Bolu Jagung, Inovasi Kuliner Sragen yang Sudah Merambah Luar Kota

TIMESINDONESIA, SRAGEN – Selain kaya akan unsur budaya dan sejarah, Bumi Sukowati boleh berbangga dengan produk baru kulinernya. Sebut saja BOJA atau Bolu Jagung hasil produksi Hulya Cake & Bakery. Inovasi kuliner yang baru pertama kalinya hadir di Kabupaten Sragen dengan bahan dasar jagung ini merupakan kuliner yang kaya akan nutrisi dan karbohidrat.
Bolu Jagung merupakan inovasi dari pasangan suami istri dari Dusun Pengkok Rt 02, Kelurahan Pengkok, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen, ialah Zulfikar Mahmud Syah Al Jayati (27) dan Fitri Ana Fahquljanah (24) yang mengkreasikan bolu dengan berbahan dasar dari jagung.
Advertisement
Owner Hulya Cake & Bakery, Fitri Ana Fahquljanah (24) mengisahkan, dirinya memang gemar memasak kue bolu dan brownis. Keputusan untuk berhenti dari pekerjaan sebagai tenaga perawat di salah satu praktek dokter gigi di Sragen juga menjadi salah satu pertimbanganya.
“Saya gemar memasak kue bolu dan brownis itu sejak zaman SMA. Namun tidak untuk dijual atau dikomersilkan. Hanya dibagi-bagi saja. Setelah masuk kuliah banyak temen yang suka dan tertarik. Dari situ mulai muncul ide untuk berbisnis,” ungkap Fitri Ana Fahquljanah kepada wartawan, Minggu (17/5/2020).
Pasca memutuskan berhenti dari pekerjaan sebagai tenaga perawat dan memutuskan untuk fokus mengasuh anak, Fitri berfikir dan mencoba bereksperimen bagaimana jika kegemarannya masak kue bolu dengan perpaduan jagung.
“Saat terlintas dipikiran pas waktu buka lemari es, loh kok ada jagung manis. Akhirnya saya padukan untuk dijadikan bolu. Dan sekali coba itu kok jadi. Dari situ terciptalah bolu jagung. Setelah itu saya coba posting-posting kok banyak yang suka dan memesan. Ya sudah saya tekuni saja itu,” paparnya.
Berkat ketekunan dari pasangan suami istri ini, produksi yang dibantu dengan dua keponakan itu berbuah manis. Yang semula hanya pemesanan dari teman dan saudara, kini pemesanan juga datang dari luar daerah. Seperti Jogja, Solo, dan Klaten.
Zulfikar Mahmud Syah Al Jayati dan Fitri Ana Fahquljanah yang merupakan pasangan muda ini mematok harga bolu jagung sebesar Rp 25.000/box. Di satu bulan pertama berhasil memproduksi kurang lebih 450 box Bolu Jagung. Karena tingginya permintaan, dirinya berinisiatif mengembangkan bolu jagung dengan bolu kurma dengan harga Rp 35.000.
“Alhamdulilah, hanya dengan harga Rp 25.000 untuk bolu jagung, sedangkan Rp 35.000 untuk bolu kurma. Di bulan pertama produksi saya berhasil memproduksi kurang lebih 450 box,” imbuhnya.
Sementara, Zulfikar Mahmud Syah Al Jayati menambahkan, beberapa kendala memang masih dihadapi. Seperti olahan bolu jagung hanya bertahan selama dua hari. Serta ditambah efek dari penyebaran covid-19 pengiriman luar daerah jadi terkendala.
“Kendala kami saat ini, bolu jagung ini jika di luar hanya bertahan dua hari saja. Tetapi jika ditaruh di kulkas bisa bertahan satu minggu. Di sisi lain efek dari penyebaran virus corona ini, pengiriman jadi terkendala,” jelasnya.
Namun, Zulfikar yang juga seorang guru honorer ini terus berusaha untuk mengembangkan Inovasi kuliner kue Bolu Jagung yang dibuat istrinya itu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |