LTI

Khofifah Effect, di Jatim Elektabilitas Prabowo-Gibran Tembus 59 Persen

Rabu, 31 Januari 2024 - 18:27 | 21.26k
Khofifah Indar Parawansa saat mengumumkan sebagai Jurkamnas TKN Prabowo-Gibran (Foto :TIN Foto)
Khofifah Indar Parawansa saat mengumumkan sebagai Jurkamnas TKN Prabowo-Gibran (Foto :TIN Foto)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Jawa Timur tetap menjadi battle ground pertarungan Pilpres 2024 pada 14 Februari nanti. Hal itulah yang memantik Litbang TI (TIMES Indonesia) melakukan survei mandiri terkait pertarungan tiga kandidat capres. 

Hasilnya, pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (59,2%), disusul Ganjar Pranowo - Mahfud MD (22,4%), dan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (14,2%). Selebihnya, tidak menjawab/tidak tahu sebesar 4,2%.

Advertisement

Prabowo-Gibran unggul telak di semua dapil di Jawa Timur, kecuali Dapil 11 (Madura Raya). "Meskipun ada area dimana Prabowo-Gibran kurang unggul, secara keseluruhan, angka elektabilitas yang tinggi ini mencerminkan efektivitas strategi perekrutan dan endorsement lokal, terutama dari tokoh sekaliber Khofifah," kata Mazzay Makarim, peneliti di Litbang TI. 

Khofifah Effect Mengerek Elektabilitas

Tinggi elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Timur tak lepas dari munculnya fenomena 'Khofifah Effect' yang meningkatkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

Mazzay menyatakan bahwa masyarakat puas dengan kinerja positif Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Di mana tingkat kepuasan publik Jatim pada kinerja gubernur mencapai 83,5%. "Prestasi dan kepercayaan masyarakat terhadap Gubernur Khofifah berperan vital dalam meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran. Ini adalah fenomena menarik yang kami sebut sebagai 'Khofifah Effect'' tadi," ujar Mazzay.

Menurut Mazzay, keputusan menggandeng Khofifah sebagai bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran di Jawa Timur terbukti strategis. Tingkat endorsement Khofifah yang mencapai 62,3% berkorelasi langsung dengan pilihan mereka.

"Ini membuktikan bahwa kepercayaan publik terhadap Khofifah tidak hanya semata-mata sebatas kinerja administratifnya sebagai gubernur tetapi juga sebagai figur politik yang dapat mempengaruhi arah suara pemilih," ujarnya.

Lebih lanjut, survei ini juga mengungkapkan bahwa Prabowo-Gibran unggul telak di sebagian besar Jawa Timur, dengan pengecualian di Daerah Pemilihan (Dapil) 11, yaitu Pulau Madura. 

Dari sisi distribusi suara di berbagai partai, Mazzay menambahkan bahwa basis pendukung Prabowo-Gibran sangat solid. Ini menunjukkan bahwa koalisi yang terbentuk tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga memiliki pengaruh nyata dalam menggalang dukungan.

Ferry Agusta, manager Litbang TI, menambahkan Jawa Timur merupakan 'battle ground' yang kritis. Dengan total sekitar 31 juta pemilih, dinamika Jatim sering menjadi indikator tren nasional. Dibandingkan dengan Jabar, pemilih di Jatim lebih dinamis. Itu tercermin dari konsistensi urutan dan hasil pilpres 2009, 2014, dan 2019.

"Litbang TI melakukan riset ini untuk memahami apakah tren Jatim sebagai 'battle ground' penentu masih relevan di 2024. Dan berdasarkan data yang kami miliki, kami yakin bahwa tren tersebut akan berlanjut," ujarnya.

Dari data di Litbang TI, hasil Pilpres 2009 Jatim SBY-JK 59,65% dan Mega-Hasyim 40,35%. Sedang nasional SBY-JK 60,62% dan Mega-Hasyim 39,38%. 

Sementara pada hasil Pilpres 2014 Jatim Jokowi-JK 53,17% dan Pranowo-Hatta 46,83%. Sedang suara nasional Jokowi-JK 53,15% dan Pranowo-Hatta 46,85%.

Pada hasil Pilpres 2014 Jatim Jokowi-Ma'ruf Amin 65,79% dan Prabowo-Sandi 34,21%. Sedang hasil nasional Jokowi-Ma'ruf Amin 55,50% dan Prabowo-Sandi 44,50%.

"Ini yang menjadi sorotan menarik kami tentang Jatim karena battle ground ini sangat menjadi ukuran nasional," ujar Ferry. 

Metode Survei Litbang TI

Metode survei yang digunakan Litbang TI menjadi salah satu konsen riset ini. Survei Litbang TI periode 15-24 Januari 2024, jumlah responden 1.200, margin of error kurang lebih 2,9%, penarikan sampel multistage random sampling, populasi seluruh WNI di Jatim yang terdaftar sebagai DPT pemilu 2024.

"Kami mengambil pendekatan yang berbeda dalam memilih responden. Kami tidak mengambil metode sebaran RT, kami menggunakan data DPT yang ada di TPS. Ini memastikan bahwa responden yang kami wawancarai benar-benar terdaftar sebagai pemilih," ujar Mazzay. 

Metode ini, sambung dia, tidak hanya meningkatkan akurasi data tetapi juga mengatasi hambatan umum dalam survei, seperti penolakan dari pihak desa atau kelurahan. "Dengan langsung mengakses data DPT, kami dapat langsung mengidentifikasi dan mendekati responden yang terdaftar sebagai pemilih. Ini menjadikan survei kami lebih efisien dan hasilnya lebih representatif," ujarnya menjawab pertanyaan media.

Dalam menghadapi pemilu yang semakin dekat, para capres-cawapres perlu memperhatikan dinamika pemilih di Jawa Timur. Key person mungkin menjadi fenomena kunci yang berpotensi membawa perubahan signifikan pada peta politik Jawa Timur, bahkan juga secara nasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES