Kuliner

Juhairiyah, Sosok yang Menjadikan Bakso Kabut Jember Populer

Selasa, 31 Oktober 2017 - 20:21 | 405.69k
Bakso Kabut, di Jalan Rasamala, Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Jember (FOTO: Dody/ TIMES Indonesia)
Bakso Kabut, di Jalan Rasamala, Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Jember (FOTO: Dody/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bicara tentang bakso kabut, kuliner asli Jember, Jawa Timur, tidak bisa terlepas dari sosok Juhairiyah. Perempuan kelahiran Jember, 1 Juli 1975 tersebut merupakan orang yang pertama kali membuat bakso kabut, yakni bakso daging yang dibalut dengan telur.

Hingga kini, bakso kabut masih menjadi kuliner favorit bagi masyarakat Jember. Juhairiyah mengatakan bahwa bakso kabut pertama kali digagas oleh dirinya pada 2007 silam.

Advertisement

Juhairiyah menceritakan bahwa ide bakso kabut muncul setelah penghasilan dari usaha jualan bakso yang dia tekuni sejak 1996 dirasa sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan keluarga.

Sementara penghasilan dari sang suami yang saat itu bekerja sebagai buruh bangunan juga belum dapat menutupi kebutuhan keluarga.

"Waktu itu saya jualan bakso masih pakai gerobak. Bakso biasa. Dagangan setiap hari nggak pernah habis. Satu kilogram daging dijual dua hari nggak habis. Jadi rugi terus," kenang Juhairiyah kepada TIMES Indonesia, yang menjumpainya di warung bakso kabut miliknya di Arjasa, Jember, Senin (31/10/2017).

Dia melanjutkan, sejak kerugian yang terus-menerus dia rasakan tersebut, dirinya tidak lantas putus asa. Juhairiyah terus mencari cara agar bakso dagangannya laku terjual.

Caranya tentu tidak bisa dengan cara yang biasa saja. "Harus ada inovasi," pikirnya saat itu.

Juhairiyah mengatakan bahwa inovasi tersebut baru dia temukan saat menghadiri pertemuan warga di tempat tinggalnya.

Di dalam pertemuan tersebut warga saling menggagas ide-ide kreatif yang kemudian memicu munculnya gagasan dari benak Juhairiyah untuk usaha baksonya.

"Salah seorang warga menyarankan kepada saya agar laku, baksonya diisi sama telur saja. Tapi bagi saya bakso isi telur bukan hal yang baru lagi. Lalu saya berfikir bagaimana kalau dibalik, telur isi bakso. Maka terciptalah bakso kabut ini," ungkap Juhairiyah sembari sumringah.

Nah, akhirnya telur isi bakso buatannya pertama kali dijual pada 2007 silam. Saat itu namanya belum bakso kabut. Tapi lebih panjang lagi, yakni bakso selimut kabut.

"Tapi saya pikir namanya kok kepanjangan. Jadi saya pendekin saja, jadi bakso kabut. Kenapa kabut, karena baksonya tertutupi telur," tuturnya.

Juhairiyah mengatakan bahwa sejak menjual bakso kabut, dagangannya semakin laris manis. Meski begitu, keuntungan yang diperoleh dari bisnis kulinernya tersebut naik turun. Bahkan, pada 2012 yang lalu, usahanya sempat vakum selama 6 bulan lantaran mengalami kerugian.

Namun, setelah jangka waktu tersebut usahanya kembali bangkit. Bakso kabut miliknya terus mengundang perhatian masyarakat hingga saat ini.

Di balik kisah suksesnya tersebut, Juhairiyah ternyata merupakan sosok perempuan yang amat peduli dengan keluarganya. Melalui usaha baksonya, Juhairiyah telah menyediakan lapangan pekerjaan kepada puluhan anggota keluarganya.

"Alhamdulillah, saat ini jumlah pegawai saya ada 24 orang. Semuanya adalah anggota keluarga. Banyak yang melamar bekerja di sini, tapi saya prioritaskan kepada keluarga saya dulu yang membutuhkan," ujarnya.

Disinggung soal omzet yang didapat dari jualan bakso kabut, Juhairiyah tampak masih malu-malu untuk mengungkapkannya.

Namun, setelah dirayu-rayu dia akhirnya mengungkapkan besaran omzet rata-rata yang diperolehnya setiap hari.

"Yaa... Bisa Rp 12 juta per hari. Alhamdulillah yang penting berkah," ungkap dia.

Omzet tersebut tidak dinikmatinya seorang diri. Dengan penghasilannya itu Juhairiyah dapat memberangkatkan sebagian keluarganya ke tanah suci untuk ibadah haji atau umroh. Serta mengajak seluruh karyawannya berwisata ke sejumlah daerah.

Selain itu, terkait dengan munculnya warung bakso kabut yang berseliweran di Jember, Juhairiyah menegaskan bahwa hingga saat ini dirinya belum membuka satupun cabang. Namun, hal tersebut tidak dipersiapkannya.

"Nggak masalah kalau ada yang pakai brand bakso kabut. Kita sama-sama mencari rejeki dan saya percaya rejeki sudah ada yang mengatur," imbuhnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES