Lifter Windy Cantika Aisah Berpeluang Rebut Medali Pertama Indonesia di Tokyo

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Asa Indonesia meraih medali pertama di Olimpiade Tokyo 2020 ada di pundak lifter wanita Windy Cantika Aisah. Windy memang punya peluang menjadi atlet Indonesia pertama yang menyumbang medali di Olimpiade Tokyo 2020 karena final angkat besi nomor 49kg putri akan digelar Sabtu (24/7/2021) besok.
Dikutip dari Antara, dalam final yang digelar di di Tokyo International Forum, Windy (19) punya pesaing terkuat yakni sang juara dunia 2018 Hou Zhihui asal China. Hou memang lawab berat. Lifter China ini juga pemegang rekor dunia divisi 49kg putri dengan total angkatan 213kg yang diukir pada Kejuaraan Angkat Besi Asia di Tashkent, Uzbekistan, April lalu.
Advertisement
Selain itu, Windy juga harus bertarung dengan Saikhom Mirabai Chanu dari India yang merupakan peraih emas Kejuaraan Dunia 2017 untuk nomor 48kg putri. Pesaing lainnya adalah lifter Amerika Serikat (AS) Jourdan Delacruz, peraih emas di Piala Dunia IWF 2020.
Merujuk pada data Federasi Angkat Besi International (IWF) untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo, Windy tercatat memiliki angkatan terbaik di angka 191kg dan menempatkannya di urutan kelima dalam daftar angkatan terbaik. Ia menorehkan angka itu saat membawa pulang emas di Kejuaraan Dunia Junior, Mei lalu.
Pelatih kepala angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, Windy telah melakukan berbagai persiapan. Selain itu, tim pelatih juga telah mematangkan strategi untuk bisa meraih hasil maksimal.
Berdasarkan hasil technical meeting, Kamis, Tim Angkat Besi Indonesia mendaftarkan total angkatan Windy di angka 203kg. Jumlah tersebut membuat Windy berada di Grup A dan urutan ketiga dalam daftar angkatan terberat. Sementara Saikhom Mirabai Chanu menjadi peserta tertinggi yang memasang total angkatan di angka 210kg.
Adapun Hou Zhihui mendaftarkan total angkatan 205kg. Jika saja strategi tersebut berjalan mulus, minimal Windy sudah menggenggam medali perunggu.
Pelatih Dirdja Wihardja mengatakan, jika sudah diketahui total angkatan yang didaftarkan, tim pelatih dapat menyusun strategi kombinasi angkatan yang akan dilakukan. Selain Windy, Indonesia juga mengandalkan lifter putri lainnya yakni Nurul Akmal di kelas 87kg.
Tradisi Medali dari Angkat Besi
Angkat besi selama ini mencatat hasil positf di Olimpiade. Cabang olah raga ini selalu menjaga tradisi medali Olimpiade.
Dalam lima edisi terakhir Olimpiade, angkat besi putri selalu sukses menyumbang medali melalui lima nama. Raema Lisa Rumbewas menjadi yang terbanyak dengan menyumbang dua perak dan satu perunggu.
Medali perak diraih masing-masing pada Olimpiade Sydney 2000 di nomor 48kg dan Athena 2004 nomor 53kg. Sementara pada Olimpiade Beijing 2008, perempuan asal Papua itu meraih perunggu di kelas 53kg putri.
Kemudian ada Sri Indriyani, peraih perunggu nomor 48kg putri di Olimpiade Sydney 2000. Pada edisi tersebut, Winarni Binti Slamet juga meraih medali serupa di nomor 53kg putri.
Lalu, dua nama lifter lainnya adalah Citra Febrianti yang meraih perak nomor 59kg putri Olimpiade London 2012 dan Sri Wahyuni Agustiani, peraih perak divisi 48kg Olimpiade Rio de Janeiro 2016. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |