Pemerintahan

Ini Penyebab Banjir Bandang di Kota Batu

Jumat, 05 November 2021 - 06:06 | 168.14k
Gubernur Jatim, Dra Hj Khofifah Indarparawansa mengecek nasi bungkus yang diberikan untuk pengungsi dan petugas. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Gubernur Jatim, Dra Hj Khofifah Indarparawansa mengecek nasi bungkus yang diberikan untuk pengungsi dan petugas. (FOTO: Muhammad Dhani Rahman/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BATU – Ini penyebab banjir bandang yang terjadi di Kota Batu. Di depan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Muhammad Rizal memberikan keterangan kepada pers.

Curahan air hujan ini berjalan pada saluran alami yang kemudian bergabung ke Sungai Brantas. Raymond menjelaskan pada hari kejadian tebal hujan yang mengguyur Kota Batu berkisar 80 millimeter yang kumulatif terjadi selama dua jam.

Advertisement

Sedangkan di bagian hulu, curah hujannya lebih tinggi sekitar 100 milimeter yang selama terjadi mulai pukul 14.00 hingga pukul 16.00 WIB.

Khofifah-Indar-parawansa-6.jpg

“Kejadian yang kita lihat tersebut sebabkan hujan tersebut mengangkut material tanah, kayu, batu dan material lainnya mengalir melalui jalur alami yang kanan kirinya sudah ada rumah penduduk,”ujar Raymond.

Air yang turun dari saluran alami ini kemudian mengalir masuk ke Sungai Brantas sekitar pukul 17.00 hingga pukul 18.00. “Tercatat di Kota Malang kecepatannya 430 meter kubik perdetik memasuki kondisi siaga. Saat ini pemantauan kami debit sudah turun, tapi kami tetap harus waspada karena potensi terjadi hujan yang masih mungkin terjadi di bagian hulu Das Brantas Kota Batu,” ujar Raymond.

Menurutnya, selama musim hujan masih terjadi, masih dimungkinkan terjadi banjir susulan terlebih saat ini masih pada potensi kondisi basah yang disebut karena pengaruh iklim global La Nina.

Khofifah-Indar-parawansa-7.jpg

Sementara Rizal menjelaskan bahwa hujan cukup tinggi ini mengakibatkan tangkapan air terbuka. “Kita melihat ada erosi sehingga tanah, bebatuan dan kayu-kayu ikut dalam banjir. Kedepan harus kita perbaiki agar tidak terjadi lagi. Harus ada yang disyukuri dari kejadian ini, kapasitas Sungai Brantas masih mencukupi sehingga tidak sampai membuat bencana yang lebih besar lagi,” ujarnya.

Ke depan ia mengatakan harus menata kembali daerah tangkapan air. Pasalnya yang terjadi saat ini muncul fenomena pembendungan alam yang terjadi. Di mana terjadi pembendungan air tidak mengalir, malah naik ke atas hingga muncul semacam bendungan. Ketika penahannya tanah, batu dan kayu jebol hal ini yang mengakibatkan bencana alam banjir bandang. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES