Traditional Sport, Cara Banyuwangi Membudayakan Permainan Tradisional

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) yang bekerja sama dengan Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia (Portina) Banyuwangi, dibawah naungan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) menggelar Traditional Sport sebagai upaya melestarikan permainan tradisional.
Event kompetisi Traditional Sport atau permainan tradisional tersebut digelar di Gedung Olahraga (Gor) Tawang Alun pada, Rabu (12/6/2024), dengan diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan pelajar dan umum. Bahkan beberapa peserta berasal dari Bondowoso dan Surabaya.
Advertisement
“Adanya lomba Traditional Sport bertujuan mengolahragakan masyarakat dan membudayakan olahraga tradisional agar tetap eksis,” kata pelaksana teknis kegiatan Traditional Sport, Hariyono.
Hariyono menyebut ada 5 kategori lomba permainan tradisional seperti Hadang, Dagongan, Egrang, Sumpitan dan Terompah panjang. Adanya lomba tersebut menjadi momen dalam melestarikan permainan tradisional nusantara, sekaligus membuat permainan tradisional semakin eksis di kalangan masyarakat.
Peserta sedang berlomba Egrang. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Dalam melaksanakan kompetisi tersebut, Dispora Banyuwangi bekerjasama dengan Portina dan KORMI. Dijelaskan adanya sinergi tersebut kompetisi permainan tradisional sudah terselenggara tiga kali berturut-turut di Banyuwangi.
“Harapannya olahraga ini bisa menjadi agenda di masyarakat, harus adanya event untuk kembali menghidupkan permainan tradisional,” harap Hariyono.
Diketahui, total hadiah kompetisi Traditional Sport tersebut sebesar Rp26.250.000. Hariyanto memaparkan, untuk Juara 1 akan mendapat Rp.2.000.000, juara 2 mendapat Rp1.500.000, juara 3 mendapat Rp1.000.000 dan juara 4 mendapat Rp750.000.
“Nanti juga mereka mendapat Trophy sekaligus Merchandise,” tuturnya.
Peserta sedang berlomba Hadang. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Nampak keseruan tercermin dari raut muka para peserta yang mengikuti kelima kategori lomba. Seperti salah satu peserta Traditional Sport asal Surabaya yang juga tergabung dalam komunitas Mulyorejo Club Tradisional (MCT) Nafis Fahmi, ia mengaku antusias dan merasa senang mengikuti kompetisi tersebut.
“Alhamdulillah kita dari Surabaya bersama 25 orang termasuk Official mendapat juara 1 dan 3 di Egrang, juara 1 dan 2 di perlombaan terompah dan terakhir Gadongan putri mendapat juara 1,” ungkap Nafis.
Nafis berharap, Traditional Sport bisa lebih dikenal masyarakat dan lebih eksis karena termasuk dalam budaya nusantara. “Pengen kompetisi maupun permainan tradisional bisa eksis dan dipermainkan lagi oleh masyarakat,” pungkas Nafis. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |