Infrastruktur Tergarap, Penyerapan Anggaran APBD Banjarnegara Hampir 100 Persen

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Walaupun dalam pandemi virus Corona atau Covid-19, Pemkab Banjarnegara, Jawa Tengah mampu menyelesaikan pembangunan infrastruktur jalan yang didambakan warganya. Semua ini tentunya menjadi cacatan penting bagi Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, tiga tahun berjalan masa kepemimpinannya.
Pada saat Pemkab yang lain dananya tersedot ke penanganan Covid-19, Bupati Budhi Sarwono dapat menyisihkan Rp 200 miliar untuk pembangunan sekaligus memenuhi aspirasi masyarakat yakni pembangunan infrastruktur jalan sebagai penunjang perekonomian warga.
Advertisement
Ini terungkap saat ramah tamah dengan insan media di Pringgitan Rumah Dinas, Jumat sore (4/12/2020).
Bupati didampingi Dwi Suryanto MSi Kepala DPPKAD Banjarnegara, Totok Setya Winarna (Kapertan KP), Agung Yudianto (Kadisparbud), Riono Rahadi Prasetyo (Kadiskominfo), Karnoto (Kabag Umum Setda), Budhi Wahyono (Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD), M Arqom Al Fahmi (Kabid Bina Marga DPU PR Banjarnegara) dan Kadir, Kabid Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Banjarnegara.
TIMES Indonesia mencatat ada lima bidang yang mendapat perhatian serius Bupati Banjarnegara menuju Visi Banjarnegara Sejahtera dan Bermartabat, yakni pembangunan, keuangan, pertanian, pariwisata dan kebencanaan.
Kepala DPPKAD Banjarnegara, Dwi Suryanto MSi menegaskan, bahwa pandemi Covid-19 tak terlalu berpengaruh pada pembangunan infrasruktur walau anggaran untuk infrastruktur dipangkas cukup besar yakni Rp57 miliar untuk penanganan virus corona.
Kemudian dari sisi penyerapan anggaran Banjarnegara masuk 10 besar nasional 52 persen pada Juli 2020. Dan saat ini, per bulan November sudah mencapai 99 persen. Sehingga target 100 persen pada 15 Desember dipastikan tercapai.
Kemudian hal yang perlu diketahui kita masih punya Silva (sisa anggaran) Rp 3 miliar, dimana dana ini harus digunakan hingga akhir Desember 2020. " Kami sudah konsultasi dana ini dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat termasuk Covid-19," jelas Dwi Suryanto.
Di bidang pembangunan, Kabid Bina Marga DPU PR Banjarnegara, M Arqom Al Fahmi menjelaskan, progres infrastruktur sudah mencapai 100 persen pada 17 November 2020 dengan penyerapan anggaran 99 persen.
Kemudian untuk kondisi infrastruktur jalan baik di Kabupaten Banjarnegara setiap tahun meningkat. Pada Tahun 2017 lalu, jalan baik sebesar 60 persen, tahun 2018 meningkat menjadi 64 persen, tahun 2019, 70 persen dan tahun 2020, 76 persen. Pada akhir Desember akan mencapai 80 persen.
Beberapa proyek jalan yang cukup vital antara lain: Peningkatan jalan dan pemeliharaan jalan di wilayah kecamatan Banjarnegara dengan nilai proyek Rp. 13,4 miliar (Argasoka, Wanasari), Peningkatan jalan dan pemeliharaan jalan di wilayah kecamatan Pagedongan dengan nilai proyek Rp 29,1 miliar (Gunungjati, Peaangkalan) Peningkatan jalan dan pemeliharaan jalan di wilayah kecamatan Bawang dengan nilai proyek Rp12,8 miliar (Silangit, Kebondalem), Peningkatan jalan dan pemeliharaan jalan di wilayah kecamatan Mandiraja dengan nilai proyek Rp 24,1 miliar (Merden, Lawangawu).
Kemudian di bidang pertanian, Kepala Dipertan KP, Totok Setya Winarna menyampaikan bahwa saat ini Banjarnegara sudah ekspor beberapa komoditas pertanian. Bawang putih sudah 10 kali ekspor ke Taiwan dan Jepang, Sayuran ke Malaysia.
"Kemudian kita memiliki Durian Simimang yang sudah paten milik Banjarnegara. Durian ini kedepan diharapkan menjadi jargon Banjarnegara," ucap Totok.
Agung Yudianto, Kepala Disparbud Banjarnegara menyampaikan bahwa tahun 2020 ini sektor pendapatan dari dua objek wisata yang dikelola yakni Candi Dieng dan Curuk Pitu sebesar Rp 7,197 miliar.
"Memang ada penurunan kunjungan wisata ke Dieng pada bulan Oktober - Desember 2020. Hal ini disebabkan karena pemberlakukan PSPB tahap 2 di DKI Jakarta," jelas Agung.
Hal lain yang menjadi keprihatinan kita bersama adalah menyoal masalah kebencanaan. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Budi Wahyono melaporkan bahwa hingga Jumat tanggal 4 Desember tercatat 298 kali.
Terbanyak adalah bencana tanah longsor, 275 kali. Dari jumlah ini ada 9 titik atau desa yang harus ditindaklanjuti. Dari 9 desa ini tercatat 157 kepala keluarga (KK) atau 500 jiwa harus mengungsi.
Sedang bencana terparah terjadi di Desa Kalitlaga Kecamatan Pagentan. Warga sekampung sebanyak 111 KK atau 326 jiwa terpaksa diungsikan karena rumahnya terancam ambruk.
"Kami dan Tim Reaksi Cepat (TRC) siaga 24 jam untuk penanganan bencana alam dengan kekuatan 3 tim dibantu TNI/Polri dan 2 tim untuk penanganan pemakaman Covid-19," kata Budi Wahyono di depan Bupati dan wartawan Banjarnegara. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |