News Commerce

Camilan Vegetarian Olahan Emak-Emak di Probolinggo Makin Bergairah Karena Ini

Selasa, 16 Mei 2023 - 00:30 | 117.23k
Para ibu-ibu tengah memproduksi stik saledri dan sawi milik IKM Citra Lestari. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Para ibu-ibu tengah memproduksi stik saledri dan sawi milik IKM Citra Lestari. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sejumlah emak-emak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, memiliki usaha produk camilan vegetarian, berupa stik sawi dan seledri. Camilan itu baik untuk dikonsumsi oleh semua kalangan. Bahkan dapat menjadi pilihan, untuk mensiasati anak-anak yang tak suka sayuran.

Bisnis kuliner yang digagas oleh sejumlah kaum hawa itu terkumpul dalam kelompok Posyandu Ketahanan Iklim (Postaklim). Kelompok ibu-ibu ini punya inisiatif untuk menciptakan produk stik saledri dan sawi untuk mensiasati makanan anak.Sebab, banyak anak-anak yang tak suka memakan sayuran.

Advertisement

Produk olahan itu pun diberi nama IKM Citra Lestari. Makanan ringan yang sarat gizi itu dibuat oleh emak-emak asal Desa Binor Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.

Mulanya kuliner buatan para ibu-ibu itu diperuntukkan dan dijual khusus makanan anak-anak saja. Sebab, makanan yang dibuat dari sayuran itu sehat untuk dikonsumsi oleh anak-anak.

Akan tetapi, makanan ringan itu hanya dipasarkan di dalam desa saja, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yaitu Cafe and Resto Binor Harmony. Sehingga progres penjualannya tak cukup bergairah.

"Dijualnya di daerah sini (dalam desa, red). Belum keluar kemana-mana. Paling jauh desa sekitar dalam kecamatan," ungkap Hostiningsih, Ketua IKM Citra Lestari itu.

Stik-Sledir.jpgProduk olahan sawi dan saledri milik ibu-ibu di Desa Binor Kecamaran Paiton.

Namun, semuanya berubah setelah muncul program Desa BRILian yang dirilis oleh BRI. Desa Binor yang menjadi bagian dalam lomba Desa BRILian Batch 2 itu, terpilih sebagai pemenang juara harapan 1. Sehingga mereka mendapat pembinaan dan pendampingan dari BRI.

Pendampingan itu dilakukan melalui zoom meeting pada sejumlah UMKM di Desa Binor. Pelatihan itu diberikan setiap seminggu tiga kali. BRI juga mengutus tim khusus untuk datang langsung ke desa dan menemui para pelaku UMKM. Para emak-emak di IKM Citra Lestari turut terlibat.

Usai pelatihan dan pembinaan itu, para UMKM dimasukkan dalam grup whatsapp bersama para pembina. Agar mereka bisa tetap menjalin komunikasi dan konsultasi kapanpun mereka butuh di grup tersebut.

Para emak-emak ini lantas mulai mencurahkan grusa-grusu dalam perjalanan bisnisnya. Terutama dalam hal metode pemasaran. Mereka pun diperkenalkan pada berbagai metode pemasaran, baik menggunakan media sosial, hingga website.

Setelah pelatihan itu, para ibu-ibu yang tergolong dalam kader posyandu mulai pemasaran melalui media sosial whatsapp. Masing-masing dari mereka mempromosikan sendiri pada orang-orang yang dikenal.

Selain memproduksi, belasan emak-emak itu juga menjadi marketing untuk produk mereka sendiri. Harga normal setiap kemasan 150 gram itu sekitar Rp 15 ribu. Namun, para emak-emak boleh menjual lebih tinggi dari itu dengan cara masing-masing. Sehingga keuntungannya pun berbeda-beda.

Pendampingan pun telah membuahkan hasil. Pihak BRI pun memberikan hadiah berupa website untuk membantu promosi dan penjualan pada IKM tersebut. Website itu dikelola oleh Pemerintah Desa Binor.

"Kami juga dapet website dari BRI. Hanya saja websitenya dikelola oleh desa. Tapi sekarang masih dalam proses pengembangan," ungkap Hostifawati, Kepala Desa Binor.

Produk olahan emak-emak yang telah menjadi makanan khas Desa Binor ini, dibuat dengan cara sederhana. Tidak ada bahan pengawet dalam proses pembuatannya.

Caranya dengan mengaduk bahan baku (sawi atau seledri) sampai halus dan dicampur dengan tepung. Adonan itu kantas dipotong kecil-kecil sesuai keinginan. Lalu digoreng hingga matang.

Camilan vegetarian itu dapat ditemui di IKM Citra Lestari yang lokasinya berada di Dusun Koloran. Lokasi ini berada 1 kilo dari Pantai Bohay atau PLTU Paiton, Kabupaten Probolinggo. Selain itu, tempatnya berada dekat dengan jalur pantura, tapi masih perlu melewati jalan kecil di samping rumah warga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES