Federasi Bola Tangan Internasional Hapus Aturan Seragam Bikini

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Federasi Bola Tangan Internasional (IHF) telah mengubah aturan seragamnya setelah dikritik karena mengharuskan pemain pantai wanita mengenakan bikini.
Otoritas pemerintahannya telah berada di bawah tekanan sejak pertikaian tentang aturan berpakaiannya mencuat di kejuaraan Eropa pada Juli lalu
Advertisement
Tim putri Norwegia, seperti dilansir BBC, didenda €1.500 (£1.269; $1.737) setelah para pemain mereka mengenakan celana pendek, bukan bawahan bikini.
Denda itu dicap seksis dan menyebabkan seruan untuk membatalkan pakaian wajib.
Bintang pop AS, Pink mengatakan, dia bangga dengan tim dan menawarkan untuk membayar denda.
Federasi Bola Tangan Norwegia (NHF) mengatakan akan membayar denda tetapi akan terus berjuang untuk mengubah aturan pakaian, sehingga pemain bisa bermain dengan pakaian yang nyaman bagi mereka.
Menteri Olahraga Norwegia, Abid Raja mengatakan, sikap perlu diubah, dan ia menyebut situasinya "benar-benar konyol".
Pada bulan September, menteri pemerintah dari Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia dan Swedia telah meminta IHF untuk meninjau aturan seragamnya sesuai dengan kesetaraan gender.
Sementara itu, aktivis Australia yang berbasis di Norwegia, Talitha Stone telah mengumpulkan tanda tangan untuk petisi yang menyerukan agar aturan seragam dihapus.
Selama akhir pekan, Stone mengatakan kepada pendukungnya bahwa kampanyenya berhasil, setelah 61.000 menandatangani petisi.
Dalam buku peraturan bola tangan pantai terbaru IHF, tertanggal 3 Oktober, sudah tidak disebutkan tentang bikini.
Aturan yang diperbarui mengatakan pemain bola tangan pantai wanita sekarang bisa mengenakan tank top "pas badan" dan celana ketat pendek, sebagai lawan dari crop top dan bikini bottom.
Atlet pria diperbolehkan mengenakan celana pendek yang "tidak terlalu longgar" tetapi harus tetap 10bcm (3,9 inci) di atas tempurung lutut.
Stone menambahkan dia berharap perubahan aturan akan menjadi "awal dari akhir seksisme dan objektifikasi perempuan dan anak perempuan dalam olahraga".
Dia juga mengatakan semua wanita dan anak perempuan harus bebas untuk berpartisipasi dalam olahraga tanpa takut malfungsi pakaian dan pelecehan seksual.
Karena itu Federasi Bola Tangan Internasional (IHF) kemudian telah mengubah aturan tentang seragam para atlet setelah dikritik karena mengharuskan pemain pantai wanita mengenakan bikini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Widodo Irianto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |