News Commerce

Eiger Hadapi Kondisi Pasca Pandemi dengan Optimis

Senin, 19 Desember 2022 - 16:12 | 129.12k
Foto: Toko Eiger (Dok: Eiger)
Foto: Toko Eiger (Dok: Eiger)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Siapa tak kenal merek Eiger? Ya, produsen  tas, jaket dan berbagai kebutuhan para pegiat alam terbuka dari Bandung ini masih terus berkibar melewati masa-masa setelah pandemi. 

Eiger yang diluncurkan pertama kali pada tahun 1989 memiliki tiga kategori produk. Pertama, produk yang berorientasi pada kegiatan mendaki gunung. Kedua, berfokus pada produk untuk mengendarai motor. Ketiga, produk untuk para pecinta petualangan alam.

Advertisement

"Sebenarnya dalam mencapai target di tahun 2022 ini, Eiger bersyukur bisa mencapai target yang telah ditetapkan”, ujar Vitra Elizabeth Manthovani, SE selaku Product Consultant Eiger.

"Dengan kondisi yang agak sulit ya saat pandemi Covid-19, tapi bersyukur kami berbenah, kami mendapat tantangan juga, yang awalnya berjualan secara offline sebagian, jadi melalui proses online dan tercapai,” ulas Vitra pada TIMES Indonesia di Kadin Bandung, Kamis (15/12/2022) lalu.

Vitra-Elizabeth-Manthovani.jpgVitra Elizabeth Manthovani, SE, Product Consultant Eiger.

Menurutnya, apa pun nanti yang akan dikerjakan pada 2023 bisa berdampak baik. "Kalau dibilang sulit yang memang sulit, dan kami yakin tidak cuma kami saja, tetapi juga banyak para pengusaha yang lain. Tapi kami melihat, ini semua pertolongan Tuhan,” jelas Vitra.

Menurut penilaiannya, masyarakat masih mencintai produk lokal. Bahkan, dengan kondisi seperti ini, permintaan terhadap produk lokal terus meningkat. "Kenapa ini terjadi? Karena tak terlepas dari kebijakan pemerintah juga yang mencegah produk dari luar negeri masuk ke Indonesia,” tuturnya.

Pihaknya merasa juga bersyukur dengan kebijakan yang baru. Kemudian juga didukung oleh pemerintah, akhirnya ini berdampak baik pada Eiger.  Vitra pun menjelaskan dampak pandemi Covid-19 yang muncul pada 2020, toko sampai tutup selama 6 bulan.

"Dan ini membuat sulit padahal kita harus hidup dan darimana penghidupannya? "Sebenarnya, kiami sudah memulai sistem penjualan online pada 2017, tapi masih setengah hati karena benar-benar baru membenahi sistem dan lainnya,’ jelas Vitra.

Menurutnya, orang-orang sebetulnya ingin belanja langsung ke toko. Tetapi, gara-gara pandemic Covid-19, toko pada tutup. "Dampaknya para Sales Promotion Girl juga akhirnya di phk” tuturnya.

Akhirnya, lanjut Vitra, dari kondisi tersebut, Eiger harus menerapkan penjualan secara online. Awal mula sistem penjualan online, lanjutnya, Eiger memasarkan produk melalui marketplace seperti Shoope, Lazada, Tokopedia. "Sistemnya titip barang di toko toko,” ulasnya

Kemudian, lanjut Vitra, pihak Eiger menggunakan tim marketing sendiri. "Kami menggunakan konsultan yang sudah ahli juga waktu itu, kami coba kerja sama dengan satu e-commerce di Jakarta dan hasilnya bagus,” terang Vitra.

Eiger, kata Vitra, bekerja sama melalui kemitraan itu selama 1 tahun. Kemudian, dan ada akun yang selama 24 jam menangani proses penjualan. "Selama 1 tahun tersebut, kami pikirkan ada keterbatasan juga sehingga dibuatlah tim internal sendiri untuk menangani penjualan lewat e commerce tersebut,”ujar Vitra. 

Lalu, dibentuklah tim penjualan internal Eiger tersebut. "Para SPG yang melayani via online dengan dukungan admin stand by 24 jam yang mencatat semua permintaan pelanggan nanti dimasukkan ke dalam satu data dan dikirim ke Eiger,” ulasnya.

Kemudian, lanjut Vitra, dari data yang diterima, direkap, lalu pengiriman dilakukan dalam masa jam kerja. "Untuk pengirimannya kami bekerja sama dengan JNE yang mengirimkan ke tempat konsumen,”jelas Vitra. 

Dalam perjalanan penjualan, lanjutnya, banyak pembelajaran yang didapatkan, Sehingga, akhirnya yang dulu pihak gudang bekerja sama dengan mitra lain, akhirnya gudang ditangani sendiri agar keamanan barang bisa terjamin.

"Begitulah dalam perjalanan Eiger, awalnya belum menerapkan sistem online, lalu menggunakan online. Bermula bermitra, akhirnya ditangani sendiri untuk penjualan online-nya. Begitu juga dengan gudang yang awalnya di subcon-kan, kami harus tangani sendiri karena bila ada kecelakaan pada pihak mitra atau terjadi bencana gempa, kami akan kerepotan,” sahut Vitra. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES