Pemerintahan

Sipongi Ditetapkan Sebagai Rujukan Utama Informasi Karhutla

Kamis, 20 Agustus 2020 - 20:52 | 29.21k
Webinar Pojok Iklim dengan tema optimasi Sipongi. (Foto: menlhk.go.id)
Webinar Pojok Iklim dengan tema optimasi Sipongi. (Foto: menlhk.go.id)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTASipongi sebagai Sistem Informasi Peringatan dan Deteksi Dini Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang dikembangkan Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, menjadi rujukan utama informasi Kebakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla di Indonesia.

Publik dapat langsung mengakses informasinya setiap saat melalui laman www.sipongi.menlhk.go.id. Sistem informasi Sipongi menjadi dasar untuk mencegah terjadinya karhutla melalui deteksi dini hotspot/titik panas. Serta menjadi sumber informasi paling valid untuk masyarakat.

Advertisement

"Karena sering terjadi salah pengertian di masyarakat terkait hotspot. Masyarakat seringkali mengira bahwa hotspot atau titik panas sama dengan firespot atau titik api, padahal berbeda. Sehingga perlu ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait hotspot dan firespot ini. Data lengkap hotspot dan firespot ada di Sipongi," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Basar Manullang dalam rilis pada media, Kamis (20/8/2020).

Webinar-Pojok-Iklim-b.jpg

Dalam diskusi Pojok Iklim yang mengangkat tema optimasi Sipongi, yang digelar sehari sebelumnya, Basar menjelaskan bahwa Sipongi memiliki sumber data yang berasal dari empat satelit yaitu Terra Aqua, NOAA, SNPP, dan Landsat 8, serta data cuaca dari BMKG.

Data dalam SiPongi juga lebih akurat karena mengandung informasi tentang lokasi hingga tingkat desa beserta status lahannya. Data juga diselaraskan setiap 30 menit, sehingga data hotspot yang dihasilkan aktual (near-real-time/mendekati waktu sesungguhnya).

"Aplikasi Sipongi masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari KemenpanRB, dan kemudian mendapatkan penghargaan Top 45, yang diserahkan langsung oleh Wapres RI Jusuf Kalla pada tahun 2019," tuturnya.

Ke depan, Basar menjelaskan rencana pengembangan Sipongi menjadi Sipongi+. Hal ini bertujuan agar informasi Karhutla dari Sipongi+ semakin dapat diandalkan, melalui sejumlah penambahan fitur dan penyempurnaan.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderajaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) M. Rokhis Khomarudin menyampaikan perlunya optimasi penginderaan jauh untuk peningkatan kualitas data dan informasi Karhutla.

Webinar-Pojok-Iklim-c.jpg

"Kita menggunakan banyak satelit untuk melakukan pemantauan Karhutla agar tidak ada momen Karhutla yang terlewatkan. Karena semakin banyak satelit, maka persentase pemantauan Karhutla semakin tinggi," paparnya.

Rokhis menambahkan, optimasi Sipongi bisa digunakan sebagai sistem pengambilan keputusan dalam penanggulangan Karhutla di Indonesia, antara lain peringatan dini, pemantauan, pemetaan lahan dan hutan bekas terbakar.

"Sipongi sangat tepat dan akurat menjadi rujukan informasi karhutla," tegas Rokhis.

Tenaga Ahli Menteri LHK Afni Zulkifli mengungkapkan kecepatan informasi dan ketepatan data, menjadi kebutuhan publik di era digitalisasi saat ini. Di sisi lain terdapat tantangan, karena masyarakat masih mengedepankan ketertarikan pada 'badnews is goodnews', dan kurang pemahaman terkait istilah teknis kerja pengendalian karhutla.

"Tugas kita adalah bagaimana agar masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi yang valid dan akurat, tapi juga harus mendapatkan edukasi tentang sistem kerja pengendalian karhutla, katanya.

Menurut Afni, data dan informasi yang cepat dan tepat dapat menjadi rujukan untuk menyimpulkan apa yang sedang terjadi terkait Karhutla, membantu pengambilan dan evaluasi kebijakan. Serta dapat menggerakkan keterlibatan semua pihak untuk mendukung operasi kerja pencegahan karhutla.

"Sipongi sangat tepat menjadi rujukan utama yang diambil dan dipercaya oleh masyarakat tentang data karhutla. Tantangannya adalah membuat masyarakat percaya itu tentu tidak mudah. SiPongi harus terus berinovasi, informatif dan responsif. Sehingga upaya pencegahan menjadi semangat semua pihak, karena mencegah lebih baik daripada memadamkan," katanya.

Sipongi juga sudah diseminasi publik melalui media sosial, dan sudah diluncurkan versi android sejak 2019.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES