Kompetisi Sepakbola Lokal yang Sudah Berumur Belasan Tahun

TIMESINDONESIA, JEMBER – Dua kesebelasan beradu tangkas, masing-masing berusaha mengecoh permainan lawan. Bola dioper kesegala penjuru, berharap ada teman menempati ruang kosong yang dituju.
Tiba-tiba, prit! Peluit wasit berbunyi. Bola keluar lapangan, hadiah lemparan kedalam bagi satu kesebelasan.
Advertisement
Pekikan penonton menambah seru laga para pemain dari dua klub amatir yang masing-masing berasal dari Klub Putra Mayangan Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, dan kesebelasan Surya Naga FC dari Kabupaten Lumajang.
Laga tersebut merupakan bagian dari turnamen Mlokorejo United (MU) Cup yang ke 16. MU adalah sebuah klub lokal yang berasal dari Desa Mlokorejo, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Turnamen ini adalah kompetisi ke 16 kali dan rutin digelar setiap tahun oleh Pemerintah Desa Mlokorejo yang dilaksanakan di Lapangan Klampis Ireng desa setempat.
Karena turnamen itu setingkat antar kampung alias tarkam, suasananya berbeda dengan pengalaman menonton di stadion. Ratusan penonton terlihat memadati sekeliling lapangan.
Di pertandingan ini juga tak ada pagar pembatas antara pemain dan penonton, interaksi bisa kapan saja terjadi. Bahkan ketika bola keluar lapangan, penontonlah yang mengambilkannya untuk pemain.
Para penonton ada yang duduk-duduk di pinggir lapangan, sebagian ada yang menikmati jalannya pertandingan sembari menyantap jajanan di warung-warung tepi lapangan.
Mereka bisa sembari minum kopi dan menghisap kretek sambil berteriak-teriak menyemangati sang jagoan.
Lapangannya juga berbeda, hanya sedikit rumput yang tumbuh. Rumput itu tak lagi hijau, guyuran hujan yang mulai jarang membuat alas lapangan itu terlihat menguning.
Meski begitu, untuk masuk ke dalam arena pertandingan, penonton harus membayar tiket di loket yang terbuat dari anyaman bambu yang disebut betek.
Betek ini juga yang mengelilingi lapangan. Harga tiketnya terjangkau, hanya Rp 6.000 ditambah biaya penitipan kendaraan bermotor senilai Rp 2.000.
Kepala Desa Mlokorejo, Kecamatan Puger, Mahfudz mengatakan, turnamen tersebut diikuti oleh 32 klub dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Mayoritas berasal dari Eks Karisedenan Besuki, seperti, Kabupaten Jember, Lumajang, Bondowoso, Banyuwangi dan Situbondo.
“Tapi ada juga yang berasal dari Madura, Kabupaten Malang, Surabaya, dan Blitar,” katanya, Selasa (13/9/2016) saat memantau jalannya pertandingan.
Turnamen terbuka ini akan menghabiskan waktu selama 1 bulan penuh. Masa sebulan itu relative singkat karena kompetisinya menggunakan sistem gugur.
Pada kompetisi tahun ini, suasananya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Laga perdana dibuka oleh Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Mohammad Eksan.
“Saya berharap, turnamen bola seperti ini bisa menjadi embrio untuk mendapatkan bibit baru bagi kemajuan sepak bola di Jatim, khususnya sepak bola di Jember. Karena prestasi olahraga apapun rasanya kurang lengkap jika sepak bolanya tidak ikut menang,” katanya.
Legislator asal Jember ini juga berharap, ada sinergitas antara pemangku kepentingan sepak bola di daerah dengan kelompok masyarakat yang rutin menggelar turnamen.
“Karena dengan turnamen seperti inilah, bibit-bibit pesepakbola muda akan tumbuh,” tandasnya.
Pertandingan ini diakhiri dengan kemenangan 2-0 untuk Klub Putra Mayangan Kecamatan Gumukmas. Kesebelasan ini pula yang menjuarai turnamen ke 15 pada tahun sebelumnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |