
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – "Nyambek (Biawak, red), Kodok, Bekicot" itulah kata-kata yang diucapkan Kustiningsih, penjual kuliner ekstrem apabila ada pengunjung yang singgah di Depot Indah, Dusun Klubuk, Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur ini.
Di Lamongan selain terkenal dengan Soto Lamongan, Tahu Campur dan Sego Boranan hingga beberapa makanan laut sebagai kuliner khas, ada satu lagi kuliner unik yang bisa jadi menantang adrenalin untuk mencobanya. Makanan ini tidak lazim dikonsumsi, bisa di katakan cukup 'ekstrem' bagi orang yang hanya sekadar ingin mengetahui rasanya.
Advertisement
Bagi sebagian orang awam, Biawak yang biasa di sebut Nyambek oleh orang Lamongan, tentu saja sangat menyeramkan dan menjijikkan dan terlihat aneh jika dijadikan sebagai makanan. Bentuk Biawak cukup menyeramkan karena menyerupai buaya dalam bentuk yang lebih kecil.
Memang, bagi sebagian orang tentu tak terbayangkan bila Biawak itu bisa dijadikan makanan lezat. Bahkan menjadi salah satu kuliner yang paling dicari. Biawak tak hanya sekedar bisa untuk dikonsumsi tetapi juga memiliki khasiat yang baik untuk tubuh manusia dengan beberapa kandungannya.
Menurut Kustiningsih, masakan kuliner ekstrem yang dijualnya, sering dinikmati oleh warga setempat maupun warga luar kota untuk berkunjung ke tempatnya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Seorang karyawan Depot Indah sedang memotong-motong biawak untuk di masak Biawak bumbu rujak, Selasa (20/9/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)
"Hampir setiap hari ramai, tidak hanya hari libur, ada yang makan disini. Ada yang dibungkus, kalau yang kerja di kantor biasa di bungkus, 20 sampai 50 bungkus. Untuk Nyambek, sehari habis 3 ekor kalau besar. Saya jualnya dari pagi jam 7 sampai jam 9 malam WIB," ungkap Perempuan berusia 50 tahun ini.
Namun, sambung ibu dua putri dan dua cucu ini, ada juga pembeli yang memang sengaja mencari makanan ekstrem ini untuk memenuhi kebutuhan pengobatan. "Mereka makan ini karena rasanya, alasan lain untuk menyembuhkan penyakit, bisa untuk obat gatal, alergi, liver, buat luka-luka," terangnya.
Disinggung mengenai cara pembuatannya, Kustiningsih menuturkan sebelum dijadikan makanan, beberapa bagian dari hewan seperti buaya tersebut dikuliti hingga bersih dan dikeluarkan bagian organ dalamnya untuk dicuci.
"Prosesnya, Nyambek disembelih lalu kulitnya diambil terus di potong-potong kecil, setelah selesai semua di cuci bersih," jelasnya.
Selanjutnya, lanjut dia, daging yang sudah dipotong-potong dimasukkan ke dalam presto. "Supaya dagingnya lebih empuk, jadi makannya enak. Waktu di presto belum di kasih bumbu," terang Kustiningsih.
Seorang karyawan Depot Indah sedang memotong-motong biawak untuk di masak Biawak bumbu rujak, Selasa (20/9/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)
Ia menjelaskan, paska diangkat dari presto, baru kemudian daging Biawak ditaburi bumbu-bumbu dan di goreng hingga matang. "Kita masak cuma satu menu, Biawak bumbu rujak," papar Kustiningsih.
Untuk cara penyajiannya sendiri, Biawak bumbu rujak dihidangkan dengan sambal yang pedas. "Rata-rata suka pedas kalau makan Nyambek. Ibu-ibu juga banyak yang suka karena hangat di badan," terang Kustiningsih yang sudah berjualan masakan ekstrim sejak tahun 1989 ini.
Untuk harga untuk satu menu Biawak Bumbu Rujak, harganya tak sampai menguras isi kantong para penikmat kuliner. "1 porsi 15 ribu, sehari saya dapat Rp 1 juta sampai Rp1 juta 200 ribu," ungkap dia.
Kustiningsih menambahkan, dari profesi yang dijalaninya itu, ia berhasil mensekolahkan kedua putrinya hingga perguruan tinggi. "Anak saya S1 (strata satu, red) di Unesa (Universitas Negeri Surabaya, red) sudah lulus dan kerja semua, biaya kuliah yang dari hasil ini. Bisa beli mobil ya dari hasil ini," tambahnya.
Dua orang penikmat kuliner ekstrim sedang menikmati Biawak bumbu rujak di Depot Indah, Dusun Klubuk, Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Selasa (20/9/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)
Lantas bagaimana rasanya Biawak Bumbu Rujak. "Saya senang makan pakai lauk ini (daging biawak, red) dibanding ikan lain, Nyambek itu nikmat, dilidah enak," ungkap satu diantara Sungkono.
Pria yang berprofesi sebagai sopir ini juga meyakini manfaat dari daging Biawak. "Bisa sehat, karena khasiatnya bisa buat kesehatan, saya pernah gatal-gatal hilang dengan makan Nyambek ini," aku dia.
Penuturan yang sama juga disampaikan penikmat kuliner ekstrim lainnya, Edi Santoso. "Enak gurih, seperti daging sapi tapi lebih enak ini, karena tidak ada seratnya waktu makan," ungkap dia.
Kustiningsih menanti pembeli Biawak bumbu rujak di Depot Indah, Dusun Klubuk, Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Selasa (20/9/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)
Karyawan sebuah koperasi ini mengaku sering menyantap Biawak Bumbu Rujak untuk makan siang. "Sering kesini, khasiatnya banyak, gak hanya dapat menghilangkan gatal saja, tapi menambah stamina, dan greng," ujarnya seraya tersenyum. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Ahmad Sukmana |