Dapat Jatah Daging Kurban? Coba Masak Jadi Kuliner Khas Suku Osing
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Bosan dengan resep daging kurban yang itu-itu saja? Cobain deh kuliner unik Banyuwangi khas Suku Osing yang satu ini.
Masyarakat Bumi Blambangan menyebut kudapan unik ini dengan nama bekamal. Terdengar asing memang, karena sekarang kuliner ini cukup jarang ditemui di warung-warung pinggir jalan. Apabila masyarakat ingin mencoba bekamal biasanya mereka memasaknya sendiri.
Advertisement
Kuliner khas Suku Osing ini terbilang unik dan cukup ekstrem. Bekamal sendiri adalah kuliner tradisional khas Suku Osing dengan bahan utama daging yang telah dibusukkan atau difermentasi sebelum dimasak.
Suguhan bekamal ini hanya bisa didapatkan ketika Hari Raya Kurban. Sebab saat hari raya tersebut stok daging cukup melimpah dan siapa pun dapat jatah daging. Sehingga masyarakat Banyuwangi mengolah kudapan bekamal. Proses memasak dengan cara tersebut membuat daging bisa bertahan lama hingga beberapa hari.
"Jadi mulanya, fermentasi tersebut sebenarnya adalah menyimpan daging supaya awet dan tidak cepat habis, karena zaman dulu makan daging susah dan mahal," jelas, seorang ibu rumah tangga asal Singojuruh, yang membagikan pengalaman tentang cara memasak bekamal yang ia pelajari dari neneknya, Yenti Wulandari, Kamis (15/6/2023).
Nah, pas banget nih, jika kalian dapat jatah daging kurban banyak, terus bosen olahan daging yang dijadikan sate maupun rendang, bisalah cobain kuliner unik nan menggugah selera satu ini. Yuk intip apa saja bahan dan cara mengolahnya.
Kuliner bekamal ini berbahan dasar daging. Kalian bebas menggunakan daging apa saja seperti daging sapi, daging kambing ataupun daging ayam. Namun, beberapa daerah di Banyuwangi lebih suka bekamal dengan menggunakan bahan dasar 'jeroan' atau hati dan ampela dari sapi maupun ayam.
Setelah bahan utama daging atau jeroan dari kambing, sapi atau ayam sudah ada. Bahan selanjutnya yang perlu disiapkan ialah jagung manis. Untuk bumbu-bumbu yang perlu disiapkan adalah cabai, bawang merah, bawang putih, tomat, gula jawa atau pasir, garam dan bisa juga ditambahkan daun bawang sebagai bumbu opsional.
Langkah awal membuat bekamal adalah mencuci bersih daging, lalu iris bentuk dadu dan diberi sedikit cuka. Setelah selesai, masukkan daging dalam wadah toples yang ditutup rapat. Lantas biarkan daging terfermentasi selama kurang lebih 2 hingga 10 hari. Masyarakat percaya bila semakin lama daging difermentasi akan semakin gurih dan nikmat rasanya.
Untuk langkah berikutnya adalah proses memasak. Memasak bekamal cukup mudah. Bumbu-bumbu yang telah disiapkan tadi ditumis bersama dengan daging fermentasi dengan takaran sesuai porsi yang akan dihidangkan, tambahkan sedikit air. Kemudian, matikan kompor setelah bekamal terlihat cukup kental.
Soal rasa jangan ditanya, lezat dan gurih. Pedas yang nempel di lidah malah bikin nagih, jagung yang terasa manis terasa pada setiap kecapan. Ditambah rempah bumbu lain menyempurnakan kuliner yang kaya rasa. Mungkin bagi yang pertama kali mencoba sedikit aneh dengan rasa daging hasil fermentasi. Namun itulah menjadi ciri khas dan cita rasa otentik dari adat Osing.
Bagaimana tertarik mencoba memasak dan mencicipi kuliner bekamal khas Banyuwangi ini? (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |