News Commerce

Kisah Mulia Tenaga Pemasar Asuransi Jiwa, Bantu Klaim Peserta Miliaran Rupiah

Sabtu, 02 September 2023 - 21:35 | 50.57k
Wahdini Anastase atau biasa dipanggil Ibu Maya saat menceritakan kisahnya sebagai pemasar Prudential Syariah di Surabaya, Sabtu (2/9/2023). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Wahdini Anastase atau biasa dipanggil Ibu Maya saat menceritakan kisahnya sebagai pemasar Prudential Syariah di Surabaya, Sabtu (2/9/2023). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kesadaran masyarakat Indonesia akan perencanaan keuangan masih sangat kurang. Kebanyakan dari mereka belum memulai perencanaan keuangan pada usia 35 tahun dan baru memulai perencanaan pensiun di usia 41 tahun. 

Bahkan, berdasarkan data OJK hanya 5,25 persen dari responden yang yakin mampu mengelola keuangannya setelah masa pensiun. 

Advertisement

Padahal kesiapan dalam perencanaan keuangan juga perlu didukung oleh tingkat literasi dan inklusi yang baik. Hasil temuan menarik juga terlihat dari ketahanan dana darurat yang dimiliki orang Indonesia. 

Ibu-Maya-2.jpgWahdini Anastase atau biasa dipanggil Ibu Maya, Sabtu (2/9/2023). (FOTO : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Survei menyatakan hanya 9 persen masyarakat Indonesia yang bisa bertahan lebih dari enam bulan jika kehilangan pendapatan dan mengandalkan dana darurat. Sedangkan 46 persen hanya memiliki 1 minggu untuk bertahan hidup. 

Keadaan ini memperlihatkan jika masyarakat Indonesia membutuhkan perencanaan keuangan yang lebih matang dan berkelanjutan.

Edukasi tentang perencanaan keuangan ini turut menjadi bagian penting bagi tenaga pemasar produk asuransi jiwa. 

Banyak kisah menarik. Salah satunya Wahdini Anastase atau biasa dipanggil Ibu Maya. Ia merupakan satu dari 130 ribu tenaga pemasar Prudential Syariah yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur.

Sebelum bergabung sebagai tenaga pemasar, Ibu Maya merupakan seorang karyawan di sebuah bank, juga perusahaan sekuritas di Surabaya. 

Namun pada saat ini ia fokus menekuni profesi sebagai tenaga pemasar. Bahkan sudah lebih dari satu dekade.

Salah satu cerita paling berkesan yang dialami oleh Ibu Maya adalah ketika ia berhasil membantu salah satu pesertanya. Yaitu seorang ibu rumah tangga yang suaminya meninggal saat pandemi COVID-19. 

"Saya melakukan klaim untuk mencairkan santunan asuransi sebesar Rp1 miliar, untuk kemudian digunakan keluarga yang ditinggalkan membiayai kelangsungan hidup rumah tangganya," kisah Ibu Maya, Sabtu (2/9/2023).

Sementara pada saat yang bersamaan anak dari pasangan tersebut sedang menempuh pendidikan kuliah di luar negeri.

Pengalaman Ibu Maya dalam membantu peserta dan keluarganya merupakan wujud dedikasi seorang tenaga pemasar dalam menjalankan tugasnya untuk memastikan perlindungan nasabah (customer protection) dan pelayanan terbaik dari berbagai potensi risiko yang timbul.

Ibu Maya mengatakan secara konsisten mengedukasi peserta dan calon peserta secara bertahap. "Saya meyakini adanya kebutuhan yang berbeda di setiap jenjang kehidupan," tuturnya.

Kasus lain yang pernah dibantu oleh Ibu Maya, termasuk beberapa pasien penyakit jantung yang perawatannya menghabiskan waktu yang cukup lama. Itu belum termasuk masa pasca penyembuhannya. 

Contohnya adalah salah satu peserta yang baru 15 bulan menandatangani akad untuk PRUPrime Healthcare Plus Pro Syariah, mendadak masuk IGD untuk pemasangan ring pada malam tahun baru dan dua minggu kemudian ditemukan infeksi paru-paru. 

Ibu Maya lantas membantu peserta tersebut dengan selama 48 hari di Rumah Sakit dengan total klaim sekitar Rp700 juta. 

Ada pula kasus penggantian katup jantung sekitar Rp400 juta dengan manfaat rawat jalan hingga 90 hari setelah tindakan yang juga diklaim oleh Prudential Syariah.

Dari pengalaman Ibu Maya ia mendapatkan gambaran mengenai stigma yang terjadi di tengah masyarakat yaitu mereka menyadari pentingnya asuransi kesehatan ketika risiko telah terjadi. 

Sayangnya, stigma ini justru memperkecil kesempatan mereka untuk mendapatkan asuransi kesehatan. "Waktu terbaik untuk memiliki asuransi adalah ketika mereka belum membutuhkan yaitu saat ini," kata Ibu Maya.

Baginya, memahami pengaturan finansial yang baik dan benar merupakan suatu hal yang penting.

Termasuk memahami pentingnya proteksi kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan diri menghadapi segala perubahan di setiap jenjang kehidupan. 

Inilah mengapa ia melihat profesinya sebagai profesi yang penting dan mulia, untuk membantu para peserta mendapatkan perlindungan terbaik, serta agar yakin melangkah dalam mencapai masa depan hidup yang sehat dan sejahtera.

Seiring berjalannya waktu, Ibu Maya merasakan pekerjaannya sebagai tenaga pemasar semakin bermakna dan bermanfaat. 

Dengan menjadi tenaga pemasar, ia tidak hanya dapat membantu para peserta dan keluarganya terproteksi dari risiko kesehatan dan jiwa, namun juga meningkatkan kualitas hidup peserta dan timnya.

Di antara kesibukannya kini, Ibu Maya juga masih mengalokasikan waktunya secara rutin untuk meng-upgrade diri dengan pelatihan terkait produk-produk syariah, wawasan terkait ilmu kesehatan, bahkan aturan-aturan terbaru yang diterapkan oleh regulator. 

Hal ini ia lakukan untuk dapat memberikan edukasi literasi dan inklusi kepada para peserta dan calon peserta. 

Secara konsisten, Ibu Maya juga mengedukasi para peserta dan calon peserta tentang pentingnya memiliki proteksi kesehatan sebelum risiko kesehatan terjadi. 

Bersama Prudential Syariah, Ibu Maya menerapkan prinsip “Syariah untuk Semua” yang menjunjung tinggi sikap tolong menolong dan gotong-royong, adil, transparan, dan inklusif. 

Dengan menjadi peserta asuransi syariah, katanya, para peserta asuransi akan berkontribusi untuk saling tolong-menolong antar sesama peserta, terutama ketika terjadi risiko.

Sementara itu, Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul S. Kartono mengatakan, Prudential Syariah akan terus berkomitmen mengutamakan kebutuhan peserta, memastikan mereka mendapatkan layanan terbaik dari para tenaga pemasar.

"Prudential Syariah juga terus berupaya dan memastikan agar para tenaga pemasar menjadi financial advisor dengan memberikan pelatihan yang profesional agar mereka tumbuh menjadi tenaga pemasar yang memiliki dedikasi, empati, kepedulian tinggi terhadap kebutuhan peserta," terang Paul. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES