Jelly Art, Lukisan Indah dalam Kue Puding yang Bikin Sayang untuk Disantap

TIMESINDONESIA, JEMBER – Umumnya puding atau jelly yang biasa ditemui hanya berwarna dan memiliki rasa saja. Namun, seiring berkembangnya jaman banyak inovasi yang diciptakan oleh para pelaku usaha di bidang kuliner, khususnya kue.
Seperti dilakukan Mochammad Sholihin, seorang jelly artist yang membuat puding dengan lukisan tiga dimensi di dalamnya. Ini menjadikan tampilan kue saat disajikan menjadi menarik untuk dilihat namun sayang untuk dilahap.
Advertisement
Pria yang kerap di panggil Emsho ini menerangkan varian puding memang banyak beredar di pasaran, namun, jelly art merupakan puding yang terbuat dari jelly kaca yang menjadikan tampilannya terlihat elegan, selain enak juga terlihat cantik.
"Kita tau kalau orang usaha di bidang kuliner itu jika dari awal gak menarik ya gak akan dibeli. Nah ini tentunya dengan pembuatan jelly art ini selain enak dimakan juga terlihat memikat," ungkap Emsho, pada Rabu (17/11/2021).
Emsho menerangkan, jelly art sangat berbeda dengan puding pada umumnya, karena secara visual tampilnya unik. "Kita bikin bunga sendiri di dalamnya secara hand made, hasil karya sendiri dan itu realistis seperti bunga aslinya," ungkapnya.
Bahkan, lanjutnya, banyak orang yang mengira bahwa puding jelly art ini cara pembuatannya memakai cetakan. "Tidak ada yang menyangka bahwa puding ini hasil karya kita, bahkan salah satu alatnya saja menggunakan suntikan," ujarnya dengan tersenyum.
Emsho menjelaskan, kunjungannya ke Jember untuk mengisi kelas jelly art di Toko Vanilla, Jl Sultan Agung Nomor 68 agar dapat membantu para pelaku usaha bidang kue, baik yang sudah jadi artisan puding maupun pemula, sehingga ke depannya dapat memberikan opsi membuka peluang baru di tengah pandemi.
"Hari ini ada kelas basic, pembuatan bunga peony bucket, pembuatan jelly art bermotif bunga peony. Itu bunga yang paling populer di kelas kami ataupun di materi di kelas 3D art sebelumnya," katanya.
Ia juga mengatakan semua kalangan dengan latar belakang apapun bisa mengikuti kelas ini, mulai pelajar ataupun artisan puding. Lebih jauh, Emsho mengungkapkan usahanya ini dirintis sejak 2018, dan basic di Semarang.
"Tertarik usaha ini karena peluangnya bagus dan menarik. Di luar sana (mancanegara) sudah ada kompetisinya malahan," ujarnya.
Ia juga menjelaskan sebelum ia membuka kelas jelly art, sudah banyak artisan jelly art namun yang membedakan dengannya yaitu kelas basic-nya harus menggunakan tool di mana akan banyak membantu para peserta yang masih awam.
"Saya membuka kelas rutin di Semarang, Surabaya, Jakarta dan Bali, saya juga menerima kelas Privat. Namun karena sekarang pandemi saya juga membuka kelas secara daring dan diikuti peserta dari dalam dan luar negeri, sejauh ini dari Irak, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam," tukasnya.
Sementara itu, peserta kelas jelly art Toto hadi Sucipto, menerangkan bahwa ia tertarik mengikuti kelas ini karena tidak semua orang bisa. "Kalau jenis puding yang lain banyak sekali. Kalau jelly art ini membutuhkan teknik khusus dan kesabaran luar biasa," ungkap Toto.
Toto mengaku membuka peluang jelly art di Jember sangat bagus, karena tidak semua orang bisa membuatnya.
"Luar biasalah namanya juga belajar. Kesulitan bagaimana mengalahkan kemalasan, semuanya sama bisa kan mau, dengan pandemi ada peluang baru. Banyak sekali peluangnya dengan puding art (jelly art) ini. Saya juga pernah membuat dan memasarkan juga untuk acara tertentu saja tapi," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |