Cegah Anemia, Pemkab Sleman Bentuk Tim Getar Thala

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Pemerintah Kabupaten Sleman (Pemkab Sleman) memberikan atensi penuh terhadap masalah anemia yang terjadi di tengah masyarakat. Nah untuk mencegah penyakit anemia di tengah masyarakat Sleman, Dinas Kesehatan Pemkab Sleman membantuk tim penanggulangan anemia remaja Kabupaten Sleman yang dinamai Getar Thala (Gerakan Tanggulangi Anemia Remaja dan Thalasemia).
Pengukuhan sekaligus lauching tim Getar Thala dilakukan oleh Bupati Sleman Sri Purnomo di Grand Serela Hotel Jalan Magelang, Sleman, Yogyakarta, Selasa (18/8/2020). Tim Getar Thala dari 14 perwakilan pelajar SMA se-Kabupaten Sleman turut hadir. Seperti, SMK Kesehatan Binatama, SMAN 1 Sleman, SMAN 1 Mlati dan lain sebagainya.
Advertisement
Untuk menguatkan keberadaan tim Getar Thala, Bupati Sleman Sri Purnomo menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2019. Anemia merupakan kondisi dimana tubuh manusia tidak memproduksi sel darah merah sehat yang cukup atau sel darah merah yang tidak berfungsi di dalam tubuh. Hal ini bisa terjadi pada manusia disemua usia, tak terkecuali anak-anak dan remaja. Bahkan, remaja putri cenderung lebih rentan terkena anemia yang dipicu juga oleh siklus menstruasi setiap bulan.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, Pemkab Sleman memang memprioritaskan penanggulangan anemia, thalasemia dan stunting sebagai bentuk pembangunan sosial.
“Pembangunan itu tidak hanya infrastruktur, tapi mpembangunan sosial dengan memprioritaskan kesehatan masyarakat itu juga prioritas pemkab Sleman,” kata Sri Purnomo.
Menurutnya, ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan anak dan remaja. Yakni, pola makan, dengan makan teratur dan seimbang, pola asuh yang baik sejak dalam kandungan hingga lahir, kemudian pola perbaikan sanitasi dan air bersih penting untuk menunjang kehidupan sehat dan anti stunting.
“Angka perkembangan anemia beberapa tahun terkahir mengkhawatirkan. Pada tahun 2016 angka anemia remaja tergolong tinggi,dari pengecekan 500 siswa SMA di Sleman, 15,74% menderita anemia. Setahun berikutnya 2017 turun menjadi 12,60%. Tahun 2018 naik tajam menjadi 22,80%. Penyebab anemia pada remaja putri 12,8% dipicu kekurangan zat besi, dan ditambah siklus bulanan menstruasi yang mengakibatkan darah berkurang.,” jelas Sri Purnomo.
Sehingga, pada tahun 2019 Dinkes Sleman Pemkab Sleman membuat inovasi Getar Thala yang merupakan salah satu dari lima inovasi kesehatan lainya.
“Sebab, dikhawatirkan masalah anemia bisa mempengaruhi tidak hanya remaja namun juga ibu hamil hingga bisa melahirkan anak yang stunting,” terang Sri Purnomo.
Nantinya, para kader Getar Thala ketika melakukan kegiatan akan melakukan workshop serta pelatihan untuk menuntun teman-temannya mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat. Salah satu kegiatan utama yakni menjadwalkan siswa minum tablet tambah darah setiap minggunya.
“Setiap Jumat adalah hari untuk meminum tablet tambah darah bagi siswa-siswi sekolah, upaya Dinas Kesehatan Sleman untuk menanggulangi anemia, thalasemia dan stunting. Semoga lama-lama bisa teratasi dan kegiatan minum obat tambah darah ini bisa membudaya,” terang Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sleman dr Joko Hastaryo M. Kes.
Menurutnya, tim Getar Thala akan dibentuk tiap sekolah. Nah, nantinya para pelajar akan menjadi pelaksana sekaligus pengawas kegiatan, salah satunya kegiataan minum tablet tambah darah bersama.
“Inovasi ini menjadi tonggak perwujudan lingkungan yang lebih sehat dan masyarakat terhindar dari penyakit khsusnya anemia, thalasemia, dan stunting. Mari palajar Sleman menjadi penggerak Getar Thala,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Sleman dr Joko Hastaryo M. Kes. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |