Olahraga

Kisah Alfred Riedl, Jejak Euforia Sepakbola Indonesia dan Hutang Nyawa di Vietnam

Selasa, 08 September 2020 - 19:42 | 273.53k
Alfred Riedl saat masih melatih Timnas Indonesia. (Foto: AFP)
Alfred Riedl saat masih melatih Timnas Indonesia. (Foto: AFP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mantan pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl meninggal dunia di Wina, Austria pada Senin (7/9/2020). Selama hidupnya Alfred Riedl banyak meninggalkan kisah, mulai dari euforia Indonesia terhadap timnasnya hingga hutang nyawa di Vietnam.

Sebelum menukangi Timnas Indonesia pada 2010, Alfred Riedl memiliki kisah emosional dengan Vietnam. Jejak Alfred Riedl di Vietnam diawali pada tahun 1998, bersama negara sosialis tersebut Alfred Riedl menjalin kebersamaan hingga tahun 2000. Kemudian memilih untuk hengkang dan tiga tahun berselang, Alfred Riedl kembali lagi untuk menangani Vietnam sampai 2004, kisahnya berlanjut lagi pada 2005 hingga 2007.

Dari sisi sepakbola, Alfred Riedl disebut-sebut ikut membangun kekuatan sepakbola Vietnam. Konon berkembangnya mereka juga salah satunya berkat pondasi kuat yang sudah dibangun oleh Alfred Riedl sejak 1998 silam.

Kisah emosional Alfred Riedl dan Vietnam justru terjadi di luar lapangan. Berkaitan dengan kondisi kesehatannya.

"Sebelum media menulis sesuatu yang bodoh, saya melakukan konferensi pers. Saya bilang ke mereka, saya harus menjalani transplantasi dan berencana melakukannya di tiga atau empat bulan pertama 2007," ujar Riedl seperti dikutip dari ESPN FC.

Pernyataan yang dilontarkan oleh Alfred Riedl tersebut ternyata mengetuk hati masyarakat Vietnam. Puluhan orang memberikan tawaran untuk mendonorkan ginjal kepada Alfred Riedl.

"Kami kemudian membawa dua kandidat pendonor ke Austria untuk menjalani operasi. Pendonor meninggalkan rumah sakit setelah enam hari, sedangkan saya sembilan hari," ujarnya.

Alfred Riedl mengaku berhutang nyawa kepada pendonor asal Vietnam tersebut, bahkan dia menyebut bahwa tidak akan bisa membalas jasa kepada si pendonor.

"Dia menyelamatkan nyawa saya. Tanpa donornya, maka saya harus menjalani cuci darah tiga kali dalam sepekan. Itu seperti berada di akhir kehidupan," ujarnya kala itu.

Di Indonesia sendiri Alfred Riedl termasuk pelatih yang dipuja-puja. Hal itu berkat tangan dinginnya dalam memberikan sentuhan pada Timnas Indonesia di Piala AFF 2010. Tidak hanya mampu membawa Indonesia menjadi runner up, saat itu Alfred Riedl dianggap mampu membangkitkan euforia masyarakat Indonesia terhadap tim merah putih. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES