Kementerian PUPR RI Lakukan Penataan Tiga Kawasan Tepi Sungai di Pontianak

TIMESINDONESIA, PONTIANAK – Demi mengembangkan permukiman pesisir berbasis ekonomi perikanan di Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI (Kementerian PUPR RI) pada periode 2016-2019 melakukan Penataan Kawasan Permukiman Nelayan dan Tepi Air di 11 lokasi.
Program Penataan Kampung Nelayan menjadi salah satu prioritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Untuk itu, presiden didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada Kamis (5/9/2019) kemarin meninjau penataan kawasan tepi air (waterfront city) di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Advertisement
Peninjauan dilakukan menggunakan kapal patroli TNI Angkatan Laut (AL) Lemukutan untuk menyusuri Sungai Kapuas dari Mako Lantamal XII Pontianak hingga berlabuh di Alun-Alun Kapuas. Usai peninjauan, presiden mengatakan jika Penataan Kawasan Tepi Sungai Kapuas dikerjakan melalui kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota.
"Jadi ini waterfront-nya sungai Kapuas yang tersambung dengan sungai Landak, dan tadi kita lihat hasilnya rumah yang membelakangi sungai, sebagian sudah menghadap ke sungai sehingga kita lihat semuanya rapi. Sehingga kita lihat semuanya rapi, mulai dihijaukan. Dalam setahun hingga dua tahun ke depan perbedaannya akan kelihatan, kurang sedikiit saja yang kita kerjakan," ujarnya.
Menurut presiden, penataan kawasan tepi sungai di Pontianak, merupakan salah satu dari empat prioritas kawasan tepi sungai/nelayan yang ditata oleh Kementerian PUPR yakni di Kampung Beting (Kota Pontianak), Kampung Sumber Jaya (Kota Bengkulu), Kampung Tegalsari (Kota Tegal) dan Kampung Tambak Lorok (Kota Semarang).
"Dari hasil pengamatan saya langsung bersama rombongan tadi waterfroncity yang dibangun di Sungai Kapuas, paling bagus dan rapi," kata Presiden.
Sementara Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono mengatakan jika untuk penataan kawasan di Kampung Beting dan Permukiman Benua Melayu Laut (BML), Pontianak sudah rampung dengan penyelesaian pekerjaan minor hingga akhir tahun ini. "Kalau mau ada tambahan sedikit untuk melengkapi maka tahun depan akan selesai final," tegasnya.
Dikatakan Menteri Basuki penataan kawasan tepi sungai tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya, tapi juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Hal ini dimungkinkan karena perencanaan dilakukan bersama dengan Pemerintah Kota dan masyarakat.
"Untuk pemanfaatan selanjutnya tinggal bagaimana peran Pemkot untuk pemberdayaan masyarakatnya sehingga dapat mengembangkan potensi kawasan tersebut," ujarnya.
Kawasan Kampung Beting sendiri memiliki bangunan cagar budaya yang erat dengan sejarah perkembangan Kota Pontianak yakni Masjid Jami dan Istana Kadriah Kesultanan Pontianak. Kawasan ini termasuk salah satu kawasan kumuh yang kemudian dilakukan penataan bertahap tahun 2017-2018 dengan anggaran Rp 79,2 miliar. Penataannya dilakukan terintegrasi dengan penataan tepian Sungai Kapuas di Tambelan Sampit.
Sebelumnya pada tahun anggaran 2016-2017, Kementerian PUPR telah menyelesaikan penataan tepian Sungai Kapuas di Tambelan Sampit dengan total anggaran Rp 30,45 miliar. Untuk selanjutnya saat ini juga tengah diselesaikan Restorasi Masjid Beting dan kawasan sekitar dengan total anggaran Rp 91,1 miliar, dengan progres konstruksi 74 persen dan ditargetkan selesai November 2019.
Sedangkan untuk penataan permukiman BML, Kementerian PUPR RI dengan total anggaran tahun jamak 2017-2018 sebesar Rp 49,9 miliar, telah meningkatkan kondisi lingkungan kawasan tersebut. Pekerjaannya mencakup jalur pejalan kaki sepanjang 836 meter, pembangunan mushala, pintu gerbang, pos keamanan, pos polisi, pos babinsa, tandon air 3 pasang, CCTV, dan lampu penerangan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Dhian Mega |
Sumber | : Press Rilis |