Kuliner

Mengenal Jukut Harsyan, Sop Bebek Rempah Kuliner Bangsawan Kuno

Jumat, 21 April 2023 - 08:25 | 128.25k
Kuliner Jukut Harsyan, merupakan kuliner bangsawan-bangsawan sejak era Mataram Kuno - Majapahit hingga sekarang. (Foto: Dok. Jalurrempah kemdikbud RI)
Kuliner Jukut Harsyan, merupakan kuliner bangsawan-bangsawan sejak era Mataram Kuno - Majapahit hingga sekarang. (Foto: Dok. Jalurrempah kemdikbud RI)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MOJOKERTOKuliner nusantara memang terkenal sangat beragam. Bahkan Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam Food for Thought menyebutkan bahwa jumlah kuliner di Indonesia sekitar 3.259 macam. Jumlah ini bahkan bisa lebih banyak dan terus berkembang.

Mojokerto dikenal luas dengan pusat kerajaan Majapahit. Kabupaten yang terletak cukup strategis ini memiliki berbagai macam peninggalan sejarah arkeologis tentang berdirinya kerajaan terbesar di nusantara ini. Contohnya adalah candi Brahu, candi Wringin Lawang, candi Tikus, sumur Upas, dan lain sebagainya.

Advertisement

Tidak ketinggalan, warisan-warisan kuliner kerajaan ini akhir-akhir ini mulai terungkap. Salah satunya adalah Jukut Harsyan atau Sop Bebek Rempah. Kuliner bangsawan Majapahit bahkan ada yang mengatakan kuliner ini telah ada sebelum era kerajaan Majapahit.

TIMES Indonesia telah menghimpun sejumlah fakta tentang Jukut Harsyan atau Sop Bebek Rempah kuliner bangsawan ini. Berikut akan kami sajikan.

1. Jukut Harsyan Ternyata Sejak Era Kerajaan Mataram Kuno

Dikutip dari jalurrempah.kemdikbud.go.id, Jukut Harsyan telah ada sejak tahun 824 saka (902 Masehi). Terdapat 3 prasasti yang menguatkan hal tersebut, antara lain prasasti Panggumulan I 824 Saka (902 Masehi), prasasti Watukura 824 Saka (904 Masehi), dan prasasti Paradah II 865 Saka (943 Masehi).

“Prasasti Panggumulan I dan prasasti Watukura berasal dari masa Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmodaya Mahasambu yang  memerintah kurang-lebih selama 12 tahun (899-911 M/821-833 S), sedangkan prasasti Paradah II ditulis pada masa pemerintahan Mpu Sindok Sri Isanawikrama Dharmmotunggadewa yang berlangsung selama 19 tahun (929-948 M/851-870 S). Oleh sebab itu, bisa disimpulkan bahwa Jukut Harsyan telah ada sejak abad ke-10 Masehi sehingga total usianya sekitar 1.119 tahun dan hidangan ini masih dilestarikan sampai sekarang, terutama di Bali,” begitu tulis laman resmi jalur rempah kemdikbud RI tersebut.

2. Jukut Harsyan Masuk Majapahit di Era Udayana

Perkembangan kuliner Jukut Harsyan tidak terlepas dari peran Wangsa Warmadewa, yakni Udayana. Raja Bali yang terkenal. Udayana memang melarikan diri ke Jawa Timur dan menikah dengan Mahendradatta. Perlu diingat pula bahwa Wangsa Isyana sendiri  merupakan bagian dari Mataram Kuno bersama dengan Wangsa Syailendra di mana berdirinya wangsa ini ditandai dengan pemindahan pusat pemerintahan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok. Perpindahan kekuasaan ini dipicu oleh bencana alam yang dasyat yakni letusan Gunung Merapi.

“Akibat terjadinya mahapralaya berupa letusan Gunung Merapi yang sangat dahsyat. Fakta ini didasarkan pada isi prasasti Paradah 865 Saka (943 Masehi), prasasti Anjukladang 859 Saka (937 Masehi), dan prasasti Turyyan 851 Saka (929 Masehi). Kemudian, barulah pada tahun 911 Saka (989 Masehi) Udayana dan Mahendradatta kembali ke Bali dan naik takhta bersama-sama pada tahun yang sama,” tulis laman jalur rempah kemdikbud.

3. Jukut Harsyan Identik dengan Jawa Kuno

Nama Jukut Harsyan memang tidak familiar di telinga masyarakat. Nama tersebut identik dengan nama-nama pada masa Jawa Kuno. Bahan utama Jukut Harsyan memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, yakni daging bebek. Bahan pelengkap Jukut Harsyan sendiri ada batang pisang muda dan kemenyan. Hal ini lah yang membuat kuliner Jukut Harsyan menarik untuk dicoba.

“Apalagi ditambah rempah-rempah, seperti kencur, lengkuas, dan kunyit. Batang pisang muda digunakan untuk menetralisir kolesterol tinggi pada daging bebek, kemenyan untuk menambah aroma harum yang dapat tercium dari kejauhan, sedangkan kencur, lengkuas, dan kunyit untuk memperkuat rasa,” tulisnya.  

4. Filosofi Keluarga Pandawa dalam Rempah Jukut Harsyan

Ada satu hal yang unik pula bahwa jumlah rempah yang digunakan untuk memasak Jukut Harsyan punya filosofi yang melambangkan keluarga Pandawa.

“Satu ruas kencur sebagai simbol Yudhistira, empat ruas lengkuas yang merupakan simbol Bima, dan tiga ruas kunyit sebagai simbol Arjuna. Bumbu-bumbu memasak Jukut Harsyan itu sudah diatur dalam pedoman Dharma Caruban,” tulis laman tersebut.

5. Kuliner Jukut Harsyan Kini

Di masa kini resep Jukut Harsyan pun sudah sering dimodifikasi. Contoh di Bali, olahan Jukut Harsyan juga telah menggunakan daging babi atau ayam. Di beberapa daerah lain seperti Nusa Tenggara Barat,  Jukut Harsyan disebut Kandoq Kelaq Ares yang menggunakan daging ayam, sedangkan di Toraja, Sulawesi Selatan, disebut Pa’piong Bura yang juga menggunakan daging ayam. Jukut Harsyan berkembang pula di Mojokerto, Jawa Timur, tepatnya Trowulan yang dahulu merupakan pusat dari Kerajaan Majapahit. Namun, di Trowulan, Jukut Harsyan lebih dikenal sebagai Sop Bebek Rempah atau Asam-Asam Bebek. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES