TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rujak makanan Nusantara yang terdapat hampir di seluruh Indonesia. Rujak ternyata menjadi salah satu kuliner yang paling tua di Indonesia.
Konon rujak sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno. Rujak tercatata dalam prasasti Taji Jawa Kuno yang ditulis pada tahun 901 Masehi. Pada prasati itu, rujak tertulis sebagai salah satu sajian yang terdapat dalam upacara selamatan ibu hamil Naloni Mitoni (tiga dan tujuh bulanan).
Advertisement
Saat ini rujak yang paling populer adalah rujak cingur dari Jawa Timur dan rujak buah (rujak manis) dari Jawa Tengah. Keunikan rujak cingur adalah menambahkan moncong sapi yang disebut cingur dalam bahasa Jawa. Selain kacang, petis menjadi bumbu terpenting dalam sajian rujak cingur.
Sementara rujak buah jauh lebih sederhana, ragam buah segar yang dipotong kecil-kecil dan dimakan bersama bumbu rujak yang terdiri dari gula merah, kacang, asam dan cabai rawit.
Namun ternyata Nusantara yang sangat kaya akan suku budaya ini memiliki beragam rujak dengan keunikannya masing-masing.
Apa saja itu?
Rujak U Groh, Aceh
Rujak yang berasal dari Aceh ini sangat unik, karena bahan utamanya bukan dari buah-buahan, tapi batok kelapa. Namun jangan dibayangkan batok kelapa yang keras ya, batok kelapa yang dipakai untuk rujak u groh adalah yang masih sangat muda.
Batok itu dikerik lalu dicuci dan diiris tipis memanjang. Lalu dicampur dengan bumbu rujak dan perasan jeruk nipis. Andaakan mendaptkan sensasi rasa sepat, manis, pedas dan segar sekaligus.
Rujak Mie, Palembang
Rujak ini hasil kreatifitas orang Palembang yang memanfaatkan sisa pempek.
Karena memanfaatkan sisa pempek, maka isiannya tentu ada pempeknya. Kemudian ditambahkan mie kuning, soun, tahu goreng, daun selada kemudian disiram kuah cuko dan ditaburi ebi bubuk.
Rasanya memang tak jauh berbeda dengan pempek, namun ini lebih beragam isiannya.
Meski dulu dibuat dengan memanfaatkan pempek sisa, kini banyak warung yang menjual rujak mie ini sebagai sajian utama.
Rujak soun, Bangka
Selanjutnya ada rujak soun yang berasal dari Pulau Bangka. Seperti namanya, bintang utama dalam rujak ini adalah soun, atau mie putih. Selain itu dilengkapi juga dengan tahu, taugem timun.
Sementara bumbu kuahnya ada gula merah, kecap asin, cuka, gula pasir, garam serta cabai rawit. Rasanya rujak soun asam manis segar bikin nagih.
Rujak juhi, Jakarta
DKI Jakarta juga punya rujak tradisional, namanya rujak juhi. Keunikan rujak warga Betawi ini menggunakan cumi kering sebagai isiannya.
Seporsi rujak juhi terdiri cumi kering, sayuran, mie kuning, kentang rebus lalu disiram sambal kacang yang gurih pedas.
Sayang kini rujak juhi kian sullit dijumpai. Yuk lestarikan kuliner Nusantara, salah satunya rujak juhi.
Rujak shanghai, Jakarta
Masih di Jakarta ada juga rujak Shanghai. Meski namanya Shanghai, namun bukan berasal dari China ya.
Rujak shanghai kali pertama dikenalkan oleh seorang perempuan bernama Encim Ahung. Ia menjual makanan ini sehaj tahun 1950 di depan bioskop Shanghai, kawasan Glodok.
Rujak ini langsung populer karena rasanya yang unik tapi segar. Rujak Shanghai terbuat dari buah-buahan dan bumbu gula Jawa, melainkan berisi campuran kangkung, juhi (cumi besar), ubur-ubur, lobak, dan timun.
Sementara bumbunya kecap asin, ditambah dengan bawang putih yang sudah dihaluskan dan dicampur air, saus tomat, dan sambal tomat yang dimasak hingga mengental.
Hmm, tertarik mencoba?
Rujak es krim, Yogyakarta
Yang pernah main ke Yogyakarta tentu tak asing dengan rujak es krim ya. Kuliner unik ini memang menggabungkan dua makanan, rujak gobet (rujak buah yang diserut dengan kuah asam manis pedas) dengan es krim.
Rasanya dingin nanonao, seru!
Rujak bulung, Bali
Rujak unik selanjutnya berasal dari Bali, namanya rujuk bulung.
Rujak ini menggunakan rumput laut sebagai bahan utamanya. Tak sembarang rumput laut yang digunakan untuk kuliner ini. Hanya rumput laut jenis boni yang dipakai untuk rujak.
Rujak bulung disajikan bersama dengan kuah pindang, parutan kelapa, parutan lengkuas, dan bumbu rujak yang telah dihaluskan. Bumbu rujak bulung sangat sederhana, hanya terdiri dari garam, gula, cabai, asam jawa dan terasi (bisa ditambah kaldu ikan).
Rujak bulung menawarkan sensasi kenyal dari tekstur rumput laut yang berpadu dengan pedas gurih bumbu pindang.
Rujak kuah pindang, Bali
Masih dari Bali, kali ini rujak kuah pindang. Bumbunya memang mirip dengan rujak bulung, yaitu kuah pindang. Namun yang membedakan adalah isiannya, yang menggunakan buah-buahan segar.
Mulai dari bengkoang, pepaya muda, nanas, mangga muda, kedondong, timun dan lainnya.
Meski dari Bali, tapi rujak segar ini juga dapat Anda jumpai di pesisir Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |