Tutri Crafts, Bukti Kerajinan Tangan Masih Eksis Hingga Kini
TIMESINDONESIA, MALANG – Kerajinan tangan atau yang biasa disebut craft, masih sangat diminati hingga saat ini. Tak jarang craft dijadikan ide bisnis karena nilai jualnya yang tinggi. Hal ini juga dilakukan oleh Ihda Amaliyah, owner dari Tutri Crafts, UMKM yang bergerak di bidang kerajinan tangan.
Berawal dari hobi merajut yang sudah ia lakukan sejak kecil, akhirnya crafter muda ini memberanikan diri untuk menjual kerajinan buatannya.
Advertisement
Produk andalan Tutri Crafts, punch needle (FOTO: Amalia Zessa/TIMES Indonesia)
“Sebenarnya aku sudah mulai tertarik merajut sejak kecil, karena kebetulan orang tua aku suka menjahit juga. Hobi ini terus berlanjut sampai dewasa dan akhirnya muncul sebuah ide untuk menjadikannya bisnis usaha,” ungkapnya. Rupanya, keahliannya ini ia dapatkan dari orang tuanya.
Nama Tutri sendiri diambil dari bahasa inggris angka 2 dan 3, two three. Saat ditanya, Ihda malu-malu mengungkapkan bahwa 23 adalah tanggal dimana ia dan suaminya resmi menjalin hubungan. Rupanya usaha yang ia rintis sejak tahun 2019 ini dibangun bersama suaminya.
Crafting workshop bersama owner Tutri Crafts, Ihda Amaliyah (FOTO: Amalia Zessa/TIMES Indonesia)
Saat ini Tutri Crafts menyediakan kerajinan berbahan dasar makrame, crochet, hingga punch needle. Adapun produk yang dikeluarkan seperti tas, gantungan kunci, cermin, phone case, tatakan gelas, hingga hiasan dinding.
Ihda Amaliyah sengaja memilih warna yang cerah untuk setiap produknya, karena ini merupakan ciri khas yang membedakannya dari produk lain. Tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan mengeluarkan sesuatu yang baru, karena Tutri Crafts masih terus berinovasi.
Tutri Crafts tidak sembarangan dalam menjual produknya. Alih-alih memproduksi barang secara massal, mereka hanya menyediakan produk dengan jumlah terbatas. Ini merupakan strategi marketing yang dilakukan agar kerajinan tangan mereka menjadi produk eksklusif, dengan begitu antusias calon pembeli akan semakin menggebu.
Hal ini juga yang mendorong Tuti Crafts untuk membuat kreasi dengan ide-ide baru.
Tantangan yang Ihda hadapi selama 3 tahun berbisnis adalah banyaknya kompetitor. Ia mengungkapkan, Tutri Crafts harus memutar otak agar terus eksis di kalangan masyarakat. Meskipun begitu, Ihda tidak sungkan membagikan ilmu yang ia punya.
Berkat kepiawaiannya, ia seringkali dipercaya untuk menjadi pemateri dalam crafting workshop. Jadi tidak hanya berjualan, Tutri Craft juga aktif bekerja sama dengan beberapa pihak untuk mengadakan kelas kerajinan tangan.
Jatuh bangun Tutri Craft
Perjalanan bisnis Ihda Amaliyah tidak selalu berjalan mulus. Suka dan duka sudah pernah ia lalui. Menurutnya, butuh keahlian dan kesabaran ekstra untuk menghasilkan suatu produk. Proses yang dibutuhkan juga tidak sebentar, mengingat mereka melakukannya dengan sangat teliti dan hati-hati. Namun masih saja ada orang yang menganggap remeh kerajinan tangan.
“Sukanya ya kalau ada orang yang membeli produk kita. Itu tandanya dia suka dong sama hasil karya kita, di situ kita merasa bangga. Kalau dukanya, terkadang ada orang yang ngga menghargai karya kita, entah bilang produk kita jelek, atau menganggap bahwa untuk membuat kerajinan tangan ini gampang,” jelasnya.
Sayangnya, pihak Tutri Crafts belum membuka offline store, jadi untuk membeli produknya, konsumen harus menghubungi sosial media mereka, @tutricrafts.id terlebih dahulu.
Jangan khawatir, tidak sulit untuk mendapatkan produk dari Tutri Craft, karena selain aktif di sosial media, mereka juga sering melakukan promosi di berbagai event. (*)
Hubungi News Commerce Room TIMES Indonesia di 08-822-2850-8611 KLIK (WA Only)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |