Hidayat Ibnu Adi, Atlet Muda Wushu Asal Malang Kembali Berlaga di Kejurprov Jatim

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kota Malang memiliki segudang bibit atlet wushu muda potensial. Salah satunya Hidayat Ibnu Hadi (13). Atlet binaan Sasana Lima Benua tersebut telah menorehkan sejumlah prestasi lewat berbagai kejuaraan.
Hari ini ia juga terjun langsung dalam Kejurprov Wushu Jatim 2022 di GOR Pancasila Surabaya, Jumat (26/8/2022).
Advertisement
Hadi mengikuti kategori Nan Quan Junior B Putra dan Nan Gu Junior B Putra.
Lewat dua kategori tersebut, Hadi berlaga dengan metode tangan kosong (taulu) serta menggunakan senjata panjang (toya). Gerakan tangan dan kakinya lincah berpindah dari satu langkah ke langkah lain berpadu tenaga dalam. Beberapa kali ia memusatkan perhatian guna mengolah pernapasan.
Pertandingan Kejurprov Wushu Jatim 2022 merupakan kali kedua bagi Hadi terjun berlaga untuk melanjutkan kiprahnya sebagai atlet profesional dalam berbagai seleksi pertandingan ke depan.
Tahun lalu, Hadi tercatat meraih Medali Perak (Juara II) dalam ajang Kejurprov Wushu Jatim 2021, Medali Perunggu Machung Open Wushu Tingkat Nasional serta sejumlah prestasi lainnya. Ia optimistis tahun ini bakal meraih medali kembali.
Sebelum pertandingan babak penyisihan, Hadi melakukan latihan ekstra di sasana selama lima hari dalam seminggu bersama pelatih. Saat di rumah, Gunawan, sang ayah juga melatih secara mandiri untuk memperkuat fisik dan mental sebaik mungkin.
Hadi mengaku menekuni Wushu sejak kecil karena terinspirasi tokoh-tokoh silat Cina legendaris. Wushu memang memiliki gerakan indah, lincah namun menyimpan kekuatan di baliknya.
"Saya paling suka teknik toya (tongkat), karena banyak gerakan senjata seperti menusuk dan memutar," kata siswa kelas 1 SMP 14 Kota Malang tersebut.
Menjaga kelenturan tubuh, Hadi rutin melakukan sejumlah peregangan dan olahraga pernapasan.
"Satu jurus dalam Wushu membutuhkan waktu sekitar dua menit," kata Hadi yang mengaku ingin membanggakan orang tuanya lewat prestasi dalam bidang olahraga ini.
Oleh karena itu, ia optimistis meraih kemenangan dan membawa pulang kembali medali ke sasana tercinta.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Kejurprov Wushu Jatim, Sugiantono mengatakan, agenda kejuaraan tahun ini diikuti peserta dari 18 kabupaten maupun kota dengan kategori usai mulai 6-35 tahun. Sedangkan jenis-jenis pertandingan meliputi sanda, tradisional, taulu dan wing chun.
Taulu kebanyakan bermain akrobatik, sedangkan santa lebih banyak memainkan kekuatan. Sedangkan Sanda merupakan gabungan kungfu traditional dan teknik tempur pertarungan modern. Seperti kickboxing, gulat, takedowns, sweeps, counter, dan bahkan ada menggunakan sikut dan lutut tetapi tidak seperti Muay Thai.
Proses penjaringan berlangsung ketat untuk merebut tiket Kejurnas Wushu pada September mendatang di Surabaya.
"Karena ini Kejurprov pertama setelah pandemi, makanya peserta membludak mencapai 600 peserta," katanya.
Ia mengatakan, Jatim merupakan pabrik atlet. Termasuk Wushu. Sugi melihat peminat olahraga Wushu di Jatim juga semakin banyak.
"Mereka tahu potensi Wushu sangat bagus, sekarang tiap kabupaten/kota udah mulai punya taulu," ujarnya.
Bahkan, kini di setiap kabupaten/kota memiliki Puslatcab. Pemprov juga mengirim pelatih Wushu profesional ke masing-masing daerah tersebut.
Oleh karena itu, Kejurprov menjadi sebuah wadah seleksi atlet menuju tingkat nasional.
"Kita target taulu sekitar 40 atlet ke Kejurnas," ujarnya.
Kejurprov Wushu Jatim akan berlangsung selama tiga hari mulai 26-28 Agustus 2022 dengan jumlah peserta terbanyak dari Kota Surabaya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |