Olahraga

Manajemen-Panpel Persik Minta Maaf ke Media dan Jurnalis

Selasa, 27 September 2022 - 08:18 | 16.91k
Ketua LOC Persik Kediri Abriadi Muhara. (Yobby/Times Indonesia)
Ketua LOC Persik Kediri Abriadi Muhara. (Yobby/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Pihak Manajemen serta panitia pelaksana Persik Kediri secara keseluruhan melontarkan permintaan maaf kepada media serta para jurnalis. 

Permintaan maaf tersebut terkait dengan polemik yang timbul usai insiden pemukulan suporter dalam laga Persik Kediri vs Arema FC, Sabtu (17/09/2022) lalu.

Pada perjalanan polemik tersebut, dalam sebuah rilis mereka, pihak media officer Persik sempat menyebut pelaku pemukulan suporter diduga sebagai "oknum media", yang kemudian terbukti salah besar karena dalam pengakuan seorang pria yang mengaku sebagai pelaku, dirinya menegaskan bukan bagian dari media ataupun berprofesi sebagai wartawan. 

"Yang mana, dugaan tersebut tidaklah terbukti. Pelaku telah juga meminta maaf, mengakui kesalahannya tersebut dan menyatakan tidak akan mengulanginya kembali. Atas nama panpel Persik Kediri secara keseluruhan, kami juga meminta maaf kepada seluruh rekan media atas kejadian ini dan menjadi pelajaran berharga bagi kami kedepannya,” ujar Abriadi Muhara, ketua LOC Persik Kediri, Senin malam (26/09/2022). 

Abriadi juga memberikan apresiasi kepada sejumlah pihak yang dinilai telah banyak membantu pelaksanaan pertandingan kandang Macan Putih musim ini, terutama di laga terakhir melawan Arema FC. Meski ada beberapa insiden di luar lapangan, namun manajemen Persik Kediri menyatakan semua hal kini dapat diselesaikan dengan baik.

“Kepada pihak media, kami mengucapkan terima kasih atas dukungannya dan insiden yang awalnya dikatakan ada dugaan oknum media yang melakukan pemukulan telah dapat diselesaikan, " ujar Abriadi. 

Manajemen Persik Kediri juga memastikan akan terus mendukung peran pers sebagai kontrol sosial dan pilar demokrasi keempat. Menurutnya, peran pers dalam perjalanan Persik Kediri selama ini sangatlah besar dan manajemen Persik Kediri menghaturkan ucapan terima kasih.

“Dalam perjalanan panjang Persik, pers secara konsisten telah mewartakan kerja tim, juga memberikan dukungan serta masukan dan kritik yang memang sangat kami butuhkan,” ungkapnya.

Pada Sabtu, (24/09/2022), dalam pernyataan sikap kedua dari empat organisasi profesi yakni Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kediri, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Kediri, dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya, menegaskan menghargai komitmen dan itikad Persik untuk menemukan pelaku. 

Namun Media Officer Persik belum menyampaikan pernyataan resmi melalui siaran pers untuk mencabut stigma 'oknum media', serta meminta maaf atas tuduhan yang tidak sesuai fakta. Apalagi siaran pers yang menyebut 'oknum media' pada 20 September 2022 telah tersebar luas di media massa dan media sosial, hingga menimbulkan kegaduhan. 

Dalam pernyataan sikap itu, keempat organisasi profesi mendesak manajemen Persik Kediri, khususnya Media Officer melakukan pemulihan kredibilitas jurnalis/wartawan di Kediri dengan mengeluarkan rilis klarifikasi penyebutan 'oknum media' sebagai pelaku kekerasan, serta menyampaikan permintaan maaf.

"Meminta manajemen Persik secara keseluruhan untuk meningkatkan profesionalisme dalam menjalankan tugas, sehingga kasus serupa tidak terulang, " demikian isi pernyataan sikap tersebut. 
 
Terkait hal tersebut, Abriadi Muhara menuturkan  pihaknya kedepan juga akan berupaya lebih maksimal lagi. "Kami akan menjadikan laga terahir tersebut sebagai evaluasi, terutama menjelang laga melawan Persib Bandung," kata Abriadi.

Laga Persik vs Persib Bandung akan digelar di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, pada 10 Oktober 2022 mendatang. 

Permintaan maaf pihak manajemen dan panpel Persik turut dilengkapi sebuah video permintaan maaf dari Ketua LOC Persik Kediri Abriadi Muhara. 

Sebelumnya, empat organisasi profesi jurnalis di wilayah Kediri tersebut pada Senin (19/09/2022) menegaskan insiden pemukulan suporter pada laga Persik Vs Arema FC tidak melibatkan wartawan, jurnalis, ataupun fotografer yang bertugas di wilayah Kota Kediri.  

Setelah itu keesokan harinya, muncul sebuah video yang menampilkan seorang pria dengan hoodie hitam dan bermasker, mengaku sebagai pelaku pemukulan suporter. Dalam video, si pria tadi mengaku adalah sebagai penonton biasa yang membuat konten pribadi untuk YouTube.  

Pada pengakuan yang sama, pria itu juga mengaku telah mengambil rompi pink yang seharusnya khusus untuk media peliput pertandingan tanpa sepengetahuan pihak panpel, untuk kepentingan pribadi. Pria tersebut juga mengungkapkan permintaan maaf kepada pihak yang dirugikan termasuk jajaran awak media baik di Kediri dan Malang, serta kota lainnya. 

Pria itu juga menegaskan dirinya bukan seorang jurnalis. "Perlu diluruskan saya bukanlah wartawan atau pun tim official seperti yang dituduhkan," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES