Telur Asin Mini Langsung Hap, Inovasi Warga Gladag Banyuwangi
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Telur puyuh identik dengan kuliner yang biasa tersaji di angkringan yaitu sate telur, sedangkan telur asin, umum dengan bahan dasar dari telur bebek. Namun, seorang warga Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyulap keduanya menjadi sebuah inovasi unik yaitu telur asin puyuh.
Mini, asin, gurih nan sedap, bisa langsung dihap. Begitulah simpel dan lezatnya ketika menikmati kuliner telur asin puyuh tersebut. Cangkang yang mudah terkelupas, tekstur telur yang lembut. Punya sensasi asin sedap ringan, putih dan kuningnya menyatu dalam tiap kunyahan.
Advertisement
Bayangkan telur asin puyuh, bentuknya kecil dengan rasa asin, gurih yang begitu sedap, sudah sama seperti camilan kacang asin saja. Ya karena memang itulah yang diharapkan dari sang penciptanya, warga Dusun Lateng, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Siti Yulaika.
Siti Yulaika sedang memegang telur puyuh yang akan diproduksi untuk telur asin. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Siti, panggilan akrabnya, mengungkap ide dari telur asin puyuh itu hanya sekedar mencoba-coba, pasalnya ia bersama putranya dulunya pernah memiliki usaha ternak burung puyuh. Siti berharap nilai tawar dari telur puyuh dapat meningkat karena menjadi bahan siap konsumsi.
“Awalnya iseng-iseng apakah telur puyuh dapat dijadikan telur asin sama seperti telur bebek gitu,” Katanya, Rabu (9/8/2023).
Telur asin puyuh milik Siti dibuat dengan bahan berbeda, itulah mengapa telur asin puyuh miliknya terasa masir, dengan asin, gurih yang ringan.
Perempuan berusia 55 tahun itu, menjelaskan bahan yang digunakannya adalah garam kasar, bawang putih dan cabai.
Awalnya, telur puyuh dicuci hingga bersih yang kemudian ditiriskan hingga kering. Seraya, menunggu telur puyuh kering, Siti biasanya membuat air rebusan garam kasar, dengan tambahan bawang putih dan cabai.
Setelah dirasa telur puyuh telah kering, air rebusan garam kasar, bawang putih dan cabai tadi diangkat dari perapian, barulah telur puyuh itu dimasukkan kedalam air rebusan tersebut. Selanjutnya, telur puyuh akan direndam selama 7 hari.
Proses pembuatan telur asin puyuh, yakni perendaman telur selama 7 hari oleh Siti. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
“Untuk 1 Kilogram telur puyuh saya biasanya menghabiskan sebanyak 1 gelas full garam kasar,” tutur, Siti.
Siti bercerita jika ia baru merintis, bahkan baru menjualnya dengan jumlah produksi yang tak banyak. Saat perdana mengkomersilkan hasil tangan kreatifnya itu, Siti hanya membuat sebanyak 2 hingga 3 kilogram saja telur asin puyuh.
Tapi siapa yang menyangka, telur asin puyuh produksi Siti, langsung diserbu masyarakat, khususnya dari tetangganya yang kepo akan kenikmatan telur asin puyuh. Terlebih mereka menyantapnya seperti camilan kacang asin.
Dihargai Rp8.000 dengan mendapat 12 biji telur asin puyuh. Siti juga menerima pesanan telur asin puyuh.
“Insyaallah jika banyak yang minat kita akan menambah produksinya. Bahkan awalnya sudah ada yang ingin memesannya terlebih dahulu,” tandasnya
“Mungkin rasanya lebih ringan dan sedap untuk lidah dan juga lebih praktis dari telur asin bebek. Karena juga mudah dikelupas dan bisa langsung dilahap karena kecil, bisa jadi menu camilan,” Imbuh, Siti. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |