TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Tahun 2013 merupakan awal berdirinya komunitas penggemar mobil Opel Blazer yang lebih dikenal dengan Blazer Rayon Tasikmalaya atau yang lebih dikenal dengan Bayonet.
Bayonet lahir diinisiasi oleh tujuh pemilik mobil keluaran negri Paman Sam yang ada di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat yang bertujuan membangun silaturahmi dan media tukar informasi tentang kelebihan dan kekurangan mobil Blazer.
Advertisement
Salah satu senior Bayonet, Sugeng Handarbeni sewaktu ditemui di sekretariat Gerage Bayonet Jalan Stasiun No. 15 Tasikmalaya mengungkapkan Bayonet dibangun bukan untuk kegiatan hura-hura apalagi ugal-ugalan dijalan seperti yang banyak didengar saat ini.
Salah satu senior Bayonet H. Sugeng Handarbeni, MPd, sewaktu ditemui di sekretariat Gerage Bayonet Jalan Stasiun No. 15 Tasikmalaya Sabtu (29/1/22) siang (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
"Kami kopi darat sekedar untuk ngopi dan ngeteh sambil membahas kekurangan dan kendala mobil kita masing-masing, sehingga kita bisa berdiskusi untuk saling bantu berdasarkan pengalaman masing-masing," ungkapnya, Sabtu (29/1/22) siang.
Sementara itu Ketua Bayonet Tasikmalaya Adi menerangkan Opel Blazer memiliki jenis Mesin 2.2 liter GM Family II dengan 4 silinder segaris 16 katup dengan daya Maksimal 138 Hp/5.600 rpm dan Torsi Maksimal: 195 Nm / 3.400 rpm sehingga memiliki tenaga yang sangat besar dengan tranmisi manual 5 speed.
Adi menambahkan tampilan eksterior mobil terkesan gagah dengan kapasitas kabin yang luas, menjadi salah-satu daya tarik penggemar blazer untuk tetap mempertahankan blazernya.
"Body mobil sudah menggunakan plat baja dua lapis serta kaki-kaki kokoh dengan Ground clerance tinggi sehingga tenaga saat melahap tanjakan sangat kuat membuat penumpang menjadi nyaman karena suspensi di depan dan belakang menggunakan MacPherson struts independen," ungkapnya.
Anggota Bayonet sedang menerima Coaching Clinic dari senior Bayonet di sekretariat Gerage Bayonet Jalan Stasiun No. 15 Tasikmalaya Sabtu (29/1/22) siang (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Namun di balik keunggulan mobil yang penjualannya dirilis pada tahun 1996–2005, menurut Adi terdapat beberapa kelemahan, diantaranya AC mobil yang sering rewel, sehingga mesin mobil gampang overheat. Dan yang paling terkenal dari Blazer ini adalah terkenal boros, sehingga harga jual mobil Blazer menjadi turun anjlok.
Kelemahan borosnya bahan bakar di mobil Blazer menjadi bahasan setiap kopi darat anggota Bayonet yang pada akhirnya seorang anggota Bayonet yang bernama Dwi Jack membuat inovasi dengan menciptakan teknologi yang sangat sederhana yang bernama Tornado Air Power atau yang dikenal TAP.
Dwi Jack mengungkapkan TAP ini merupakan salah satu solusi untuk menghemat bahan bakar dengan mengatur masukan udara sehingga kebutuhan udara pada ruang bakar mobil dapat di maksimalkan.
"Alhamdulilah, hasil kopdar ini kita berinovasi menciptakan TAP yang banyak dipakai oleh ratusan pengguna mobil Opel Blazer ini," pungkas Dwi Jack. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |