Olahraga

Ingin Cetak Atlet Berprestasi, FOPI Pacitan Ingin Petanque Masuk Sekolah

Minggu, 03 Oktober 2021 - 21:06 | 80.43k
Ketua FOPI Pacitan, AIPDA Tansilu bertopi merah dan Sekretaris KONI Pacitan, Egik bertopi putih sebelah kanan usai gelar latihan rutin bersama  olahraga Petanque di Puslatcab Stadion Pacitan. (Foto-foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Ketua FOPI Pacitan, AIPDA Tansilu bertopi merah dan Sekretaris KONI Pacitan, Egik bertopi putih sebelah kanan usai gelar latihan rutin bersama olahraga Petanque di Puslatcab Stadion Pacitan. (Foto-foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Ingin mencetak atlet berprestasi, Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI Pacitan) Jawa Timur mendorong cabang olahraga (cabor) Petanque menjadi trend baru dan masuk ke sekolahan. 

Ketua FOPI Kabupaten Pacitan, AIPDA Tansilu mengungkapkan meskipun secara resmi cabor Petanque masuk di Indonesia sejak tahun 2011, namun kenyataannya belum bisa masuk ke ranah sekolah di Pacitan.

Advertisement

FOPI Pacitan 2Tampak antusias dan semangat calon atlet Petanque cilik mengikuti latihan. 

"Ya, di Pacitan sendiri cabor Petanque termasuk kategori pendatang tepatnya pada Februari 2020 lalu, padahal secara nasional sudah ada sejak tahun 2011 silam. Pada saat Asian Games Jakarta-Palembang dan pada kenyataannya belum bisa masuk ke ranah sekolahan sebagai ekstrakurikuler," katanya, Minggu (3/10/2021). 

Tansilu menambahkan permainan bola besi ini awalnya merupakan olahraga tradisional di Prancis yang berakar dari budaya Yunani Kuno.

"Petanque atau kita menyebutnya (petang) mulai dimainkan secara modern pada tahun 1907 dan Indonesia mulai resmi mengenal cabor ini ketika menjadi tuan rumah Sea Games 2011," imbuhnya saat ditemui TIMES Indonesia di lapangan berlatih FOPI area Stadion Pacitan. 

Menurut pria yang pernah menjadi atlet balap sepedah asal Sulawesi Selatan pada tahun 1988-1989 itu, pihaknya berupaya memperkenalkan Petanque ke sekolah-sekolah yang ada di Pacitan. 

"Sejauh ini memang belum masuk ke sekolah-sekolah di Pacitan, jadi peminatnya masih kurang, padahal para guru olahraga sudah banyak yang tahu," jelasnya. 

Lebih lanjut dirinya menegaskan, alasan kuat olahraga Petanque merambah ke dunia sekolah adalah potensi prestasi yang sangat banyak untuk diraih sehingga meningkatkan nilai positif daerah. 

"Saya tidak membandingkan dengan daerah lain. Karena ini cabor prestasi yang sangat banyak medalinya sampai sebelas nomor. Kita lihat daerah lain sangat antusias sekali untuk bisa mengikuti PON di tingkat Provinsi," terangnya mepertegas. 

FOPI Pacitan 3Suasana latihan rutin hari Minggu olahraga Petanque, terlihat bola besi produksi Perancis dilemparkan ke arah titik bola kayu.

Selain itu, masih menurut Tansilu, jika olahraga Petanque ini bisa menjadi ekstrakurikuler unggulan, tentunya akan sangat cepat berkembang. 

"Maka dari itu, potensi untuk menjadi atlet di usia sekolah juga akan sangat tinggi, tentunya kalau nanti sudah masuk ke sekolahan akan lebih bisa berkembang lagi," ucapnya. 

Terkait dukungan, pihaknya mengapresiasi Disparpora Pacitan dan menaruh harapan besar kepada Dindik Pacitan untuk menjadikan cabor Petanque sebagai salah satu ekstrakurikuler unggulan. 

"Saya berterima kasih kepada Disparpora Pacitan, karena sudah memfasilitasi kami untuk berlatih di area Stadion Pacitan setiap hari Minggu. Dan juga kami sangat berharap kepada Dindik Pacitan merespon agar cabor Petanque ini bisa lebih diminati oleh siswa di sekolah," kata Tansilu yang juga Anggota Satlantas Polres Pacitan. 

Senada disampaikan oleh Sekretaris KONI Pacitan, Egik menilai pelatihan yang ia lakukan bersama FOPI secara mandiri perlu didukung oleh banyak pihak. 

"Dengan dorongan banyak pihak, tentunya apa yang kami lakukan semata-mata untuk mengangkat potensi prestasi daerah, sementara target kedepan bisa menang di PON tingkat Provinsi," katanya di tengah melatih calon atlet Petanque usia remaja. 

Sementara itu, pelatih atlet Petanque untuk usia remaja, Ade Tan Anjali mengaku telah berhasil membuka Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di STKIP PGRI Pacitan sejak pertama kali masuk kuliah satu tahun yang lalu. 

"Alhamdulillah, di kampus STKIP PGRI Pacitan sendiri untuk cabor Petanque sudah menjadi salah satu UKM dan saya tetap berlatih sejak dua tahun terakhir," ucap mahasiswi semester 3 jurusan PJKR di kampus keguruan tersebut usai latihan bersama tiap hari Minggu.

Untuk diketahui, Petanque dimainkan dengan cara melempar bola besi sedekat mungkin dengan bola kayu yang diletakkan di depan pemain sebagai sasaran dan kaki harus berada di lingkaran kecil. Permainan ini biasa dimainkan di rerumputan, pasir, atau permukaan tanah lain. Olahraga pendatang baru di Pacitan ini bisa dilakukan secara individu maupun beregu. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES