Kopi TIMES

Pacu Jalur Kuansing yang Mendunia

Sabtu, 12 Juli 2025 - 10:01 | 23.58k
Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Pekanbaru.
Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Pekanbaru.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, RIAU – Puncak helat pacu jalur Kuantan Singingi (Kuansing) akan berlangsung pada 20-24 Agustus 2025 di Tepian Narosa Kota Taluk Kuantan, bersempena dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, acara pacu jalur digelar bersempena dengan hari kelahiran Ratu Belanda, Yuhelmina ketika itu. 

Jadi dapat disimpulkan, budaya pacu jalur sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu di rantau kuantan, khususnya di Kota Taluk Kuantan, yang  merupakan tradisi yang berakar dari budaya dan kearifan  lokal masyarakat, yang hidup berdampingan dengan sungai dan hutan.

Advertisement

Dalam beberapa dekade belakangan ini, kegiatan pacu jalur juga diadakan sebelum acara puncak di Tepian Narosa di beberapa kecamatan yang dikenal dengan pacu rayon. Awalnya dahulu hanya ada di Kecamatan Kuantan Mudik (Lubuk Jambi), Kecamatan Kuantan Hilir (Baserah), dan di Kenegerian Kari (Kuantan Tengah), yang ketika itu belum ada lagi istilah rayon. 

Namun, seiring perkembangan zaman kegiatan pra-pacu di berbagai kecamatan semakin banyak jumlahnya dan kini dikenal dengan istilah pacu jalur rayon dengan tambahan beberapa kecamatan yang mengadakannya, seperti; Kecamatan Pangean, Sentajo Raya, Lubuk Ambacang, dan Gunung Toar. Sehingga sejak bulan Juli, para penggemar pacu jalur sudah bisa untuk menyaksikan perlombaan pacu jalur yang juga tidak kalah meriah dan serunya.

Khusus untuk tahun 2025, promosi dan penyebaran berita pacu jalur melalui media sosial (WA, instagram, you tube, tik tok dan twiter) semakin masif dilakukan oleh para millenial dan penggemar pacu jalur, sehingga akhirnya menjadi viral dan mendunia melalui aksi heroik dan memikat dari seorang bocah cilik Rayyan Arkhan Dhika, sebagai Tukang Tari dari Jalur-Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo dari Kenegerian Kari Kecamatan Kuantan Tengah. 

Gerakan tari Dhika menjadi mendunia dan banyak diikuti oleh para pesohor dan millenial di berbagai penjuru dunia dan dalam negeri, sehingga melambungkan nama bocah cilik ini ke panggung global. 

Dhika dikenal lewat tren "aura farming" yang ditiru banyak orang, termasuk bintang sepak bola Achraf Hakimi dan Neymar, hingga atlet "American Football" Travis Kelce. 

Fenomena aura farming telah viral di tingkat dunia melalui berbagai flatform medsos, khususnya tik tok, yang semakin memperkenalkan budaya Pacu Jalur  Kuansing ke seluruh penjuru dunia. 

Bahkan penyanyi dari Amerika Serikat, Melly Mike akan datang  dan menghibur pengunjung pacu jalur di Tepian Narosa pada 20-24 Agustus 2025 mendatang. Musisi asal Amerika Serikat tersebut akan tampil membawakan lagunya Young Black and Rich. 

Dia akan datang dengan biaya sendiri dan ingin berduet dengan Dhika untuk menghibur penonton pacu jalur pada acara penutupan di Lapangan Limuno, Taluk Kuantan.  

Sebelumnya Dhika sudah dipanggil oleh Gubernur Riau, Abdul Wahid, seterusnya diundang oleh Trans TV sebelum berjumpa dengan Menteri Kebudayaan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta. 

Bocah berusia 11 tahun dan masih duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar Negeri 013 Pintu Gobang Kari di Kuantan Tengah, mendapatkan hadiah uang sebesar Rp20 juta dari sang menteri untuk membeli buku dan keperluan sekolah. 

Sebelumnya, uang sejumlah itu juga sudah diberikan oleh Gubernur Riau, sebagai bentuk apresiasi atas prestasi Dhika didalam memviralkan pacu jalur ke saentero nusantara dan dunia, serta sekaligus didapuk oleh Gubernur Riau sebagai duta pariwisata Riau. 

Dari tepian sungai Kuantan di Riau, Dhika telah berjasa membawa budaya lokal ke panggung dunia melalui tarian di atas haluan jalur (perahu) yang sedang berlomba secara spontan tanpa latihan, yang juga merupakan ekspresi kearifan lokal yang otentik. 

Momen ini adalah peluang emas untuk mengangkat kebudayaan Melayu Riau ke kancah global melalui tarian otentik aura farming pacu jalur. Rasanya, tidak berlebihan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang akan mendaftarkan Pacu Jalur ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage of humanity). 

Keunikan Pacu Jalur

Tidak dapat dinafikan bahwa pacu Jalur Kuansing memang memiliki keunikan dan berbeda dengan lomba pacu sampan dan perahu yang ada di berbagai belahan dunia, termasuk lomba perahu naga (dragon boat) dari Republik Rakyat China yang sudah lama dikenal dunia. 

Keunikan yang pertama, jalur dibuat dari sebatang pohon kayu besar dengan ukuran panjang 20 meter lebih dengan kapasitas penumpang 50-60 penumpang bahkan lebih, dengan empat peran utama didalamnya, yaitu; (i) tukang tari di haluan depan, (ii) tukang onjai, di bagian belakang sekali, (iii) timbo ruang, berada di posisi tengah sebagai pemberi semangat kepada para pendayung, dan (iv) pendayung, yang berperan untuk mendayung jalur agar melaju kencang untuk memenangkan perlombaan. 

Kedua, secara tradisi setiap jalur memiliki seorang atau lebih pawang yang berperan untuk memberikan mantra dan arahan kepada anak pacu untuk dilaksanakan. Pawang juga berperan untuk mengarahkan kapan jalur untuk diberangkatkan, diturunkan dari tempatnya ke sungai, dan arahan lainnya. 

Dahulu, peranan pawang sangat sentral karena kesaktian seorang pawang juga sangat menentukan kemenagnan jalur. Tapi sekarang peranan pawang sudah mulai bergeser, dan tidak lagi sentral. Bahkan ada jalur yang ikut berlomba dan memenangkan pertandingan tanpa didampingi pawang.

Ketiga, secara asalnya para pendayung jalur adalah berasal dari desa/kampung dimana jalur itu berada, namun para pendayung boleh juga berasal  dari desa lain yang berdekatan, atau siapa saja yang disepakati oleh tim jalur sesebuah desa. 

Tidak ada aturan yang tegas dan mengikat secara tradisi, yang penting jalur harus mewakili sesebuah desa/kampung/kenegerian. Dan untuk satu desa/kampung boleh mengutus lebih dari satu jalur. Termasuk batas usia para pendayung juga tidak ada persyaratannya. 

Jadi, lomba ini lebih kepada kemeriahan dan kebersamaan. Bukan hanya sekedar mengejar juara dan mendapatkan hadiah. Keempat, perlombaan jalur diadakan dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Indonesia, jadi sangat kuat nilai filosofis dalam pelaksanaannya. Sehinga ini juga dalam rangka mengenang dan memeperingati kemerdekaan Indonesia yang diraih dengan pengorbanan jiwa, harta dan tenaga dari para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.

Kelima, perlombaan pacu jalur lebih untuk tradisi dan tujuan sosial serta kegembiraan. Yang lebih ditonjolkan adalah nilai-nilai kebersamaan, persatuan, kerajasama, hiburan dan rekreasi. Juara dan hadiah bukanlah hal yang utama seperti atlet berlaga di olimpiade atau pekan olahraga nasional (PON). 

Sehingga aturan yang diterapkan juga sangat fleksibel dan tidak ketat. Yang kalah tidak merasa sakit hati dan kecewa berat, dan yang menang juga tidak sombong dan membusungkan dada. Hal yang lebih ditonjolkan adalah kegembiraan, kebersamaan dan persatuan.  

Keenam, perlombaan diadakan dari sekitar jam 9 pagi dan berhenti menjelang adzan dzuhur. Setelah dzuhur dilanjutkan lagi, berhenti sejenak ketika adzan ashar dan dilanjutkan sampai paling lamabt pukul 18.00 Wib sebelum adzan maghrib berkumandang. Dan jika sampai jam 18.00 masih ada lagi yang belum selesai perlombaan untuk hari itu, maka pemenangnya adalah dengan jalan diundi.

Ketujuh, jika ada jalur yang melakukan suatu pelanggaran berat seperti berkelahi antar anak pacu, maka akan didenda tidak boleh ikut lomba pacu jalur selama tiga tahun berturut-turut. 

Kedelapan, selama kegiatan pacu jalur berlangsung, biasanya pada petang dan malam harinya juga banyak kegiatan yang mengiringinya, seperti hiburan randai dan pagelaran seni, serta pasar malam dengan aneka kuliner dan makanan serta permainan, seperti; buaian keling, tong setan dan aneka permainan lainnya sesuai perkembangan zaman. 

Selamat menonton pacu jalur Kuansing 2025 di Tepian Narosa. 

***

*) Oleh : Dr. Apriyan D Rakhmat, M.Env, Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Pekanbaru.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hainorrahman
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES