
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Liga 1 musim 2023 baru berjalan 3 pekan. Namun beberapa kejadian yang berawal dari supporter sudah menodai perjalanan awal Liga 1 musim 2023 ini.
Tidak heran jika Ketua Umum PSSI, Erick Thohir miris dengan kejadian kejadian tersebut. Dia ingin agar supporter menjadi perubahan bagi sepakbola Indonesia yang lebih baik.
Advertisement
“Jangan lupa peristiwa Kanjuruhan belum selesai. Dan FIFA ini baru memantau Indonesia 2 tahun makanya tidak ada suporter tamu,” jelasnya.
Polisi saat mengamankan puluhan suporter PSM Makassar yang ricuh saat pertandingan melawan Dewa United. (Foto: detikcom)
Erick mengingatkan jika hal seperti ini masih terus terjadi dan tidak ada instropeksi dari supporter maka dirinya yakin akan ada hukuman yang diterima sepakbola Indonesia.
Lalu apa saja 3 kejadian supporter sepakbola yang terjadi di pekan awal Liga 1
1. Kericuhan antar suporter PSM Makassar
Kericuhan antar kelompok supporter PSM Makassar terjadi pada Sabtu (8/7/2023) saat mereka melawan Dewa United di stadion Gelora BJ Habibie Parepare Sulawesi Selatan. Polisi setempat membeberkan ada konflik antara kedua kelompok supporter tersebut. Alhasil polisi menangkap 4 orang yang diduga menjadi pemicu kericuhan tersebut.
Kericuhan ini membuat PSM Makassar harus menanggung beban sanksi dari Komisi Disiplin PSSI. Hukuman yang diberikan kepada manajemen adalah penutupan tribune selatan stadion selama satu pertandingan kandang plus denda Rp25 juta. Sedangkan panpel pertandingan PSM Makassar juga dianggap bersalah karena keributan di tribun. Denda yang wajib dibayar sebesar Rp20 juta.
Lalu kubu suporter PSM Fans mendapat larangan menyaksikan pertandingan di stadion selama lima pertandingan kandang ke depan. Hukuman serupa juga diterapkan untuk kubu CSM.
2. Ujaran Rasisme ke Pemain PSM Makassar
Rasisme di sepakbola Indonesia terjadi usai pertandingan antara Persija melawan PSM Makassar 3 Juli 2023 lalu. Memang tidak terjadi di lapangan namun di sosial media. Hal ini tetap saja menjadi sorotan public. Ketiga pemain PSM yang menjadi korban rasial itu adalah Yuran Fernandes, Yance Sayuri, dan Erwin Gutawa.
"Saya sudah bilang. Saya sangat kecewa. Saya berharap suporter mempunyai perspektif yang sama terkait apa itu rasialisme," ujar Erick Thohir, Ketua Umum PSSI menanggapi kejadian tersebut.
"Ke depannya akan mulai kami tindak. Saya sangat sedih ketika kita bangga sebagai negara pancasila dan NKRI, kulitnya ada yang putih, ada yang hitam. Rambutnya ada yang keriting, ada yang botak," sambung Erick Thohir.
Kejadian ini membuat operator Liga Indonesia Baru (LIB) berjanji akan menindak tegas kejadian rasisme di sepakbola Indonesia. Dirut PT LIB, Ferry Paulus mengatakan bahwa pelanggaran terhadap regulasi BRI Liga 1 musim ini, termasuk kasus rasial, dapat dibawa ke meja sidang Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
"Di dalam Kode Disiplin PSSI, yang tertuang tidak hanya nyanyian saja, tapi juga poster. Soal di media sosial ada ujaran kebencian dalam bentuk lain, itu pasti ada tindakan," terang Ferry Paulus.
3. Kericuhan Suporter Persik dan Aremania
Terbaru, Sabtu (15/3/2023) lalu Aremania yang nekat berangkat ke stadion Brawijaya Kediri harus pulang dengan tidak nyaman.
"Total sekitar 25 orang dan semua sudah dipulangkan. Kami fasilitasi kendaraan umum untuk pulang," kata Kapolres Kediri Kota AKBP Teddy Chandra.
Teddy mengatakan dalam pertandingan ini suporter Arema tidak diberikan tiket sehingga hanya suporter Persik Kediri yang diperkenankan untuk membeli.
Awal mulanya, saat pertandingan berlangsung ada penonton yang merasa tidak senang jika Persik mendapatkan gol sehingga para suporter Persik mengetahuinya.
"Jadi, sistemnya mereka perorangan dan tidak menggunakan atribut. Misalnya situasi di lapangan ada gol (Arema) senang, sehingga suporter tuan rumah tahu. Mungkin ditanya tanya, diketahui suporter tamu," kata dia.
Penjelasan APPI soal kejadian rasial yang menimpa 3 pemain PSM Makassar usai laga melawan Persija. (Foto: tribun timur)
Di video yang beredar bahkan ada satu suporter yang menjadi bulan bulanan suporter Persik Kediri saat berada di pintu keluar.
Akibat kejadian ini, kemungkinan Komdis PSSI juga akan memberikan sanksi.
“Menanggapi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi seperti kasus adanya suporter dari tim tamu yang datang ataupun pelanggaran-pelanggaran lainnya semua bakal diproses oleh Komdis (Komis Disiplin)," kata Arya Sinulingga, anggota Exco PSSI.
"Jadi kita kasih kesempatan kepada Komdis untuk bekerja secara maksimal. Saat ini mereka terus bekerja. Seperti kemarin kasus kerusuhan di internal suporternya PSM Makassar kemarin kan hukumannya berlapis diberikan oleh Komdis. Jadi semua pelanggaran-pelanggaran itu pasti ada hukumannya," dia menjelaskan.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |