
TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Menjadi daerah satu-satunya penghasil buah salak di Madura, membuat warga Bangkalan berpikir keras untuk menjadikan buah tersebut memiliki nilai jual yang tinggi. Ini perlu dilakukan karena ketika musim panen raya, harga salak dijual sangat murah.
Namun sebuah ide kreatif dari Saniah (45) warga Desa Kramat itu, salak kini diolah menjadi camilan yang bentuk dan rasanya mirip kurma asli.
Advertisement
Hasil olahannya dikenal dengan "Kurma Salak" yang menjadi camilan khas Bangkalan.
"Awalnya berangkat dari rasa keprihatinan karena banyak buah salak yang terbuang sia-sia tidak laku dijual," jelas Saniah, Rabu (7/12/2015).
Menurutnya, proses pembuatan kurma salak ini tidak sulit, setelah buah salak dipilih, lalu dikupas dan dicuci hingga bersih. Kemudian, direbus dengan air gula agar lunak dan manis.
Berikutnya, dioven untuk menghilangkan kandungan air buah salak.
"Salak yang diolah menjadi kurma salak adalah buah salak yang sudah masak dipohon," jelasnya.
Bagi siapapun yang ingin mencicipi camilan ini, sangat mudah dijumpai di sejumlah tokoh oleh-oleh khas Madura dan cukup mengeluarkan uang Rp 15 ribu.
Rasa kurma salak ini tidak kalah manis dengan kurma asli Arab. Tak heran jika kurma salak diminati banyak kalangan.
"Alhamdulilah kurma salak banyak peminatnya. Bahkan, sampai ke Kalimantan, Ria dan beberapa daerah di luar pulau Jawa," paparnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |