Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Hanya Tinggal Penyesalan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia yang dilakukan oleh FIFA hingga kini belum jelas penyebab utamanya. Namun, hanya dua kemungkinan yang menjadi pertimbangan organisasi yang dipimpin Gianni Infantino itu.
Pertama, adanya penolakan beberapa elemen terhadap Timnas Israel U-20 datang ke Indonesia. Kedua, adanya tragedi di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang memakan ratusan korban.
Advertisement
Sejauh ini, yang ramai diperbincangkan publik dan disesalkan oleh masyarakat karena ada beberapa kepala daerah yang menolak kedatangan Timnas Israel U-20 ke tanah air. Sebut saja adalah Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster.
Bahkan, setelah FIFA mengumumkan resmi Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, nama mereka langsung membanjiri media sosial. Hujatan dan kekesalan warganet pun ditumpahkan kepada Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur Bali tersebut.
Itu karena, dua politikus Partai PDI Perjuangan tersebut sebelumnya adalah politikus paling nyaring menyuarakan agar Timnas Israel U-20 tak boleh masuk ke Indonesia karena Israel masih melakukan penjajahan terhadap Palestina.
Sejatinya, surat resmi dan beberapa alasan pembatalan sudah disampaikan oleh FIFA kepada pemerintah. Namun, Presiden Jokowi (Joko Widodo) belum bersedia membuka isi surat tersebut ke publik.
"Mohon maaf tidak bisa saya jelaskan (isi suratnya)," katanya dalam keterangan resminya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (1/4/2023) kemarin.
Timnas untuk Piala Dunia U-20 Dibubarkan
Gagalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 hanya tinggal penyesalan saja. Sabtu (1/4/2023) kemarin pun, Timnas Indonesia U-20 resmi dibubarkan.
Kesedihan para pemain tak bisa ditutupi oleh para generasi emas Indonesia tersebut. Bukan tanpa alasan, keringat bercucuran yang setiap hari mereka keluarkan dalam latihan seakan tak berguna nan sirna.
Kepastian itu disampaikan Shin Tae Yong dalam sesi latihan bersama Timnas. "Setelah ini akan dibubarkan para pemain dan semua (pihak) yang mempersiapkan Piala Dunia U-20 kemarin," katanya.
Untuk menghibur para pemain, Presiden Jokowi kemarin juga melakukan pertemuan dengan mereka di Gelora Bung Karno. "Saya hadir di Gelora Bung Karno untuk memberikan semangat kepada tim U-20 untuk agar mereka tidak larut terus dalam kekecewaan dan kesedihan," katanya.
Kepala Negara menyampaikan, para punggawa Timnas Indonesia U-20 masih muda dan memiliki kesempatan untuk berlaga di berbagai kompetisi yang akan datang.
"Bisa nanti main di SEA Games, bisa main di Asian Games, masih bisa main di AFF, masih bisa main di Olimpiade 2024, saya kira kesempatan itu masih panjang," ujarnya.
Dapat Dua Instruksi Khusus dari Jokowi
Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengaku mendapat dua instruksi dari Presiden Jokowi setelah adanya pembatasan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Membaca surat tersebut, presiden menginstruksikan saya dua hal, satu, segera membuat peta biru transformasi sepakbola Indonesia. Presiden menekankan ini harus segera selesai dan harus segera diberikan kepada FIFA," kata Erick.
Kedua, Jokowi meminta Erick untuk terus menjalin komunikasi dengan FIFA agar Indonesia tetap menjadi bagian dari keluarga besar FIFA. Jokowi, ucap Erick, tidak ingin Indonesia dikucilkan dari peta sepakbola dunia.
Erick terus berusaha keras memastikan transformasi sepakbola Indonesia terjadi, bukan wacana. Erick juga akan bekerja keras untuk kembali bernegoisasi kepada FIFA menghindari sanksi yang bisa terjadi.
"Karena dari FIFA sendiri tentu mengharapkan hal ini tidak terjadi, tapi kalau dilihat dari suratnya jelas bahwa FIFA mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia," kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Oleh karena itu, ia saat ini sedang menunggu undangan FIFA setelah mereka melakukan rapat FIFA Council terkait pembatalan Piala Dunia U-20. Rencananya, Erick akan kembali bertemu dengan FIFA dalam beberapa hari ke depan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |