Olahraga Tragedi Stadion Kanjuruhan

Gas Air Mata Penyebab Tragedi Stadion Kanjuruhan pernah Terjadi Tahun 2018

Minggu, 02 Oktober 2022 - 05:59 | 139.50k
Aremania turun ke lapangan setelah kecewa timnya mengalami kekalahan atas Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Sabtu (1/10/2022). (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Aremania turun ke lapangan setelah kecewa timnya mengalami kekalahan atas Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Sabtu (1/10/2022). (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)
FOKUS

Tragedi Stadion Kanjuruhan

TIMESINDONESIA, MALANG – Tembakan gas air mata oleh petugas pengamanan saat Arema FC menjamu Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu tragedi Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan 127 orang meninggal.

Dalam peristiwa ini, petugas  pengamanan menembakkan gas air mata dengan maksud membubarkan suporter yang masuk ke lapangan usai laga yang berakhir dengan kemenangan Persebaya dengan skor 3-2 pada Sabtu (1/10.2022) malam kemarin.

Asap dari gas air mata membuat penonton sesak nafas nafas dan berupaya keluar dari tribun. Dari pantauan lapangan, gas air mata membuat para suporter yang berada di lapangan maupun tribun panik seketika.

Akhirnya, suporter berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri mencoba keluar dari tribun. Tak sedikit pula suporter terinjak-injak dalam kejadian tersebut. Kondisi ini yang akhirnya membuat banyak korban meninggal dan luka, baik akibat terinjak, berdesakan dan sesak nafas akibat menghirup gas air mata. 

Kapolda Jatim  Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, penggunaan gas air mata saat Arema FC vs Perseya terpaksa dilakukan. "Karena sudah anarkis dan menyerang petugas," jelasnya.

Tragedi-Stadion-Kanjuruhan-b7fa0ed2ed93f10c5.jpg

Sebelum menggunakan gas air mata kata dia, sudah diberikan peringatan terlebih dahulu. "Kemudian terjadi proses penumpukan di pintu. Ketika terjadi penumpukan itu terjadi sesak nafas serta kekurangan oksigen," kata Jendral Bintang Dua tersebut.

Gas Air Mata saat Arema FC vs Persib Bandung

Ternyata, tragedi gas air mata di Stadion Kanjuruhan pun juga pernah terjadi pada tahun 2018 silam saat Arema FC ditahan imbang oleh Persib Bandung dengan skor 2-2.

Merujuk pada artikel timesindonesia.co.id berjudul Terkena Gas Air Mata, Ratusan Aremania Terkapar pada Minggu (15/4/2018) silam, awal mula kericuhan diakibatkan suporter kecewa dengan keputusan wasit. Kemudian, hal itu memicu para suporter merangsek masuk ke area lapangan.

Pihak kepolisian kala itu, secara cepat mengamankan para pemain termasuk wasit yang diketahui menjadi sasaran utama para suporter.

Pertandingan pun terhenti di masa injury time setelah ratusan suporter masuk ke tengah lapangan. Disaat itu juga pihak aparat pun mengamankan area dan kemudian melepaskan tembakan gas air mata yang menyebabkan banyak suporter pun terkapar.

Sebagai informasi, merujuk pada aturan FIFA yang tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 poin b disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES