Lima Faktor Kesuksesan Manchester City Juara Liga Empat Kali Berturut-turut

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Manchester City merayakan kemenangan bersejarah di Liga Premier, menjadi juara empat kali berturut-turut dan enam kali dalam tujuh musim terakhir, menunjukkan dominasi mereka di sepakbola Inggris.
Keberhasilan Manchester City didukung oleh investasi besar dari Abu Dhabi United Group milik Sheikh Mansour yang mengakuisisi klub dari keluarga Thaksin Shinawatra pada 2008-2009.
Advertisement
Namun, jika bicara soal dana transfer pemain, klub-klub seperti Arsenal, Manchester United, Chelsea, Newcastle, hingga Tottenham Hotspur juga mengeluarkan banyak uang untuk belanja pemain.
Setelah periode belanja besar-besaran dengan mendatangkan pemain bintang seperti Robinho, Sergio Aguero, Carlos Tevez, Samir Nasri, dan David Silva, kini Manchester City lebih selektif dalam merekrut pemain.
Pep Guardiola, yang berpengalaman dalam membimbing pemain muda di Barcelona, mampu memilih talenta muda untuk melengkapi skuad City dan bermain bersama pemain senior. Phil Foden dan Rico Lewis adalah produk akademi Manchester City yang kini menjadi bagian dari skuad utama.
Berikut lima faktor kesuksesan Man City menjuarai Liga Inggris musim 2024:
Pemain yang Seimbang
Manchester City memiliki skuat yang seimbang dengan kualitas yang merata antara tim utama dan cadangan.
Ketika gelandang utama Kevin de Bruyne cedera, Mateo Kovacic siap tampil dengan kualitas yang hampir setara. Begitu pula ketika Erling Haaland dan Phil Foden absen, Jack Grealish dan Julian Alvarez siap mengisi lini depan.
Juga saat kiper utama Ederson cedera awal tahun ini, kiper cadangan Stefan Ortega tampil gemilang. Misalnya, ketika kiper asal Jerman ini menggagalkan peluang emas Son Heung-min pekan lalu, memastikan kemenangan krusial City di kandang Tottenham dan menjaga keunggulan dua poin atas Arsenal di pekan-pekan terakhir.
Foden Mengambil Peran Utama
Musim ini, Phil Foden telah menunjukkan perkembangan signifikan dan keluar dari bayang-bayang Kevin De Bruyne.
Pemain hasil didikan akademi Manchester City ini menemukan gaya bermain yang lebih agresif saat bermain di sayap, dibandingkan menjadi mitra De Bruyne di lini tengah.
Kehadiran Foden menjadi solusi bagi Pep Guardiola ketika lini tengah buntu, terutama menghadapi tim yang bertahan total. Kelincahan dan tendangan akurat Foden dari luar kotak penalti sering kali merepotkan pertahanan lawan.
Foden mencetak 27 gol dan 11 assist di semua kompetisi musim ini, mengungguli De Bruyne yang mencatatkan 25 gol dan enam assist.
Rodri, Pemain Kunci
Menurut catatan Liga Premier, Manchester City tidak pernah kalah ketika menurunkan gelandang Spanyol, Rodri.
Rodri dianggap beruntung karena bermain di antara deretan pemain bintang seperti Kevin De Bruyne, Erling Haaland, Phil Foden, Jack Grealish, dan Bernardo Silva, sehingga sering lolos dari pengawasan lawan.
Rodri mencatatkan umpan dan sentuhan terbanyak di antara pemain Liga Premier musim 2023/24. Meskipun posisinya sebagai gelandang bertahan, Rodri mampu menyumbang delapan gol untuk City di Liga Inggris.
"Dia adalah gelandang terbaik di dunia saat ini," puji Pep Guardiola terhadap peran Rodri dalam keberhasilan City musim ini.
Tersandungnya Arsenal dan Menyerahnya Liverpool
Bulan April menjadi titik balik bagi Pep Guardiola. Saat itu, Manchester City berada di posisi ketiga, di bawah Arsenal dan Liverpool.
Namun, pada 13 April, Liverpool kalah 0-1 dari Crystal Palace dan Arsenal dikalahkan 0-2 oleh Aston Villa, sementara City menang telak 5-1 atas Luton.
Pengumuman Juergen Klopp akan meninggalkan Anfield membuat performa Liverpool menurun drastis, tersingkir dari Piala FA dan Liga Europa, serta kalah dari Everton dan ditahan imbang Manchester United.
Secara matematis Liverpool masih berpeluang, namun secara mental mereka sudah menyerah.
Arsenal terus mengejar City dan tidak terkalahkan setelah kalah dari Aston Villa. Namun, selisih dua poin tidak mampu mereka kejar karena City menyapu bersih semua pertandingan liga dengan kemenangan.
Konsistensi Haaland
Erling Haaland meraih gelar "Sepatu Emas" sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Inggris untuk kedua kalinya dengan 27 gol, berperan besar dalam keberhasilan Manchester City menjuarai liga empat kali berturut-turut.
Meski jumlah gol Haaland menurun dibandingkan musim lalu yang mencapai 52 gol di semua kompetisi, termasuk 36 gol di Liga Inggris, konsistensi striker Norwegia ini tetap menjadi kunci City dalam mengamankan tiga poin.
Haaland mencetak sembilan gol dalam tujuh penampilan terakhir di Liga Inggris, membantu City mengejar ketertinggalan dari Arsenal. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |