
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Anda gemar makan mie ayam? dan mulai bosan dengan mie ayam yang biasa-biasa saja ?. Kalau jawabannya ya, maka anda perlu mencoba mie ayam wajan. Mie ayam yang disajikan di atas wajan, agar kehangatannya terjaga hingga suapan terakhir.
Adalah Budi Wati (40) yang pertamakali memperkenalkan mie ayam wajan.
Advertisement
Dia membuka warung di halaman samping rumahnya di dusun Glugo Pendowoharjo Sewon Bantul atau sekitar 1 kilometer arah selatan Alun-Alun Kidul (Alkid) Yogyakarta.
Iibu dari seorang anak ini menyediakan menu tunggal mie ayam wajan. Sebagai pilihan terdapat isian berupa telur puyuh, ceker bacem dan bakso. Untuk mie ayam original dihargai 8.000 rupiah, sedangkan dengan tambahan telur 10.000 rupiah dan tambahan bakso 12.000 rupiah.
"Tersedia juga porsi dobel dengan harga yang lebih murah," kata Budi Wati.
Mengaku memperoleh ilmu tentang mie ayam, setelah berkerja di sebuah warung mie ayam di Jakarta. Budi Wati memberanikan diri membuka usaha di rumahnya yang berlokasi di lingkungan pondok pesantren pada momen lebaran tahun 2019 lalu.
Inovasinya ternyata mendapat sambutan dari masyarakat. Berawal dari 80 porsi sehari, saat ini dibantu 5 karyawannya setiap hari harus menyediakan 200 porsi pada hari biasa dan 400 porsi habis pada akhir pekan.
Buka mulai pagi hingga malam hari sebagian besar pembeli justru berasal dari luar daerah. "Kabar tentang mie ayam wajan justru beredar dari mulut ke mulut," ungkap perempuan yang memiliki hobi memasak ini.
Selain penyajian dengan wajan yang terkesan unik, dari segi rasa juga berbeda dengan mie ayam pada umumnya.
Selain menggunakan mie basah, penggunaan ekstrak jamur sebagai pengganti micin membuat rasanya lebih ramah terhadap lidah.
Perbedaan inilah yang menjadikan mie ayam wajan memiliki nilai lebih dibanding mie ayam lainnya. "Berani tampil beda, menjadi kunci memenangkan persaingan dalam usaha mie ayam," pungkas perempuan yang sudah puas merantau ke luar daerah ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |
Sumber | : TIMES Yogyakarta |