Olahraga

Tumpang Climber Club, Cetak Atlet Hingga Kurangi Anak Kecanduan Gadget

Sabtu, 02 Januari 2021 - 07:39 | 122.73k
Suasana latihan Tumpang Climber Club 99 (Foto : Tumpang Climber Club 99)
Suasana latihan Tumpang Climber Club 99 (Foto : Tumpang Climber Club 99)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Panjat dinding selama ini dikenal sebagai olahraga minat khusus. Namun siapa sangka jika olahraga ini kini justru digandrungi anak-anak. Seperti yang terjadi di klub panjat dinding asal Malang yakni Tumpang Climber Club 99 (TCC 99) ini.

Setidaknya ada 15 anak yang tergabung dalam klub panjat dinding Tumpang Climber Club 99 ini. Suasana ceria tentu saja selalu menghiasi setiap sesi latihan. “Kami berusaha menghadirkan suasana yang fun dan enjoy, tapi pada dasarnya anak-anak memang suka memanjat” ungkap pelatih Tumpang Climber Club 99 Dedy Setyawan kepada TIMES Indonesia.

Advertisement

Sebagai wadah untuk mengembangkan olahraga panjat dinding, Tumpang Climber Club 99 tentu saja berhasil mencetak banyak atlit. Sebut saja nama Fino Pramansyah yang berasal dari Tulusbesar Tumpang yang menorehkan medali emas di Macco 2017, Porkab 2016 mendapatkan perak, di Porkab 2018 emas nomor speed classic serta perak nomor lead, Lapadma 2019 mendapatkan di perak nomor boulder. Ada juga Fifa Adilah yang merupakan siswi SDN Tulus Besar dalam event Lapadma 2018 berhasil mendapatkan perunggu di U-13  putri sedangkan di Lapadma 2019 mendapatkan medali perak. Nama lainnya adalah Aditya akbar asal Malangsuko, Tumpang yang memperoleh Perunggu pada U-13 putra di ajang Lapadma 2019 serta mendapatkan perunggu U-13 putra pada ajang Macco 2019.

Dibalik torehan prestasi beberapa atlit cilik tersebut siapa sangka jika Tumpang Climber Club 99 juga memiliki tujuan lain termasuk membangun kepribadian anak. Selain kedisiplinan dalam menjaga kondisi serta menjaga pola latihan, ada satu lagi yang tengah diburu oleh orang tua anggota Tumpang Climber Club 99, yakni berharap agar anak-anak mereka bisa mengurangi aktivitas bermain gadget.

“Ada juga orang tua yang berpikiran bahwa olahraga panjat dinding bisa mengurangi rasa kecanduan anak-anak dalam bermain gadget, karena olahraga ini sendiri memang cukup seru serta desainnya juga seperti game di kehidupan nyata karena ada rintangannya tersendiri dalam memanjat” ungkap Deddy.

Berawal dari Kegiatan Ekstrakurikuler

Terbentuknya Tumpang Climber Club 99 (TCC 99) dimulai dari kegiatan ekstrakurikuler sekolah yakni Sandipala yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam yang berada di lingkup SMA Diponegoro Tumpang.

“Jadi Tumpang Climber Club 99 ini berawal dari kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam yakni Sandipala yang berada di SMA Diponegoro Tumpang, karena tuntutan prestasi maka kami mendirikan Tumpang Climber Club 99 karena memang tujuannya adalah untuk mengikuti kejuaraan, kebetulan ternyata juga mendorong anak-anak untuk ikut bergabung” ungkap Deddy.

Situasi pandemi yang mengharuskan sekolah untuk meniadakan kegiatan di sekolah tidak menyurutkan Tumpang Climber Club 99 untuk beraktivitas. Mereka akhirnya menggunakan fasilitas milik organisasi pecinta alam Papalas Malang yang berada di Jalan Kawi no 24 Kota Malang. Disana tersedia wall climbing yang sudah menenuhi standar.  “Setelah kami berkomunikasi dengan wali murid akhirnya mereka setuju dan tidak keberatan jika latihan dipindah ke markas Papalas” ujar Deddy.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES