Kuliner

Bukan Asli Indonesia, Ini Asal Usul Soto yang Benar

Rabu, 27 Mei 2020 - 16:31 | 65.93k
ILUSTRASI: (FOTO: Istockphoto)
ILUSTRASI: (FOTO: Istockphoto)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Pasti Anda pernah menyantap semangkuk soto kan. Ya soto memang kuliner yang populer di Indonesia. Tiap daerah di Indonesia juga memiliki varian soto sendiri. Seperti Soto Lamongan, Soto Kadipiro Yogyakarta, maupun Coto Makassar.

Meski populer di Nusantara, ternyata soto bukan kuliner asli Indonesia.

Advertisement

Dikutip dari Tirto.id, berdasarkan penelitian Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani bertajuk “Menyantap Soto Melacak Jao To Merekonstruksi (Ulang) Jejak Hibriditas Budaya Kuliner Cina dan Jawa” (2013) dari Institute for Research and Community Service Petra Christian Univesity mengungkapkan bahwa soto sebenarnya datang dari Cina. 

Dijelaskan, istilah “soto” merujuk dari salah satu jenis makanan Cina yang dalam dialek Hokkian disebut cau do, jao to, atau chau tu, yang artinya jeroan dengan rempah-rempah. 

Sedangkan di Indonesia, soto pertamakali dikenal di pesisir pantai utara Jawa pada abad ke-19 Masehi, yakni masakan berkuah dengan potongan daging ataupun jeroan. 

Sementara itu dalam buku Nusa Jawa 2: Silang Budaya Jaringan Asia (1996) yang ditulis Denys Lombard mendukung tesis tersebut. Dituliskan oleh Lombard, para imigran dari Cina sudah banyak yang ikut serta dalam kegiatan produksi di pesisir Jawa, salah satunya dengan membuka rumah makan atau restoran, sejak abad ke-18 Masehi. 

Masa itu usaha kuliner soto dirintis oleh warga peranakan Cina. Sesuai dengan aslinya di Cina, soto menggunakan daging babi. Namun karena banyak warga muslim di Indonesia, maka penggunaan daging babi diganti menggunakan daging sapi atau kerbau. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES