Pemerintahan

Pakar Pertanian Unej: Petani Jember Perlu Edukasi Penggunaan Pupuk Seimbang

Senin, 24 Agustus 2020 - 21:46 | 40.58k
Pakar pertanian dan pakan dari Universitas Jember Prof Dr Yuli Witono (kiri) saat menjadi pembicara bersama Bupati Jember dr Faida dalam seminar pertanian di Aula PB Sudirman, Senin (24/8/2020). (FOTO: Dody Bayu Prasetyo/TIMES Indonesia)
Pakar pertanian dan pakan dari Universitas Jember Prof Dr Yuli Witono (kiri) saat menjadi pembicara bersama Bupati Jember dr Faida dalam seminar pertanian di Aula PB Sudirman, Senin (24/8/2020). (FOTO: Dody Bayu Prasetyo/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Pakar pertanian dan pakan dari Universitas Jember Prof Dr Yuli Witono mengatakan bahwa para petani perlu untuk mendapatkan edukasi tentang penggunaan pupuk dengan seimbang. Hal tersebut agar mengurangi ketergantungan petani Jember terhadap pupuk jenis maupun merek tertentu.

Hal tersebut disampaikan Prof Yuli usai menjadi narasumber dalam diskusi tentang pertanian di Aula PB Sudirman, kantor Pemkab Jember, Jawa Timur, Senin (24/8/2020).

Advertisement

Menurut guru besar bidang kimia pangan dan hasil pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember tersebut hingga kini petani masih tergantung pada jenis pupuk tertentu dalam mengolah lahannya.

Sehingga, edukasi harus diberikan secara gradual.

"Karena ini tebtang mindset ya. Seperti makan nasi, kalau tidak makan nasi rasanya masih kurang. Sama seperti petani, kalau tidak pakai pupuk urea rasanya kurang lega, walau untuk beberapa tanaman tertentu memang perlu pupuk urea," kata Yuli.

Dia mengatakan bahwa seharusnya petani harus lebih selektif dalam penggunaan pupuk.

"Harus penggunaan pupuk secara seimbang. Sesuai dengan karakteristik agroklimat," tuturnya.

Yuli menuturkan, selain untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik, edukasi tersebut juga dapat mengatasi kelangkaan pupuk urea di Jember.

"Tentu hal tersebut jadi harapan jangka pendek maupun jnagka panjang. Sekarang kalau bicara pangan organik, misal beras organik harganya mahal dan sehat. Zaman dulu petani tidak pakai pupuk (anorganik, Red) tapi kesehatan tanaman luar biasa. Itu yang perlu diedukasi," terangnya.

Untuk diketahui bahwa sejumlah petani di Jember mengeluhkan kelangkaan pupuk jenis urea, khususnya pupuk bersubsidi untuk mengolah lahan pertanian. Hal tersebut karena adanya pengurangan kuota atau jatah pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Jember dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada 2020 ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES