Wonosobo Street Fight: Dari Tawuran ke Kickboxing, Lahirkan Prestasi di Atas Ring

TIMESINDONESIA, WONOSOBO – Di tengah kekhawatiran akan maraknya aksi tawuran pelajar, sebuah komunitas di Wonosobo hadir membawa perubahan positif. Wonosobo Street Fight (WSF) muncul sebagai wadah bagi anak muda untuk menyalurkan energi mereka melalui olahraga kickboxing. Inisiatif ini lahir dari keresahan sosial, sekaligus mimpi untuk menciptakan atlet berprestasi.
WSF sendiri didirikan pada tahun 2024 oleh empat orang yaitu Rizky, Rifqi, Agil, serta Lea. Mereka prihatin dengan beberapa kasus tawuran antar pelajar yang sangat meresahkan masyarakat.
Advertisement
Di sisi lain keempat sahabat karib tersebut juga menyadari bahwa para pelaku tawuran tidak cukup dihentikan hanya dengan kata-kata larangan. Alih-alih membiarkan energi anak-anak muda tersalurkan dalam tindakan destruktif, mereka menemukan langkah kongkret yang solutif, dengan mengarahkan semangat mereka ke dalam pertarungan terukur, berbasis sportivitas, disiplin, dan kontrol emosi.
Ketua WSF, Rizky Akbar Ramadhan, dalam wawancaranya menegaskan bahwa berdirinya komunitas ini bukan hanya soal bertarung, melainkan soal perubahan pola pikir.
"Awalnya, kami melihat banyak pelajar yang terlibat tawuran. Ini menjadi keresahan bersama, karena jelas merugikan semua pihak. Dari situ, kami berpikir bagaimana kalau energi mereka disalurkan ke arah yang lebih positif. Maka lahirlah WSF, sebuah ruang bagi adik-adik yang merasa jago untuk bertarung secara sportif, belajar disiplin, dan bahkan berpeluang menjadi atlet profesional," jelas Rizky.
Menurut Rizky, kickboxing dipilih karena olahraga ini tidak hanya mengandalkan fisik, tetapi juga strategi, mental yang kuat, dan pengendalian emosi. Dengan latihan teratur dan bimbingan dari para pelatih, para peserta tidak hanya belajar teknik bertarung, tetapi juga memahami arti sportivitas.
"Kickboxing mengajarkan banyak hal. Bukan hanya soal siapa yang menang atau kalah, tapi bagaimana seseorang mengelola emosinya, menghormati lawan, dan menjaga fokus. Ini semua adalah keterampilan hidup yang penting, baik di dalam maupun di luar ring," imbuh pria berusia 29 tahun tersebut.
WSF secara konsisten menggelar event besar setiap 2 hingga 3 tahun sekali. Ada 9 kelas yang dipertandingkan, mulai dari kelas 45 kg hingga diatas 85 kg. Selain menjadi ajang bagi para petarung muda untuk unjuk kemampuan, event ini juga bertujuan menjaring bakat-bakat potensial yang kelak bisa mewakili Wonosobo dalam kompetisi tingkat regional hingga nasional.
WSF menjaring peserta dengan menginformasikan langsung ke titik-titik biasanya pemuda berkumpul, selain itu perekrutan peserta juga dilakukan secara konsisten melalui media sosial. Antusiasme masyarakat terhadap WSF pun terus meningkat, penonton tidak hanya disuguhkan pertarungan sengit di atas ring, tetapi juga atmosfer penuh semangat, di mana setiap sorakan memberikan dukungan bagi para petarung muda yang berjuang membuktikan diri.
Rizky berharap, selain menjadi wadah kreatif yang prospek, WSF bisa menjadi batu loncatan bagi mereka yang bercita-cita menjadi atlet profesional. Lebih dari itu, ia ingin WSF terus menjadi simbol bahwa perubahan bisa dimulai dari mana saja, termasuk dari ring kickboxing.
"Kami ingin melahirkan atlet-atlet berprestasi, tapi lebih dari itu, kami ingin mengubah stigma. Kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak muda Wonosobo punya semangat, dan jika diarahkan dengan benar, mereka bisa menjadi pemenang. Tentu bukan di jalanan, tapi di atas ring dan di dalam hidup mereka," pungkas Rizky.
Dengan semangat membangun prestasi dan memberdayakan generasi muda, Wonosobo Street Fight terus melangkah maju. Bagi mereka, ini bukan hanya soal adu kekuatan, melainkan perjuangan panjang untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Satu pukulan demi pukulan, demi kemenangan yang sesungguhnya, seorang juara sejati. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sholihin Nur |