Klathak Jumpi Makanan Khas Karangkobar Banjarnegara yang Merakyat

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Klathak Jumpi adalah olahan makanan ringan berbahan dasar singkong (ketela) asli asal Desa Lesmana, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah. Rasanya yang gurih sedikit manis dan pedas pas untuk cemilan dikala santai.
Olahan makanan Klathak kali pertama dikembangkan oleh pasangan suami istri, Mulyadi dan Rokhimah warga setempat pada tahun 2008 silam.
Advertisement
Pada awal usahanya, Rokhimah dan keluarga hanya membuat makanan basah dari singkong. Makanan tersebut kemudian dititipkan di warung dan kantin sekolah di sekitar tempat tinggal.
Namun karena makanan selalu tersisa, ibu empat anak ini kemudian mencoba membuat makanan kering dari bahan yang sama biar awet dan tahan lebih lama.
Rokhimah dan suaminya mencoba beberapa olahan makanan yang bisa awet sampai beberapa hari, mulai dari sate kurma, minuman herbal jahe bubuk, dan juga klathak.
Rupanya dari sekian produk makanan, klathak yang paling laku di pasaran. Klatak buatan Rokhimah memang berbeda dengan Klathak yang lain. Lebih renyah alias 'kemriyik'.
Ia berusaha mengkombinasikan rasa klathak pedas manis. Rupanya semakin hari, penggemar klathaknya terus bertambah. Hal ini tentunya, diukur dari jumlah pemesanan.
Harganya juga terjangkau, kemasan kecil dipatok Rp 11.000 dan kemasan besar Rp 15.000
Untuk menciptkaan cita rasa yang beda, Rokhimah menggunakan bahan-bahan dan bumbu alami racikan sendiri. Bahan dasar adalah singkong. Sedang bumbu utama diantaranya, cabe, bawang, garam dan lain sebagainya.
Cara pengolahanpun masih manual menggunakan alat konvensional, ketela yang telah dibersihkan diparut, kemudian di peras, setelah kesat kemudian diberi ulekan bumbu.
Setelah itu baru diaduk hingga bumbu meresap. Parutan singkong kemudian di bentuk bulat-bulat kecil lalu di goreng. Dan kembali diberi bumbu campuran cabe, bawang dan garam.
Dari rasa asli ketela yang khas dikombinasi dengan cabe dan bawang yang gurih, menjadikan Klatak Jumpi ini menjadi sajian makanan ringan yang tidak membosankan.
Bertahan selama kurang lebih 12 tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk sebuah usaha dari bahan dasar singkong. Karena ketekunan dan mempertahankan cita rasa, Klatak Jumpi semakin banyak disukai konsumen.
Kini klathak Lesmana sudah masuk ke toko grosir ternama di sekitar Banjarnegara, Purwokerto, Kebumen, Wonosobo, dan Yogyakarta.
Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dari tahun 2014 ini pun mendapat perhatian pemerintah daerah Banjarnegara. Bantuan dari Dinas Sosial setempat berupa Bantuan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) di tahun 2016.
Setelah menjadi peserta PKH, barang dagangannya kerap diikutkan bazar serta pameran. Rokhimah juga mendapat pelatihan pemasaran dan manajerial.
Saat ini ia mampu membuat 60-70 bungkus perhari atau mencapai 500 bungkus per minggunya. Ia kini sudah dapat menikmati hasil setelah sekian lama berjuang. Ia juga mengaryakan beberapa tetangga dan keluarganya
"Alhamdulillah, saat pandemi Covid-19 usahanya tetap lancar, walau ada penurunan omzet," kata Ny Rokhimah didampingi suaminya.
Ke depan, Rokhimah akan terus berkarya dan berinovasi makanan olahan singkong. Kini usahanya semakin berkembang membawa harum wilayahnya Desa Lesmana Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara.
Camat Karangkobar, Imron Roshadi SH saat ditanya TIMES Indonesia, Jumat (4/12/2020) menyampaikan, makanan khas Karangkobar ini sudah eksis selama 12 tahunan dan saat pandemi virus Corona mampu bertahan.
Saat ditanya kenapa Klathak Jumpi Karangkobar mampu bertahan saat terjadi badai Corana?. Imron Rosyadi menyampaikan karena memiliki pangsa pasar yang kuat dan berkualitas. Disamping itu marketing yg selalu dikembangkan ke berbagai wilayah atau kota kota di Indonesia. "Permodalan dan pemasaran yang mapan memang menjadi salah satu penentu suksesnya usaha seperti ini," imbuh Camat Karangkobar, Imron Roshadi SH. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |