Pentol Corah Makanan Populer Buatan Warga Rejomulyo Madiun
TIMESINDONESIA, MADIUN – Bagi penyuka pedas, pentol corah layak masuk daftar favorit. Makanan serupa bakso yang terbuat dari tahu dan tepung dengan cocolan saus pedas itu cukup populer di Madiun dan sekitarnya. Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun merupakan sentra produksi pentol corah.
Warsini adalah warga Rejomulyo yang sudah 20 tahun memproduksi pentol corah. Produk buatannya yang dikenal dengan nama Pentol Corah Bu Ninik cukup laris di pasaran. Tidak hanya di Kota Madiun saja, pentol corah buatannya dijual sampai ke luar daerah.
"Banyak yang beli grosiran untuk dijual lagi. Biasanya kirim ke Nganjuk, Ngawi, Magetan, Ponorogo dan Jogja," ungkap Warsini.
Sebelum pandemi Covid-19, Warsini mengaku memproduksi pentol corah hingga 4 kuintal per hari dengan omset penjualan sekitar Rp 8 juta. Saat ini, produksi menurun tinggal separo karena terdampak pandemi.
"Sekarang rata-rata 1-2 kuintal. Lumayan masih bisa produksi terus meskipun menurun jumlahnya," kata Warsini.
Untuk produksi pentol corah, Warsini dibantu 10 karyawan. Selain pembelian grosir, banyak konsumen yang membeli eceran. Awalnya Warsini membuka warung pentol corah kecil-kecilan di rumahnya.
"Awalnya dulu coba-coba cuma bikin 1 sampai 2 kilogram saja. Buka warung di rumah mulai tahun 2000 sampai sekarang," kata Warsini.
Untuk penjualan grosir, Pentol Corah Bu Ninik dibanderol cukup murah yakni Rp 35 ribu untuk kemasan 1.200 gram. Juga bisa dibeli eceran di warung dengan harga mulai Rp 5 ribu rupiah.
Meskipun sempat mengalami pasang surut usaha, Warsini mengaku berusaha tetap bertahan dengan usaha pembuatan pentol corah. Apalagi makanan tersebut sudah menjadi ikon Kelurahan Rejomulyo, Kota Madiun. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |