Kuliner

Hari Raya Imlek, Kue Keranjang Hom Sen Jadi Buruan Warga Kota Tasikmalaya

Senin, 31 Januari 2022 - 16:36 | 90.48k
Kue keranjang produksi Hom Sen dipajang di etalase tokonya di Jalan Selakaso No 28 Kota Tasikmalaya, Senin (31/1/22) siang. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Kue keranjang produksi Hom Sen dipajang di etalase tokonya di Jalan Selakaso No 28 Kota Tasikmalaya, Senin (31/1/22) siang. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Sebuah toko berukuran 3x4 meter didatangi pelanggan silih berganti untuk mendapatkan kue keranjang, kudapan produksi Hom Sen di Jalan Selakaso, Yudanegara, Cihideung, Kota Tasikmalaya menjadi buruan warga Tasikmalaya di saat perayaan Hari Raya Imlek,

Kue keranjang khas Hari Raya Imlek yang disebut Nian Gao atau dalam dialek Hokkian adalah Ti Kwe ini bahkan tak hanya dibeli para keturunan Tiong Hoa. Banyak warga lain yang tidak merayakan tahun baru Imlek ini sengaja membelinya.

Advertisement

Hom Sen yang dikenal dengan sapaan Cecep, telah menggeluti produksi kue keranjang lebih dari setengah abad di Kota Tasikmalaya. Ia mengungkapkan, usahanya tersebut merupakan warisan dari sang nenek yang dimulai sekitar 70 tahun silam.

Bahkan hingga kini tokonya tak pernah pindah, menetap di Jalan Selakaso No 28 Kota Tasikmalaya. Setiap menjelang perayaan Imlek, Cecep mampu menghabiskan rata-rata 260 kue keranjang setiap hari.

Kue Keranjang 2Hom Sen saat ditemui TIMES Indonesia di tokonya di Jalan Selakaso No 28 Kota Tasikmalaya, Senin (31/1/22) siang. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

"Kami hanya menyediakan kue keranjang yang orginal, tidak seperti orang lain berinovasi dengan menyuguhkan berbagai varian rasa seperti yang ada di supermarket," ungkap Cecep kepada TIMES Indonesia, Senin (31/1/2022).

Menurutnya kue keranjang yang diproduksinya menjadi buruan pelanggan dari pelosok daerah yang ada di Tasikmalaya, bukan saja dari pelanggan warga Tionghoa tapi masyarakat pribumi pun banyak yang datang ketokonya.

Pria berkacamata ini menjelaskan, produknya tetap diburu para pelanggan lantaran memiliki cita rasa yang khas. Kue produknya ini dibuat dari bahan-bahan alami, berupa beras ketan dan gula aren lokal.

"Kita tidak memakai bahan pengawet, kue ini tidak bau apek meskipun disimpan selama setahun. Bahkan rasanya lebih nikmat apabila diolah lagi dengan diberi bumbu seperti bikin pisang goreng," terang Cecep.

Kue keranjang produknya dijual dengan berbagai kemasan, walaupun harga jualnya tetap dihitung dalam satuan kilo, kuenya  per kilogram dibanderol dengan harga Rp35.000.

Kue Keranjang 3

Salah seorang pelanggan kue keranjang, Yeni warga Kampung Cempakawarna, Cihideung, Kota Tasikmalaya mengaku sengaja membeli kue keranjang ini untuk berbagi dengan saudaranya. 

"Setiap tahun saya diberi kue keranjang oleh Ko Acay, namun saudara saya banyak, saya ingin berbagi kebahagian saja kepada saudara di hari Imlek, "ungkap pegawai yang telah bekerja di perusahaan angkutan selama dua puluh tahun milik keturunan Tionghoa bernama DJ. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES