Perajin Lontong di Surabaya Kaget, Tagihan PGN Tembus 21 Juta
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji langsung terjun ke lapangan saat mengetahui adanya keluhan pelanggan Perusahaan Gas Negara (PGN) di Kampung Lontong, Kupang Krajan, Sawahan.
Warga di sana yang mayoritas berprofesi sebagai perajin lontong itu mengalami tagihan melebihi batas kewajaran. Sejumlah perajin mengalami tagihan Rp15 juta hingga Rp21 juta. Sementara mereka masih dalam kategori pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Berdasarkan tinjauannya Armuji menyebut banyak perajin lontong yang akhirnya beralih menggunakan tabung LPG, namun belum memutus aliran gas dari PGN. "Ini kan kasihan jadi dobel-dobel bebanya. Kami akan panggil PGN," tegasnya.
Soegeng Harijono, salah satu perajin Lontong mendapat tagihan gas mencapai Rp 21 juta pada bulan Desember ini. Padahal Tina, istri Soegeng menyebut penggunaan gas dalam kapasitas normal.
Namun sejak lima bulan terakhir terus mengalami kenaikan, mulai bulan Juli Rp 2 juta, September dan Oktober Rp 4 juta, November Rp 8 juta, dan puncaknya Desember Rp 21 juta.
"Ini tanpa pemberitahuan dari PGN dan nggak tahu kubikasinya berapa. Nggak ada pengontrolan sama sekali," klaimnya.
Pihaknya sempat menghubungi PGN untuk mendapatkan penjelasan atas tagihannya. Namun pelanggan tersebut justru diminta untuk mengontrol sendiri stand meter miliknya. "Jawabannya nggak memuaskan. Biar tau pemakaian kubikasinya harus difoto sendiri stand meternya bulan ini, bulan depan gitu juga," jelasnya.
"Sekarang penghasilan saya aja nggak sampai 8 juta, kalau buat bayar PGN tok, ya mending berhenti bikin lontong," tutupnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |