Kontingen Kabupaten Pulau Morotai Nyaris Menjadi Juru Kunci di Popda XI Malut

TIMESINDONESIA, PULAU MOROTAI – Kontingen Kabupaten Pulau Morotai nyaris menjadi juru kunci pada perhelatan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) ke-XI Maluku Utara Tahun 2024.
Kontingen Kabupaten Pulau Morotai berada pada peringkat kesembilan final perolehan medali dari sepuluh kabupaten kota yang bertanding pada Popda ke-XI Maluku Utara. Padahal pada Popda ke-X tahun 2022 lalu yang dilaksanakan di Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng), kontingen Morotai masih menduduki peringkat keenam.
Advertisement
"Kontingen Popda ke-XI Kabupaten Pulau Morotai kali ini hasilnya terpuruk sangat jauh, bila dibandingkan dengan hasil final yang diraih pada Popda Malut ke-X. Karena dari sisi anggaran masih kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam memberikan anggaran pembinaan setiap tahun untuk masing masing cabang olahraga," ungkap Tim Aju kontingen Popda Morotai, Irwanto Pawane, Minggu (28/7/2024) sore.
Irwanto menyebutkan pada Popda Maluku Utara ke-X di Halmahera Tengah, kontingen Morotai berada pada peringkat enam perolehan medali, yakni tiga medali emas, dua perak dan enam perunggu. Sementara pada Popda Malut ke-Xl, Morotai nyaris menjadi juru kunci, meski ada satu medali emas dari cabor atletik sehingga Morotai berada pada peringkat sembilan dari sepuluh kabupaten kota di Maluku Utara yang berkompetisi.
"Perolehan final medali pada Popda ke-XI Malut, Kota Ternate peringkat pertama 37 medali, Kota Tidore 33 medali, Halmahera Barat 30 medali, Halmahera Utara 21 medali, Halmahera Selatan 18 medali, Halmahera Tengah 13 medali, Halmahera Timur 15 medali, Kepulauan Sula 13 medali, dan Morotai 1 emas, 3 perak, 5 perunggu serta Pulau Taliabu menjadi juru kunci," terangnya.
Terkait anggaran pembinaan atlit sejumlah cabang olahraga di Moritai mengaku tidak pernah menerimanya setiap tahun. Mereka mengaku menerima anggaran kecuali saat berangkat bertanding. Hal tersebut diakui para pelatih cabor sepak bola, cabor tinju dan pencak silat saat dikonfirmasi TIMES Indonesia.
"Kalau untuk anggaran pembinaan atlit setiap tahun kami dari cabor pencak silat tidak pernah menerima. Jadi selama ini dari pribadi masing masing atlit dan pelatih. Hanya ketika kami pergi bertanding, kayak pernah ke Sofifi, pencak silat pernah diberikan 10 juta oleh KONI Morotai," ungkap salah satu pelatih pencak silat, Wahda.
Hal senada juga disampaikan salah satu pelatih cabor sepak bola Morotai untuk Popda ke-XI Malut, Ridwan Samad. Ia mengaku kalau anggaran rutin setiap tahun untuk pengembangan atlet sepak bola tidak ada sehingga pembinaan yang dilakukan tidak rutin dilakukan, tetapi hanya ketika ada momen seperti Popda dan lainnya.
"Saya tidak tahu di cabor lain, tapi untuk sepak bola demi meningkatkan kualitas baik pemain maupun tim tidak pernah ada pemberian dana pembinaan atlit atau pemain. Kami diberikan saat mengikuti turnamen kayak Popda barusan ada uang saku walaupun sangat kecil tapi diberikan. Namun untuk anggaran pembinaan setiap tahuan tidak ada," tutur Avatar.
Demikian juga untuk cabang olahraga Tinju mengalami hal serupa. Bahkan pelatih Tinju Morotai, Samsudin Pawah mengaku selama ini dalam pembinaan atlet dirinya mengeluarkan anggaran pribadi bukan dari Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai. Ia pun merasa frustasi berhadapan dengan Pemda Morotai karena selama ini atletnya telah banyak mengharumkan nama Morotai di berbagai ajang tetapi belum juga mendapat perhatian dari Pemda Morotai.
"Selama ini untuk cabor tinju di Morotai setiap tahun pembinaannya, saya menggunakan dana pribadi, tidak ada dari Pemda Morotai. Sehingga kalau berurusan dengan Pemda dalam hal ini Diaspora saya sudah menyerah, karena sudah berulang kali setiap tahun saya usulkan anggarannya tetapi hasilnya nihil. Jangankan uang pembinaan, kadang uang saku pelatih dan atlet saja dikasih tidak sesuai harapan," paparnya.
Menurut Amang, sapaan akrab Samsudin Pawah, saat ini uang saku pelatih, official dan atlet juga belum diketahui akan diberi atau tidak.
"Uang saku yang ditetapkan itu untuk pelatih dan pendamping 1,5 juta per orang. Sementara untuk atlet, uang sakunya per orang Rp 800 ribu. Semoga pada senin diberikan sesuai dengan yang telah ditetapkan," sambung Tim Aju, Irwanto Pawane.
Sementara itu Pj Bupati Pemkab Morotai, Burnawan mengaku telah menghubungi Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Suriani Antarani. Prosesnya menunggu dari Dispora kemudian diproses pencairannya.
"Masalah cabor saya baru tahu karena baru di Morotai, kalau soal uang saku saya sudah hubungi Kadis Keuangan, Ibu Antarani sampaikan tinggal menunggu SPM dari Dispora dimasukkan baru di proses pencairannya. Karena pembayarannya non tunai ke rekening masing masing penerima. Jadi kalau besok Dispora sudah masukkan SPM maka langsung diproses oleh Kadis Keuangan," ucap Pj Bupati, Burnawan.
Sementara pemerhati olahraga Kabupaten Pulau Morotai, Farid menyampaikan terkait kendala yang dihadapi setiap cabor harus dinilai serius Pemkab Morotai. Ia menyarankan Pj Bupati Burnawan harus melakukan silaturahmi secara khusus dengan seluruh pelatih cabor karena prestasi daerah yang merosot saat dimasa kepemimpinan Pj Bupati. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Sholihin Nur |