, dan pembeli besar. Koneksi ini akan menjadi ekosistem pembelajaran dan pemasaran yang memperkuat UMKM dari sisi mutu, riset, dan keberlanjutan.

Peta kopi Jawa Timur berbasis data geospasial. Dengan memetakan profil rasa, ketinggian, dan karakteristik tanah, produk kopi dapat dibedakan secara ilmiah dan dikembangkan dalam strategi diferensiasi yang tajam dan terukur.

Pendekatan ini sejalan dengan konsep shared value, yakni ketika pertumbuhan ekonomi tidak bertentangan dengan manfaat sosial, melainkan saling menguatkan. 

Dalam kerangka ini, petani tidak lagi diposisikan sekadar sebagai penggerak hulu yang tersisih, melainkan sebagai pemilik nilai, yang kontribusinya layak dihargai dan dirayakan.

Brand komunal mengajarkan kita sebuah kearifan: kekuatan sejati tidak selalu lahir dari ukuran besar, melainkan dari kebersamaan yang terorganisir dan terjalin erat. 

UMKM tak perlu berjalan sendiri, petani tak harus hanya menjual bahan mentah. Dalam kekuatan merek bersama, yang tumbuh bukan sekadar produk, tetapi juga kepercayaan, kesetiaan, dan kedaulatan ekonomi.

Sebagaimana direnungkan Imam Al-Ghazali, ‘dunia ini hanyalah ladang tempat kita menanam amal’. Setiap kerja yang dilakukan dengan niat tulus akan berbuah menjadi bekal abadi. 

Maka ketika kopi dirawat dengan kejujuran, diseduh dengan semangat memuliakan sesama, dan dibagikan dalam narasi kebaikan bersama, ia tak lagi sekadar komoditas; ia menjadi amal yang harum, yang menyejukkan bumi dan langit.

Bondowoso telah menyeduh secangkir harapan. Kini, tugas kita bersama adalah menyajikannya dengan sepenuh hati, hingga mampu menghangatkan ekonomi rakyat di seluruh pelosok negeri.

***

*) Oleh : Heri Cahyo Bagus Setiawan, Dosen Pengajar MSDM di FEB Universitas Negeri Surabaya & Direktur Utama PT Riset Manajemen Indonesia.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES